Dark/Light Mode

Prabowo Batalkan Kontrak Rp 50 Triliun

Duitnya Bisa Buat Penanganan Corona, Negara Lagi Butuh Tuh

Kamis, 23 Juli 2020 05:43 WIB
Menhan, Prabowo Subianto
Menhan, Prabowo Subianto

RM.id  Rakyat Merdeka - Kontrak alat utama sistem persenjataan senilai Rp 50 triliun di Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dibatalkan. Katanya, rawan dikorupsi.

Pembatalan kontrak-kontrak alutsista senilai Rp 50 triliun di Kemenhan itu dilakukan Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto. 

Uangnya dikembalikan ke Kementerian Keuangan. Namun, yang mengumumkan pembatalan kontrak alutsista bukan Prabowo. Bukan pula Kementerian Pertahanan. 

Justru, Hashim Djojohadikusumo. Adik Prabowo yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. 

“Saudara-saudara, saya mau buka saja prestasi Prabowo. Dua bulan jabat Menteri, dia batalkan kontrak-kontrak alutsista di Kemenhan senilai Rp 50 triliun,” ujar Hashim dalam sebuah video yang diunggah stasiun televisi swasta di YouTube, Senin (20/07). 

Aksi Prabowo yang membatalkan kontrak alutsista senilai Rp 50 triliun mendapat tanggapan pro dan kontra warganet. Yang pro menilai Prabowo seorang yang gentlement. Dan yang kontra menuding karena tidak kebagian fee. 

“Sikap gentlement-nya saya akui top, top banget. Beliau memang prajurit sejati. Bangga Indonesia punya Menteri Pertahanan seperti beliau,” puji Corona. 

Baca juga : Kursi Garuda Angkut Perabotan Masyarakat

“Nasionalisme Pak Prabowo tidak diragukan,” tegas Fattah Wibisono. 

“Pak Prabowo terlalu baik, seharusnya bapak yang memimpin negara ini,” saut Nhamira. 

Ariefsis mengatakan, Indonesia memang butuh orang yang tegas dan nasionalisme tinggi. Ada baiknya Prabowo merangkap juga Menteri Perdagangan. 

“Biar impor barangbarang remeh dari China distop, industri kecil kita bisa jalan dan makmur,” ujarnya. 

Yahnda menimpali. Dia bilang, presiden sudah perintahkan Menhan untuk beli alutsista dari dalam negeri. Jadi, kata dia, sangat bagus kalau kontrak 50 triliun dibatalkan. 

“Ngapain beli alutsista kalau masih bisa diproduksi dalam negeri. Kalau memang udah gak bisa diproduksi dalam negeri impor gak apa-apa,” katanya. 

Woles Bro menilai, alutsista sudah seharusnya dibatalkan karena urgensinya tidak ada. Apalagi, di masa pandemi sekarang negara lagi butuh duit banyak untuk penanganan virus corona. 

Baca juga : Prabowo Diingatkan Negara Lagi Tongpes

“Juga untuk menggerakkan ekonomi yang udah minus 5 persen di kuartal 2 ini,” kata dia. 

Menurut Siscaangripinanto, sepengetahuanya, membatalkan kontrak tidak bisa seenak jidat. Di dalam kontrak, pasti banyak klausul tentang penalti yang jumlahnya bisa senilai kontraknya jika ada pembatalan sepihak. 

“Namanya kontrak, kalau dibatalkan salah satu pihak pasti ada dendanya,” tambah Lthwr_rbt. Calvin Kevin menjawab soal Prabowo yang nggak mau tanda tangan kontraknya. 

“Jadi belum terikat kontrak. Beda kalo sudah tanda tangan terus dibatalin, pasti ada penalti,” ucapnya. 

Bambang Lukito berharap tidak ada korupsi dalam pengadaan alutsista. Dia wanti-wanti, jangan sampai kontraknya dibatalkan karena bukan Prabowo yang buat sehingga dibatalkan. 

“Terus terang saya sendiri pesimis mereka yang sudah keluar uang sangat besar untuk pilpres tidak akan melakukan korupsi saat mereka menjabat,” kata dia. 

Arsene menambahkan, pembatalan kontrak senilai Rp 50 triliun baru informasi sepihak dan belum teruji kebenarannya. 

Baca juga : Fadli Zon Mainkan Politik Belah Bambu

“Kalau memang benar buka dong, ini malah diinfokan ke pengurus partai yang notabene saudagar besar. Buka semua agar di Kementrian Pertahanan transparan,” harap dia. 

Terpisah, Ketua DPD Gerindra Sumatera Barat (Sumbar) Andre Rosiade menyebut, ada dua alasan Menhan Prabowo membatalkan kontrak-kontrak alutsista senilai Rp 50 triliun. 

Pertama, alutsista itu tidak cocok digunakan di Indonesia. Kedua, dianggap kemahalan. Namun Andre tak menjelaskan secara rinci alutsista apa saja yang dibatalkan. 

Meski demikian, dia menegaskan, dari awal Prabowo berkomitmen untuk menghentikan kebocoran anggaran negara. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.