Dark/Light Mode

Utang Luar Negeri Nyaris Rp 6.000 Triliun

Tak Masalah, Asal Dikelola, Bermanfaat Dan Bisa Bayar

Sabtu, 16 Oktober 2021 06:40 WIB
Ilustrasi. (Foto: Istimewa).
Ilustrasi. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Bank Indonesia (BI) merilis posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Agustus 2021 sebesar 423,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS), atau sekitar Rp 5.967 triliun (kurs Rp 14.100).

Jumlah tersebut tumbuh 2,7 persen secara tahunan (year on year/yoy), atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 1,7 persen (yoy).

Kepala Grup Departemen Komunikasi BI Muhamad Nur menerangkan, naiknya ULN terutama disebabkan peningkatan pertumbuhan ULN sektor publik (pemerintah dan Bank Sentral).

“ULN pemerintah tumbuh lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya,” ujar Nur dalam keterangan resmi BI, kemarin

Baca juga : Utang Luar Negeri Tembus Rp 5,922 T, BI: Masih Aman

Menurut dia, posisi ULN pemerintah pada Agustus 2021 sebesar 207,5 miliar dolar AS atau tumbuh 3,7 persen (yoy). Sedikit meningkat dari pertum­buhan bulan sebelumnya 3,5 persen (yoy).

Nur mengatakan, perkembang-an ULN tersebut disebabkan masuknya arus modal investor asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN). Seiring berkem­bangnya sentimen positif kinerja pengelolaan SBN domestik.

Sementara, posisi ULN pe­merintah dalam bentuk pinjaman tercatat mengalami penurunan, seiring pelunasan pinjaman yang jatuh tempo sebagai upaya mengelola ULN.

“Pemerintah terus berkomit­men mengelola ULN. Pemerintah hati-hati, kredibel dan akuntabel mendukung belanja prioritas,” jelas Nur.

Baca juga : Tikus Corona Gentayangan

Adapun belanja prioritas pe­merintah saat ini, mencakup sektor administrasi pemerintah, pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib (17,8 persen dari total ULN pemerintah).

Sedangkan, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,2 persen), sektor jasa pendidikan (16,4 persen), sektor konstruksi (15,4 persen), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (12,5 persen).

Nur menegaskan, posisi ULN pemerintah ini aman. Karena hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang, dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah.

Sementara ULN Bank Sentral, mengalami peningkatan meski tidak menimbulkan tambahan beban bunga utang.

Baca juga : BPK Temukan 2.843 Masalah Penanganan Covid-19

“Posisi ULN Bank Sentral pada Agustus 2021 mengalami pening­katan 6,3 miliar dolar AS menjadi 9,2 miliar dolar AS,” ujar Nur.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.