Dark/Light Mode

Jadi Bengkel Pesawat

Kertajati, Duh Nasibmu...

Rabu, 31 Maret 2021 07:57 WIB
Bandara Kertajati (Foto: Istimewa)
Bandara Kertajati (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Mitra lain yang dijajaki adalah PT Garuda Maintenance Facilities (GMF), anak usaha PT Garuda Indonesia. GMF selama ini beroperasi di Bandara Soekarno-Hatta. "Kita akan segera bangun dan kembangkan di lahan yang sudah ada secepatnya,” kata Budi, seusai rapat. 

Eks Direktur Angkasa Pura II ini mengatakan, fasilitas MRO di Kertajati membidik pasar perawatan pesawat pribadi. Selain itu, ia memastikan pemanfaatan Kertajati sebagai bandara yang melayani penerbangan haji dan umroh juga akan diteruskan.

Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio miris melihat nasib Kertajati. Dia menyebut, Kertajati jadi seperti ini karena pengerjaan infrastruktur terkesan kental unsur politis. 

Baca juga : Tanpa Tanding, Osaka Kejar Nomor Wahid

Agus mengaku sudah memberikan masukan soal proyek ini pada 2010-2011 atau saat Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Barat saat itu, akan membangun Kertajati dengan APBD. Dia bilang, lokasi Kertajati jauh dari mana-mana, tak cocok dijadikan bandara. Jarak Bandung-Kertajati sekitar 100 kilometer atau kurang lebih 2 jam perjalanan. Ia mengusulkan, kalau mau membangun bandara, lebih baik di Cirebon atau Karawang. 

Namun, saat itu, Pemprov Jawa Barat tetap ngotot. Karena tak punya duit, pemerintah pusat akhirnya membantu pembiayaan Kertajati dengan APBN melalui Kementerian Perhubungan. Ignasius Jonan, Menteri Perhubungan saat itu, sempat menolak melanjutkan pembangunan. Namun, pengerjaan terus berlanjut di bawah Menteri Perhubungan Budi Karya. 

Menurut Agus, keputusan pemerintah menjadikan Kertajati sebagai bengkel pesawat tak akan membawa hasil maksimal. Apalagi kalau hanya mengandalkan pesawat TNI yang jumlahnya tak seberapa. Maskapai komersial pun akan pikir-pikir untuk memperbaiki pesawatnya di sana. Soalnya, bengkel pesawat sudah ada di Cengkareng. Kalau dibawa ke Kertajati, keluar ongkos lagi.

Baca juga : Saudi Tangkis Serangan 6 Drone Houthi Yaman

"Sudahlah, saya usul dijadikan gedung kesenian saja. Sudah sulit diapa-apakan itu," kata Agus, saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, tadi malam. 

Ke depan, Agus berharap pembangunan infrastruktur tidak didasari unsur politik. Tapi, harus sesuai dengan kebutuhan. Soalnya, akan dipertanggungjawabkan kepada publik. Jika dikerjakan dengan baik, infrastruktur memiliki peran strategis ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Sebaliknya, jika mengabaikan kajian, justru akan menguras kantong negara.

Kabar Kertajati akan menjadi lokasi bengkel pesawat dengan cepat menyebar di dunia maya. Tak sedikit pengguna yang meratapi nasib Kertajati. 

Baca juga : Sandi Pamerkan Desa Wisata Ke Dubes India

Wartawan senior Uni Lubis ikut mengelus dada mendengar keputusan ini. "Ini dulu studi kelayakannya bagaimana ya? Mau bikin bandara atau bengkel?" kicaunya, di akun @unilubis. 

Akun @merdekarakyan mengingatkan, apakah keputusan menjadikan bengkel pesawat sudah melewati studi kelayakan. Jangan sampai setelah buka bengkel, masih tak ada pesawat yang mau mampir. "Bingung dah," kicaunya. 

Sementara, akun @yosngarang menilai, sangat sulit untuk menghidupkan Kertajati. Soalnya bandara jauh dari mana-mana. "Lebih baik dijadikan tempat jemur padi dan penggilingan padi saja untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia?" sindirnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.