Dark/Light Mode

Politisi Nasdem : Impor Pangan Urusan Perut, Nggak Bisa Ditunda-tunda

Jumat, 15 Februari 2019 10:55 WIB
Anggota DPR RI asal Fraksi Nasdem Johnny G Plante. (Foto : istimewa)
Anggota DPR RI asal Fraksi Nasdem Johnny G Plante. (Foto : istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Fraksi Nasdem DPR Johnny G Plate heran dengan politisasi kebijakan impor pangan yang dilakukan Pemerintah. Padahal, impor itu dilakukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, yang saat ini jumlahnya terus bertambah. Impor dilakukan karena produksi di dalam negeri belum mencukupi.

“Pangan itu hanya ada dua, demand dan supply. Dari sisi demand, dengan semakin tumbuh penduduk, semakin banyak mulut dan perut. Enggak bisa perut ditunda dulu, minggu depan baru kita makan. Enggak bisa,” tegas Sekjen Partai Nasdem ini.

Baca juga : Kebebasan Beragama Dan Berkeyakinan

Dia mengakui, impor merupakan keputusan pahit. Banyak pihak yang protes. Namun, impor harus dilakukan. Jika tidak, Indonesia bisa kekurangan pangan. Harganya pun bisa melambung tinggi. Dia paham, data pangan saat ini masih acak-acakan.

Ada pihak yang bilang cukup, ada yang bilang kurang. Namun, dengan perkembangan yang terjadi di lapangan, Pemerintah tidak boleh berlama-lama dalam memutuskan impor. Sebab, hal itu menyangkut perut. “Kita tahu memang data pangan itu harus di-revalidasi. Tapi, mau tunggu validasi data sampai kapan? Rakyat keburu lapar. Karena itu, Pemerintah harus ambil keputusan, akhirnya impor yang diambil,” tandasnya.

Baca juga : Macan Kemayoran Diperkuat Duo Samba

Di awal tahun ini, Pemerintah membuka impor jagung sekitar 30 ribu ton. Meski begitu, Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi optimistis, produksi jagung nasional terus meningkat. Indikator terlihat dari para petani yang tengah semangat memanfaatkan lahan terbengkalai untuk ditanami jagung. Optimisme Suwandi itu disampaikan saat menyaksikan panen jagung di Desa Watangrejo, Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri, Jawa Tengah, kemarin.

“Saya sangat bahagia karena petani di Desa Watangrejo ternyata mampu memanfaatkan tanah pertanian yang tandus untuk ditanami dengan optimal. Ke depannya, agar petani tetap mengusahakan lahannya dengan baik dengan cara menggunakan pupuk organik,” ujarnya.

Baca juga : Mahfud MD: Bukan Alumni Dan Tak Pernah Diundang

Lahan yang ditanami tersebut sebelumnya berupa batu padas. Kemudian direklamasi dengan menambahkan tanah subur yang diambil dari daerah lain. Dia pun memastikan, Pemerintah akan selalu hadir di tengah petani. Berbagai bantuan sudah disiapkan untuk memacu semangat petani, seperti alat pemipil jagung. Kepada para petani, dia menyarankan untuk mengajukan bantuan melalui Dinas Pertanian setempat. Selanjutnya, Dinas Pertanian akan meneruskan ke Kementan. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.