Dark/Light Mode

Konversi Kompor LPG Ke Listrik Sulit Gaet Wong Cilik

Masak Urusan Perut, Repot Jika Setrum Masih Byar Pet

Selasa, 27 April 2021 05:58 WIB
Ilustrasi Kompor Listrik. (Foto : Istimewa).
Ilustrasi Kompor Listrik. (Foto : Istimewa).

 Sebelumnya 
“Dengan begitu, penggunaan kompor induksi rumah tangga ditargetkan bisa terdongkrak,” kata Direktur Niaga dan Manaje­men Pelanggan PLN, Bob Saril di Jakarta, Kamis (22/4).

Kesiapan Produk Lokal

Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, penggunaan energi listrik lebih murah ketimbang penggunaan gas yang saat ini masih dipenuhi dari impor.

Baca juga : Kasihan Rakyat, Sudah Jatuh Kesetrum Juga

Erick optimistis, program in ini akan berjalan baik ketika semua BUMN Karya dan kebi­jakan di Kementerian Kemen­terian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), turut memastikan pembangunan rumah dan apartemen dilengkapi fasilitas listrik dan kompornya.

“Ini percepatan penekanan impor dalam 5 tahun ke depan, kalau kita bisa ubah minyak tanah ke LPG, kenapa nggak mengubah LPGke listrik saja,” kata Erick dalam konferensi pers virtual, Kamis (22/4).

Mantan Bos Inter Milan ini mengkalkulasi, penggunaan kompor listrik ini akan mem­berikan penghematan biaya impor, yang per tahun-tahunnya rata-rata memakan dana hingga Rp 60 triliun.

Baca juga : Operasikan Rute Domestik Berbasis Satelit, AirNav Bikin Maskapai Ngirit Rp 10 Miliar Per Bulan.

Sedangkan untuk rumah tangga, setelah dilakukan uji coba, peng­gunaan listrik untuk memasak akan menghemat biaya penge­luaran LPGdari sebelumnya Rp 147 ribu menjadi Rp 118 ribu.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmi­ta mengatakan, industri nasional siap mendukung program kon­versi 1 juta kompor listrik yang diinisiasi Kementerian BUMN dan Kementerian PUPR.

Menurut Agus, saat ini ada dua industri dalam negeri yang sudah memproduksi kompor listrik (induksi), yakni PT Adyawinsa Electrical and Power. Merek produknya adalah Myamin, dengan kapasitas produksi 17 ribu unit per tahun untuk satu lini produksi dan dapat ditingkatkan hingga delapan lini produksi.

Baca juga : Politisi Nasdem : Impor Pangan Urusan Perut, Nggak Bisa Ditunda-tunda

“Kemudian PT Maspion, dengan merek Maspion, yang memi­liki kapasitas sebanyak 300 ribu unit per tahun,” jelasnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.