Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Turun Rp 11.000, Harga Emas Dibanderol Rp 1.343.000 Per Gram
- Akhir Pekan, Rupiah Melemah Ke Rp 15.985 Per Dolar AS
- Indra Karya Jempolin Manfaat Bendungan Multifungsi Ameroro Di Sulteng
- Pertamina EP Pertahankan Kinerja Positif Keuangan Tahun Buku 2023
- PGN Saka Kantongi Perpanjangan Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas
Jaga Keseimbangan Neraca Keuangan Perusahaan
Lihat Momentum, BUMN Ogah Buru-buru Lego Tol
Sabtu, 11 September 2021 06:40 WIB
Sebelumnya
“Tapi tetap harus hati-hati (dalam divestasi) dan melihat kondisi pasar. Jangan sampai, aksi ini dilakukan tergesa-gesa. Sehingga timbul persepsi pelaku pasar bahwa cash flow perusahaan sedang kesulitan,” warning Reza kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurutnya, persepsi itu muncul karena biasanya perusahaan gencar membangun banyak proyek infrastruktur atau jalan tol. Kemudian, sekarang malah gencar menjual ruas jalan tol atau aset.
Karenanya, tak bisa dipungkiri, pandemi Covid-19 ini membuat para pelaku pasar masih berhati-hati masuk dan menanamkan investasinya ke sektor infrastruktur atau konstruksi.
Baca juga : Wamen BUMN Apresiasi Transformasi PLN
Terlebih, pelaku pasar cenderung memperhatikan sektor mana saja yang masih memberikan potensi capital gain (untung) yang tinggi. Misalnya, saham-saham teknologi.
“Sektor infrastruktur, konstruksi saat ini dianggap tidak menarik. Kenapa? Mereka mempersepsikan, ketika pandemi, pembangunan tidak sekencang tahun-tahun sebelumnya. Apalagi alokasi dana pemerintah juga banyak ke kesehatan,” tuturnya.
Padahal, kondisi riil di lapangan tak seburuk yang dipersepsikan. Mengingat, infrastruktur menjadi salah satu sektor yang kegiatan usahanya masih diperbolehkan beroperasi secara penuh.
Baca juga : Membaca Membentuk Bangsa
“Jadi balik lagi, itu semua tergantung persepsi pelaku saham. Secara riil, sektor infrastruktur nggak separah itu,” kata Reza.
Reza berharap, perusahaan-perusahaan BUMN ini bisa menjaga kinerjanya dengan berinovasi dan melebarkan sayap bisnisnya ke sektor lain, yang masih sesuai dengan core business perusahaan.
“Memang tidak mudah. Tapi secara bisnis, diharapkan ada buffer lain. Belum lagi mereka juga ada penugasan, dan itu harus ditopang sumber finansial yang cukup,” pungkasnya. [IMA]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya