Dark/Light Mode

Biaya Proyek Kereta Cepat Membengkak Dan Bakal Disuntik APBN

Anak Buah Erick Pastikan Tidak Ada Penyelewengan

Rabu, 13 Oktober 2021 06:50 WIB
Kereta yang akan dipakai sebagai Kereta Cepat Jakarta-Bandung. (Foto: Dok. PT KCIC).
Kereta yang akan dipakai sebagai Kereta Cepat Jakarta-Bandung. (Foto: Dok. PT KCIC).

 Sebelumnya 
Adapun Menteri BUMN Erick Thohir telah mengusulkan tam­bahan PMN tahun 2021 kepada PT KAI sebesar Rp 7 triliun. Dana tersebut, akan dialokasi­kan untuk pengerjaan Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodetabek sebesar Rp 2,7 triliun. Sisanya, untuk pemenuhan base equity KCIC sebesar Rp 4,3 triliun. Sekaligus untuk menutup cost overrun (pembengkakan biaya). Kemudian, untuk tahun 2022, PMN diusulkan sebesar Rp 4,1 triliun untuk KAI-KCJB.

Erick meyakini, kucuran dana APBN untuk Proyek KCJB lewat skema PMN mampu mengatasi masalah keuangan BUMN, yang ditugasi membangun proyek tersebut.

“Semuanya, (PMN) ini ada­lah penugasan penyelesaian (proyek Pemerintah),” kata Erick, Rabu (14/7).

Baca juga : Dulu, Tak Pakai APBN Sekarang Pakai APBN

Dihubungi terpisah, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Trans­portasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno menilai, untuk menyelesaikan Proyek KCJB memang diperlukan dukungan dari Pemerintah. Khususnya terkait pendanaan.

Apalagi mengingat proyek tersebut sangat besar. Sehingga sudah sewajarnya dicarikan jalan keluar agar tidak mang­krak. Apalagi, progres pekerjaan KCJB saat ini sudah lebih dari 70 persen.

“Semoga PMN bisa jadi al­ternatif pendanaan untuk me­nyelesaikan proyek tersebut. Yang penting jangan sampai mangkrak,” tutur Djoko kepa­da Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Satgas Pastikan Tidak Ada Lonjakan Corona

Ia meminta, semua pihak bisa belajar dari pengerjaan proyek ini. Di mana, permasalahan lahan selalu terjadi di setiap pengerjaan proyek. Terlebih, membangun perkeretaapian dan infrastruk­turnya tidak semudah membangun infrastruktur jalan raya .

“Makanya, lebih banyak in­vestor masuk ke infrastruktur jalan tol ketimbang kereta api,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Pe­rusahaan KCIC Mirza Soraya mengatakan, progres pembangunan KCJB hingga minggu keempat September 2021 sudah mencapai 79 persen.

Baca juga : Mensos Tegaskan Penyintas Tidak Boleh Kelaparan

“Fokus kami saat ini adalah melakukan percepatan pembangunan agar target operasional pada akhir 2022 bisa terwujud,” tukasnya.

KCIC merupakan perusahaan patungan antara konsorsium BUMN melalui PT Pilar Sin­ergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium perusahaan perkeretaapian China melalui Beijing Yawan HSR Co.Ltd, dengan skema Business to Busi­ness (B2B). [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.