Dark/Light Mode

Hasil Survei BI Pada Triwulan II: Harga Melejit, Penjualan Properti Belum Nendang

Sabtu, 14 Agustus 2021 07:22 WIB
Bank Indonesia. (Foto : Istimewa).
Bank Indonesia. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank In­donesia menunjukkan bahwa harga properti residensial pada triwulan II-2021 mengalami pertumbuhan.

Direktur Eksekutif Ko­munikasi BI Erwin Haryono menerangkan, pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) triwulan II-2021 tercatat 1,49 persen (year on year/yoy).

“Capaian ini lebih tinggi dibandingkan dengan per­tumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 1,35 persen (yoy). Harga properti residen­sial primer diperkirakan juga tumbuh lebih terbatas pada triwulan III-2021 sebesar 1,12 persen (yoy),” kata Erwin da­lam keterangan BI, kemarin.

Baca juga : Golkar Pilih Kerja Nyata

Dari sisi penjualan, lanjut­nya, hasil survei SHPR meng­indikasikan penjualan properti residensial di pasar primer pada triwulan II-2021 menurun alias belum nendang.

Hal ini tercermin dari penjualan properti residen­sial yang terkontraksi 10,01 persen (yoy) pada triwulan II-2021. Capaiannya menu­run dari 13,95 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya.

“Penurunan penjualan properti yang lebih dalam tertahan oleh penjualan properti tipe rumah menengah yang tetap tumbuh positif,” kata Erwin.

Baca juga : Gagal Bawa Medali, Hendra/Ahsan Belum Kepikiran Pensiun

Berdasarkan sumber pem­biayaan, hasil survei menun­jukkan bahwa pengembang masih mengandalkan pembi­ayaan yang berasal dari non­perbankan untuk pembangu­nan properti residensial.

Pada triwulan II-2021, sebesar 66,45 persen dari total kebutuhan modal pem­bangunan proyek perumahan berasal dari dana internal.

“Sementara dari sisi kon­sumen, pembiayaan perbankan dengan fasilitas KPR tetap menjadi pilihan utama kon­sumen dalam pembelian properti residensial dengan pangsa mencapai 75,08 persen dari total pembiayaan,” jelasnya.

Baca juga : Dapat Bantuan Traktor, Pendapatan Petani Bertambah

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo yang juga Anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengatakan, KSSK telah mengeluarkan paket ke­bijakan terpadu untuk mendorong kredit perbankan.

Dari sisi penawaran, dipasti­kannya, likuiditas tetap longgar, suku bunga kredit didorong turun, dan terdapat relaksasi restrukturisasi kredit.

“KSSK mendorong pemu­lihan sektor usaha melalui in­sentif fiskal dari Pemerintah. Insentif sudah dikeluarkan untuk mendorong pertum­buhan kredit otomotif dan properti,” ujar Perry. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.