Dark/Light Mode

Ekonomi Negara Paling Kuat Pun Kini Terperosok

Menkeu: Corona Tak Bisa Diajak Negosiasi

Jumat, 26 Maret 2021 05:50 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam Temu Stakeholder untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional di Semarang. (25/3). (Foto : Tangkapan layar Youtube Kemenkeu RI).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam Temu Stakeholder untuk Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional di Semarang. (25/3). (Foto : Tangkapan layar Youtube Kemenkeu RI).

 Sebelumnya 
“Ini bagian yang melengkapi, APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara), BI, OJK dan reformasi di bidang struktural dilakukan agar Indonesia tidak hanya pulih, tapi tumbuh dengan kuat,” katanya.

Sri juga mengakui, berbeda dengan tantangan ekonomi lainnya, Covid-19 merupakan masalah yang tak berwujud.

“Covid-19 tidak bisa diun­dang di meja perundingan. Covid ini bukan manusia, dia seperti makhluk halus, tidak bisa diajak negosiasi seperti itu,” ujarnya.

Baca juga : Kanker Payudara, Ranking Satu Penyebab Kematian Terbanyak Akibat Kanker Di Indonesia

Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia ini melihat, gelombang penyebaran virus Corona di ber­bagai negara tak bisa terprediksi. Dia mencontohkan kondisi yang terjadi di Eropa.

Beberapa negara di Eropa kembali melakukan lockdown setelah sempat membuka ger­bang perbatasannya. Lockdown dilakukan sebagai dampak mun­culnya gelombang ketiga pan­demi dan meluasnya varian baru virus Corona.

Situasi serupa pun terjadi di Florida, Amerika Serikat. Sri mengatakan, negara bagian yang terletak di sisi tenggara Amerika itu menghadapi tan­tangan penyebaran virus men­jelang liburan musim semi. Padahal, Amerika Serikat sudah menggencarkan vaksinasi bagi penduduknya.

Baca juga : Guru Besar UI: Vaksinasi Tekan Penularan Corona Dan Hemat Duit Negara

Untuk menghadapi tantangan perekonomian ini, Sri mengaku, penanganan terhadap pandemi Covid-19 menjadi fokus utama se­mua negara, termasuk Indonesia.

Pemerintah pun tak bisa sendiri mengatasi masalah pandemi, sehingga membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, upaya pe­mulihan ekonomi nasional pada Januari-Februari 2021 ini masih belum signifikan.

Baca juga : India Panggil Diplomat Pakistan Terkait Baku Tembak di Kashmir

“Ekspektasi di kuartal I-2021 masih akan berada di kisaran negatif 2 persen sampai 1 persen,” katanya. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.