Dark/Light Mode

Soal Bank Emas, Pengamat: Ide Bagus, Tapi Harus Dikaji Teknisnya

Jumat, 5 Maret 2021 23:35 WIB
Direktur PT TRX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuabi. (Foto: ist)
Direktur PT TRX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuabi. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rencana pemerintah membentuk bullion bank atau bank emas di Tanah Air diapresiasi. Rencana tersebut bisa menambah devisa di tengah pandemi Corona.

Keberadaan bullion bank sebenarnya sudah banyak di negara-negara lain. Tujuannya, agar harga emas di dalam negeri bisa dikontrol. 

Menurut Direktur PT TRX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuabi melihat, pemerintah cukup jeli mengambil rencana di tengah kondisi resesi saat ini. "Target pemerintah di 2021 Indonesia keluar dari resesi, untuk itu butuh berbagai terobosan, kita dukung jangan kita kerdilkan (rencana bullion bank)," ucapnya saat dihubungi RM.id, Jumat (5/3). 

Baca juga : Lawan Corona, Pemda Percepat Vaksinasi Massal Di Daerah

Emas, lanjut Ibrahim, menjadi salah satu cadangan devisa di berbagai negara. Di semua negara ada bullion bank, namun di Indonesia keberadaannya baru sekadar wacana. Untuk itu jika melihat apa saja risiko dan keuntungannya, masih harus dikaji lebih dalam.

Ia menegaskan, keberadaan bullion bank sebagai alternatif penambal devisa sangat sekali dimungkinkan. Namun jika tujuan pemerintah untuk mengatur fluktuasi harga emas, justru di luar kendali pemerintah. Harga emas masih sangat tergantung dengan kondisi global, layaknya rupiah

"Itu sebenarnya bahasa politik yang harus disikapi secara konservatif bisa dijadikan pertimbangan, tapi apakah emas menguat terus karena diintervensi? Ya tidak bisa. Sama seperti rupiah, karena ada sentimen faktor di luar dan di dalam negeri yang membentuk harganya bisa naik turun," imbuhnya.

Baca juga : Soal Penerapan TKDN, Core: Masih Jauh Dari Harapan

Ibrahim pun meminta, agar rencana bullion bank dipikirkan secara matang bagaimana teknisnya nanti. "Karena ini berupa kajian yang masih sangat jauh, ini nanti akan berisisan dengan bursa derivatif maupun bursa berjangka yang mempunyai regulasinya, ini yang seharusnya pemerintah alihkan ke Kementerian Perdagangan, karena komiditinya juga ada di Bappeti," katanya.

Tahun ini, investasi emas diproyeksikan masih redup. Menurut Ibrahim hal ini lantaran muncul pesaing emas yaitu mata uang kripto (Cryptocurrency) seperti bitcoin, yang banyak diminati di pasar global. Selain itu, vaksinasi di berbagai negara membuat optimisme masyarakat muncul. 

Saat ini harga komoditas emas menyentuh level rendah di angka 1.600 dolar AS dan mendekati 1.500 dolar AS. Emas sempat menyentuh level tertinggi di 2.080 dolar AS lantaran adanya pandemi Covid-19 di awal yang menyebabkan lockdown di mana-mana, ditambah digelontorkannya stimulus secara besar-besaran membuat uang beredar cukup tinggi. Membuat orang lari ke safe heaven ke investasi emas, sehingga membuat emas cukup tinggi.

Baca juga : Pengamat Tata Kota: Banjir Harus Diterima Sebagai Kenormalan Baru

"Kalau sekarang mulai rendah, jadi sebenarnya waktu yang tepat juga buat masyarakat beli emas yang kecil-kecil 1-2 gram. Seandainya bisa naik ke 1.800-1.900 kemungkinan bisa BEP. Walau tahun ini kurang berkilau, tapi masih tetap bagus sebagai investasi jangka panjang 5-10 tahun," sarannya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.