Dark/Light Mode

MARYONO, Direktur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Kita Ingin Rakyat Kecil Mudah Punya Rumah

Jumat, 7 Desember 2018 13:52 WIB
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Maryono, di ruang kerjanya di Menara BTN, kawasan Harmoni, Jakarta Pusat.
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Maryono, di ruang kerjanya di Menara BTN, kawasan Harmoni, Jakarta Pusat.

RM.id  Rakyat Merdeka - Bank Tabungan Negara kini masuk predikat sebagai bank terbaik di Indonesia. BTN menembus posisi lima besar, dengan aset mencapai Rp 250 triliunan. Bank ini juga masuk Delapan Perusahaan Terbaik 2018, versi Forbes. Kinerja BTN dinilai sangat baik, dan tumbuh berkelanjutan dalam tiga tahun terakhir. Direktur Utama PT Bank BTN, Maryono adalah bankir senior dengan segudang pengalaman. Dia bertangan dingin dan sudah banyak makan asam garam di dunia perbankan. Diwawancarai Tim Rakyat Merdeka, yaitu Kiki Iswara Darmayana, Ratna Susilowati, Kartika Sari, Aditya Nugroho dan Fotografer Khairizal Anwar, Maryono bercerita tentang program-program BTN, terutama menyangkut salah satu kebutuhan primer wong cilik, yaitu perumahan. Berikut kutipannya.

Kondisi ekonomi tampaknya mulai membaik. Bagaimana dampaknya terhadap program di Bank Tabungan Negara, terutama menyediakan rumah bagi masyarakat kalangan bawah?

Pemerintah melaksanakan program satu juta rumah untuk membantu masyarakat. Yang menjadi sasaran ada tiga, yaitu masyarakat berpenghasilan menengah, masyarakat berpenghasilan rendah (tetap dan tidak tetap). Serta, masyarakat berpenghasilan paling rendah, yang selama ini belum mampu membeli rumah. Program ini juga dibantu oleh Kementerian PUPR. Data menunjukkan, sekitar 60 persen masyarakat yang belum memiliki rumah, itu kalangan MBR atau masyarakat berpenghasilan rendah, dan pendapatannya tidak tetap.

Program KPR (Kredit Pemilikan Rumah), terbanyak untuk subsidi sekitar 70-an persen, dan sisanya KPR non-subsidi. BTN sendiri targetnya di 2018, merealisasikan sekitar 750 ribu unit. Data hingga September, sudah terealisasi 650 ribu unit, atau tercapai sekitar 75 persen. Target Kementerian juga melampaui 250 ribu unit. Artinya, secara total, program satu juta rumah, bisa tercapai.

Apa saja program yang dibuat pemerintah agar memudahkan masyarakat memiliki rumah?

Baca juga : The Gade, Trik Pegadaian Bidik Kaum Milenial

Pemerintah sudah meluncurkan banyak paket ekonomi. Di antara 16 paket kebijakan tersebut, ada yang ditujukan bagi kemudahan perizinan dan penyediaan lahan. Kita akan dorong pelaksanaannya, agar sejalan dengan konsep pembiayaan dari regulator, yaitu Bank Indonesia dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan), sehingga diperoleh kemudahan terkait LTV (Loan to Value) dan sebagainya. Ini dampaknya, membuat masyarakat lebih mudah mendapatkan KPR.

Hal lain, Pemerintah juga akan membuat program di luar KPR subsidi, yaitu untuk Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI dan Polri. Sebagian sebetulnya sudah masuk di program KPR subsidi, yaitu yang gajinya kisaran Rp 4,5 juta. Tetapi, yang penghasilannya di atas itu, dijembatani dengan program khusus. Sehingga, harapannya, semua ASN (Aparatur Sipil Negara), TNI dan Polri mendapatkan rumah.

Kemudahan lain, di tahun 2019 nanti, akan dibangun apartemen-apartemen yang low risk, dengan kisaran harga Rp200-300 jutaan, di tengah atau nol kilometer stasiun TOD (Transit Oriented Development). Ini jadi rangsangan bagi masyarakat. Kami yakin tahun-tahun ke depan, sektor perumahan akan lebih bergairah lagi. Itu harapannya.

Bagaimana sinergi BTN dengan BUMN lain terkait program perumahan?

Kita sudah sinergi, baik dengan BUMN Karya maupun Perumnas. Untuk penjualan rumah subsidi maupun pembangunan rumah-rumah TOD tadi, juga beberapa apartemen di lokasi sangat strategis. Di kota-kota besar, yang dekat dengan universitas, dekat lokasi komersial.

Baca juga : Bank Himbara Solid & Kuat, Tak Mau Bersaing Face To Face

Bagaimana kondisi pasar properti tahun depan?

Tahun ini memang lesu. Dan tahun depan adalah tahun politik. Kondisi global juga dibayangi ketidakpastian. Karena itu, tahun 2019, BTN tidak akan banyak melakukan ekspansi. Fokusnya, memperbaiki dan memperkuat sarana prasarana. Proses bisnis dibuat secara fleksibel, tapi memperhatikan prinsip kehati-hatian. Kita memperbaiki risk management, jaringan-jaringan kita dan meningkatkan layanan produk digital banking.

Tahun depan diharapkan, perbankan tetap tumbuh meningkat di atas rata-rata industri, tapi masih di bawah sedikit dibanding pertumbuhan 2-3 tahun BTN terakhir. Target realisasi perumahan, kalau tahun ini 750 ribu, mungkin tahun depan sekitar 800 ribu unit.

Bagaimana fokus BTN ke pembiayaan rumah untuk wong cilik?

Itu tetap dijalankan. Kita tidak akan meninggalkan wong cilik. Segmen kita adalah wong cilik atau MBR (masyarakat berpenghasilan rendah), baik yang pendapatannya tetap, maupun yang lebih mikro lagi, yaitu kelompok berpendapatan pas-pasan dan tidak tetap. Untuk program ini kita kerja sama dengan pemerintah daerah, komunitasnya, dan akademisinya, terkait penataan new city atau new village. ***

Baca juga : Kementerian Pertanian & BNI Gerakan 25.000 Petani

 

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.