Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Berada Di Lokasi Strategis
Tiko Pede JTTS Bakal Beri Keuntungan Ganda
Jumat, 10 September 2021 06:40 WIB
Sebelumnya
“Saya yakin, hal ini akan mengundang investor untuk ikut mengembangkan potensi yang ada di sana,” tuturnya.
Di kesempatan yang sama, Deputi Chief Executive Officer (CEO) Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA), Arief Budiman menyampaikan, banyak faktor yang dipertimbangkan investor terkait proyek infrastruktur seperti jalan tol Trans Sumatera ini.
Menurutnya, investor akan melihat sejauh mana progres pembangunan proyek tersebut, masih di tahap awal atau sudah terbangun secara keseluruhan. Bila progresnya sudah terbangun sebagian, sambung dia, maka investor juga akan mempertimbangkan trafik dan tarif yang ada.
Baca juga : Mas Menteri Pendengar Yang Baik
Lalu, sambung Arief, jika peraturan atau regulasi soal tarif jalan tol sudah cukup baik, maka para investor akan melihat konsistensi dari kebijakan yang ada.
“Mengingat sekarang sedang pandemi, mereka juga akan mempertimbangkan berapa lama dana investasi akan kembali,” katanya.
Tak kalah penting, perusahaan harus memiliki arus kas yang baik. Artinya, meski perusahaan memiliki utang, namun selama arus kas masih positif, upaya penyelesaian utang masih bisa dijalankan.
Baca juga : Hari Pertama Simulasi Beregu PBSI, Tim Rajawali Kalahkan Garuda
“Dari sisi ekuitas, harus bankable dulu, sehat ekuitasnya. Kalau ada utang, tapi masih jalan arus kas-nya, mungkin masih oke (dilirik investor),” katanya.
Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro menilai, keberadaan jalan tol, khususnya di Sumatera, dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perdagangan domestik di masing-masing provinsi.
Apalagi selama ini sektor perdagangan kerap mengalami pertumbuhan. Baik itu di Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Riau dan wilayah lainnya. Namun sayangnya, wilayah-wilayah tersebut tidak terkoneksi satu dengan lainnya.
Baca juga : Wacana 3 Periode Tidak Juga Berlalu
“Dengan adanya jalan tol, bisa tercipta hierarki lokal yang lebih efisien. Perdagangan yang terkonsentrasi secara lokal, kini bisa saling terkoneksi,” ungkapnya.
Bahkan, ia meminta Pemerintah untuk mewaspadai adanya ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China, yang dikhawatirkan berimbas pada terganggunya sektor perdagangan internasional. Sehingga, perlu diantisipasi agar tak berdampak pada perdagangan domestik.
Menurutnya, kalau perdagangan internasional terganggu, bisa saja ke depannya Singapura tidak menjadi hub bagi Indonesia. Sehingga Indonesia bisa memilih sendiri hub-nya. [IMA]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya