Dark/Light Mode

Jadi Komoditas Ekspor, LPEI Kembangkan Garam Kusamba Kabupaten Klungkung

Selasa, 9 November 2021 15:32 WIB
Program pendampingan Desa Devisa, komoditas Garam Kusamba dari Kabupaten Klungkung, Bali. (Foto: Istimewa)
Program pendampingan Desa Devisa, komoditas Garam Kusamba dari Kabupaten Klungkung, Bali. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
"Pendampingan yang diberikan untuk lebih meningkatkan kualitas produk adalah produksi Bali Sea Salt Rub, Branding Development, pameran dagang, business matching, hingga sertifikasi produk," ungkapnya.

DJKN Kemenkeu Bali Nusra sebagai salah satu inisiator dalam program Desa Devisa, juga antusias dengan keberlanjutan komitmen bersama sejumlah pihak. Terutama dalam memajukan Desa Kusamba di Klungkung. Pihaknya siap untuk mendukung produk Garam Kusamba menjadi semakin dikenal dan berkualitas.

Di kesempatan yang sama, Gubernur Bali, Wayan Koster menyampaikan apresiasi atas program Desa Devisa ini, seiring dengan fokusnya pada komoditas garam di Bali.

Baca juga : Mantan Pejabat LPEI Kompak Bungkam, Siapa Dalangnya?

Ia mengaku optimistis, potensi kualitas Garam Kusamba ini dapat dioptimaslisasi melalui program dan kolaborasi pemerintah daerah dan pusat. Sehingga Garam Kusamba yang merupakan peninggalan leluhur Klungkung, menjadi semakin kompetitif di level lokal, domestik maupun pasar internasional.

"Keberhasilannya optimalisasi Garam Kusamba ini diharapkan turut dirasakan oleh petani garam di wilayah Klungkung, Bali," harap Koster.

Program Desa Devisa di mulai pada 2019 dengan adanya Kluster Desa Devisa Kakao di Bali. Jembrana menjadi Desa Devisa pertama yang memiliki komoditas unggulan berupa biji kakao yang difermentasi.

Baca juga : Jajaki Pasar Ekspor UMKM, HIPMI Berangkatkan 50 Pengusaha Muda Ke Dubai

Selanjutnya ada Desa Devisa Kerajinan di Bantul, Yogyakarta dengan produk kerajinannya yang unik dan ramah lingkungan, yang kini mampu melakukan ekspor secara berkelanjutan ke negara-negara Eropa.

Begitu juga sejak awal 2021 hingga November 2021, LPEI telah meluncurkan program Desa Devisa di Jawa Barat dan Jawa Timur, yaitu Desa Devisa Kopi Subang, Desa Devisa Agrowisata Ijen Banyuwangi, dan Desa Devisa Tenun Gresik.

Total penerima manfaat dari program sampai saat ini telah mencapai 2.894 orang petani/penenun/perajin dan ke depannya, akan terus bertambah.

Baca juga : PELNI Kembali Operasikan Dua Kapal Rute Karimunjawa

Melalui Program Desa Devisa ini diharapkan produk lokal Indonesia dapat menjadi komoditas ekspor yang mendunia serta memberikan dampak positif terhadap peningkatan ekonomi, sosial dan lingkungan bagi masyarakat setempat.

"Ke depannya LPEI akan terus menerus bersinergi dengan pihak-pihak terkait untuk membangun desa-desa melalui Program Desa Devisa," pungkas James. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.