Dark/Light Mode

Picu Defisit Neraca Perdagangan

Heran, Stok Gabah Banyak Masih Pengen Impor Beras

Senin, 8 Maret 2021 05:30 WIB
Ilustrasi pekerja menurukan beras dari kargo. (Foto : Istimewa).
Ilustrasi pekerja menurukan beras dari kargo. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah berencana impor beras 1 juta ton dalam waktu dekat untuk menjaga pasokan. Meski kebijakan ini dianggap sebagai solusi jangka pendek, hendaknya dibarengi dengan peningkatkan produktivitas beras di dalam negeri.

Kepala Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta mengatakan, agar impor efektif membantu menurunkan harga beras domes­tik, Kementerian Perdagangan (Kemendag) perlu mengizinkan lebih banyak perusahaan swasta mendapatkan izin impor.

“Tentu saja pemberian izin dilakukan dengan memastikan persyaratan dan juga rekam je­jak,” kata Felippa kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Ketemu Dubes Jepang Kanasugi Kenji, BKS Bahas 8 Poin Penting Terkait Transportasi

Bertambahnya jumlah im­portir akan menciptakan per­saingan, yang pada akhirnya memaksa importir membeli dan menjual beras impor dengan kualitas dan harga terbaik.

Menurut Felippa, hal itu mem­butuhkan reformasi kebijakan besar, seperti perlunya diha­puskan mekanisme penentuan impor pada rapat koordinasi antarkementerian.

Rapat-rapat tersebut memutus­kan alokasi impor kuantitatif dan membutuhkan banyak waktu. Pasalnya, mereka melibatkan proses negosiasi antar beberapa instansi pemerintah yang berbeda-beda.

Baca juga : Puaskan Pelanggan, Sharp Indonesia Raih Penghargaan Bergengsi

Menurutnya, waktu yang di­investasikan dalam rapat terse­but dapat mengurangi peluang importir mengirimkan sinyal kepada pasar global untuk me­naikkan harga, sebagai antisipasi pembelian dari Indonesia.

Selanjutnya, kata Felippa, sistem perizinan yang ada perlu diganti dengan sistem persetujuan otomatis untuk perizinan impor (automatic import licensing system) guna menghapus batasan untuk masuk ke pasar bagi swasta.

Automatic import licensing system menciptakan fleksibilitas yang dibutuhkan oleh importir untuk merespons sinyal pasar in­ternasional. Ini demi keuntungan konsumen Indonesia,” katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.