Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
BRI Bakal Kerek Porsi Kredit Buat Usaha Wong Cilik
UMKM Terdampak Corona Mulai Pulih
Sabtu, 7 Agustus 2021 05:30 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terdampak Covid-19 mulai pulih. Hal tersebut tercermin dari kenaikan penyaluran kredit PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, untuk segmen tersebut.
Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Sunarso mengungkapkan, pulihnya sektor UMKM merupakan salah satu indikator penting dalam kinerja BRI. Disebutkannya, secara konsolidasi, total penyaluran kredit BRI tumbuh Rp 929,40 triliun per Juni 2021, meningkat dibandingkan dengan penyaluran kredit BRI tahun lalu sebesar Rp 922,97 triliun.
Dari total kredit Rp 929,4 triliun itu, papar Sunarso, kenaikan cukup signifikan terjadi pada kredit mikro sebesar 17 persen atau menjadi Rp 366,56 triliun.
Baca juga : BI: Penyaluran Kredit Bank Mulai Positif
“Itu kenapa BRI tetap fokus di segmen ini. Bisnis mikro komposisi kredit mikro mencapai 39,44 persen. Sampai 2025, kami targetkan porsinya menjadi 45 persen,” ucap Sunarso dalam paparan kinerja Kuartal II-2021 secara virtual, kemarin.
Selain kredit mikro, lanjutnya, segmen UMKM tumbuh hingga Rp 749,33 triliun dari sebelumnya Rp 725,2 triliun. Saat ini porsi kredit UMKM sebesar 80,62 persen. Perseroan menargetkan tahun 2025, porsi kredit untuk usaha wong cilik itu menjadi 85 persen.
“Tanda-tanda kebangkitan ekonomi Tanah Air terus terjadi. Pertumbuhan ekonomi 7,07 persen (kuartal II-2021) dirasakan oleh BRI. Ekonomi makin bergeliat, menumbuhkan optimisme terutama bagi UMKM,” ujarnya.
Baca juga : Sydney Bakal Terima Mahasiswa Internasional Mulai Juli
Mantan Direktur Utama Pegadaian ini pede segmen UMKM terus tumbuh. Apalagi, akan didorong lahirnya Holding Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) bersama PT Penanaman Nasional Madani (Persero) atau PNM dan PT Pegadaian (Persero).
Optimisme BRI terhadap kebangkitan ekonomi juga muncul dari data restrukturisasi kredit. Restrukturisasi kredit di BRI pada Juni 2021 yang turun atau mulai landai. Saat ini restrukturisasi kredit tersisa Rp 175,2 triliun, dari puncak restrukturisasi kredit di tahun lalu sebanyak Rp 231 triliun.
“Sebagian besarnya karena sudah banyak yang mampu melakukan pembayaran, dan sisanya masuk ke rasio Non Performing Loan (NPL). Semoga bisa diturunkan lebih agresif lagi,” imbuh Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya