Dark/Light Mode

Beras Mau Impor

Kedaulatan Pangan Tinggal Kenangan

Sabtu, 6 Maret 2021 06:30 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Twitter/PerekonomianRI)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: Twitter/PerekonomianRI)

 Sebelumnya 
“Akhirnya harga gabah anjlok, petani rugi. Kapan kita mau mewujudkan kemandirian apalagi kedaulatan di bidang pangan bila seperti ini. Saya mohon jangan impor saat petani sedang panen raya,” pinta politisi PKB ini, saat dihubungi Rakyat Merdeka, tadi malam.

Menurut Daniel, solusi yang tepat adalah menyerap gabah petani sebanyak-banyaknya. Apalagi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas lahan berpotensi meningkatkan produksi padi tahun ini sebesar 4,86 juta hektar atau naik 26,56 persen dibanding tahun lalu.

Baca juga : Pangeran Cendana Merana

Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa menegaskan, tidak ada alasan impor beras. Sebab, produksi tahun ini akan lebih besar daripada tahun lalu.

Dwi juga menyayangkan, rencana impor itu muncul saat petani akan panen raya. Hal itu akan menjatuhkan harga di level petani. “Kalau memutuskan masalah impor, lebih baik Juni, setelah kita tahu masalahnya dengan pasti,” usulnya.

Baca juga : Barata Indonesia Kembangkan Teknologi Kincir Angin

Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) ini juga menilai cadangan beras untuk Ramadan dan Lebaran mencukupi. Belum lagi hasil panen raya dalam waktu dekat. Sebab itu, dirinya meminta agar pemerintah tidak terburu-buru melakukan impor beras.

Di dunia maya, rencana impor ini juga ditentang warganet. Mereka khawatir, impor itu akan membuat harga gabah petani anjlok.

Baca juga : Waskita Karya Bantu Percepatan Pembangunan Di Kalimantan Utara

“Astagfirullah al adzim. Sekarang baru mau panen raya saja harga gabah sudah terjun dari tebing kemari 15 harian sekitar Rp 4.200 sekarang Rp 3.700. Mau jadi apa petani, sungguh malang nasibmu. Sejahtera ternyata hanya mimpi di negeri agraris,” curhat @petanitulen2

“Kenapa harus impor. Beras kita kan masih banyak,” kata @Muis__. “Loh, katanya disuruh mencintai produk sendiri. Kok mau impor beras. Kalau impor itu kan berarti barang dari luar negeri. Piye iki,” sindir @budtsl. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.