Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Dukung Produk UMKM Lokal
Shopee Tutup Akses 13 Jenis Usaha Impor
Rabu, 19 Mei 2021 05:10 WIB
Sebelumnya
Di samping itu, papar Handika, penutupan akses itu sejalan dengan prioritas Shopee yang ingin memperluas akses pasar produk UMKM lokal. Karenanya, Shopee mencoba merambah pasar di Brazil. Serta, menargetkan akan ada 500 ribu eksportir UMKM lokal di 2030.
“Jadi jangan kaget kalau nanti di Rio de Janeiro banyak bule pake batik. Kami pastikan ini bukan paksaan, tapi strategi membuat produk dalam negeri dapat support dengan pasar yang lebih luas lagi,” imbuhnya.
Untuk diketahui, selain Shopee, saat ini e-commerce cross border di Asia Tenggara antara lain JD.com, Alibaba.com, Amazon, Ebay, Lazada, dan Zalora. Sementara e-commerce domestik yakni Tokopedia dan Bukalapak.
Baca juga : Gandeng KemenkopUKM, Shopee Tutup 13 Jenis Usaha Impor
Di kesempatan yang sama, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menyebut, potensi penyelamatan akibat penutupan beberapa jenis usaha impor ini mencapai Rp 300 triliun per tahun. Jumlah ini meliputi Rp 280 triliun per tahun fesyen muslim dan industri batik sebesar Rp 4,89 triliun.
Teten berharap, e-commerce lain juga mengekor langkah Shopee. “Ini yang kami proteksi. Kita masuk ke perdagangan bebas, tapi perlu menyiapkan UMKM yang compete. Di mana 13 jenis itu sudah bisa dibuat oleh UMKM lokal,” terang Teten.
Pihaknya bersama lintas kementerian lain meliputi Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kementerian Informasi dan Informatika (Kominfo), BPOM dan sejumlah e-commerce lainnya melakukan rapat koordinasi, dalam menggodok aturan produk impor tersebut.
Baca juga : Smesco Dorong Produk UMKM Unggulan Ekspansi Hingga Pasar Ekspor
Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun mengakui, produk-produk asing di e-commerce crossborder memang telah membunuh UMKM.
“Kami memang meminta pemerintah secara tegas dan terperinci mengatur penjualan cross border ini lebih cepat,” harap Ikhsan kepada Rakyat Merdeka.
Menurut Ikhsan, produk asing bebas masuk Indonesia lantaran banyaknya perjanjian dagang yang membuat Indonesia menjadi pasar yang sangat menggiurkan untuk penjual asing.
Baca juga : Jokowi: Transformasi Digital Jangan Cuma Nambah Impor
“Ini adalah hasil dari kebijakan pasar kita yang terbuka, karena Indonesia telah menandatangani AFTA (ASEAN Free Trade Area), MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Ya otomatis Indonesia jadi bidikan pasar, karena kita paling besar di Asia Tenggara,” tutup Ikhsan. [DWI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya