Dark/Light Mode

Dibeberkan Menhub

Biaya Logistik Kita Termahal Di ASEAN

Rabu, 29 September 2021 06:40 WIB
Menteri Per­hubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam webinar virtual bertajuk Membangun Logistik Perkotaan Berkelanjutan di Ja­bodetabek, Selasa (28/9). (Foto: Dok. Kemenhub).
Menteri Per­hubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam webinar virtual bertajuk Membangun Logistik Perkotaan Berkelanjutan di Ja­bodetabek, Selasa (28/9). (Foto: Dok. Kemenhub).

 Sebelumnya 
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana B Pramesti mengatakan, pertumbuhan positif dari sek­tor logistik justru berdampak buruk terhadap kualitas hidup di perkotaan.

Polana menjelaskan, saat ini pertumbuhan penduduk Jabo­detabek sangat masif dibanding­kan dengan kota besar lainnya. Itu tercermin dari tingginya mobilitas dan kemacetan lalu lintas yang menyebabkan beban Jabodetabek semakin besar.

“Di luar manfaat besar yang diberikan logistik, kondisi itu dapat menyebabkan dampak buruk pada kualitas hidup di perkotaan,” kata Polana.

Baca juga : Diterima Moeldoko, Konfederasi Sopir Logistik Indonesia Batal Demo

Polana mengungkapkan, ber­dasarkan studi mengenai ang­kutan barang perkotaan, lalu lintas barang mempresentasikan 8 persen hingga 15 persen dari total arus lalu lintas.

Sayangnya, pertumbuhan layanan logistik dan kendaraan barang di daerah perkotaan tidak hanya memperburuk kondisi jalan raya dan menciptakan kemacetan lalu lintas. Tapi juga berkontribusi pada kerusakan lingkungan perko­taan secara keseluruhan.

Menurut Polana, kontribusi angkutan barang terhadap mem­buruknya lingkungan perkotaan semakin nyata. Angkutan barang di perkotaan menghasilkan emisi mencapai 25 persen CO2 dan 30 persen hingga 35 persen NOX, serta beberapa partikel penyerta lainnya.

Baca juga : PLN Siap Suplai Listrik Ke Pabrik Baterai EV 

Ketua Asosiasi Logistik Indo­nesia (ALI) Mahendra Rianto mengatakan, biaya logistik nasional tinggi karena banyak faktor.

Mulai dari sistem kelogistikan yang belum sepenuhnya terinte­grasi di tingkat kementerian/ lembaga, biaya angkut, bongkar muat, hingga waktu tunggu di pelabuhan.

Permasalahan biaya tinggi, kata Mahendra, juga datang dari biaya tol yang mahal. Pilihan lainnya, jalur non-tol yang cenderung memutar dan memakan waktu lebih lama.

Baca juga : Ditetapkan Tersangka, Bupati Banjarnegara Langsung Ditahan KPK

“Jadinya, kami pakai jalur yang nggak tol saja. Toh, masih bisa,” ucapnya. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.