Dark/Light Mode

Bisnis UMKM Makin Kuat Dengan Pinjaman Fintech

Senin, 29 Januari 2024 13:32 WIB
Foto: Ist
Foto: Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Platform Fintech Peer-to-Peer (P2P) Lending memberikan dampak yang berarti bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM).

Mulai dari UMKM kuliner hingga grosir sembako telah merasakan manfaat fintech.

Bubur Ayam Kampung Nyemplung merupakan salah satu usaha kuliner yang telah merasakan langsung manfaatnya.

Furqon dan Ratna sebagai pemilik usaha Bubur Ayam Kampung Nyemplung menceritakan, bisnisnya saat ini makin mudah dalam melakukan inovasi berkat layanan fintech.

Ratna menuturkan, bisnis buburnya diklaim unik dibandingkan bubur ayam biasanya.

Bubur Ayam Kampung Nyemplung menggunakan ayam kampung dalam proses pembuatan maupun sebagai topingnya, sehingga rasanya gurih dan khas.

Usahanya itu semakin berkembang setelah ia mendapatkan pinjaman yang praktis dari fintech.

“Bubur ayam ini berbeda dari yang biasa. Kini dengan adanya kemudahan mendapatkan pinjaman yang prosesnya cepat kami bisa menjalankan bisnis kami,” ujar Ratna saat ditemui RM.id, di kawasan Graha Raya Bintaro, beberapa waktu lalu.

Berkat kemudahan digital via online Bubur Ayam Kampung Nyemplung saat ini bisa lebih fleksibel dalam menjalankan bisnisnya.

Findaya sebagai layanan finansial berbasis teknologi yang masuk ekosistem GoTo Financial menyediakan pinjaman melalui aplikasi GoBiz melalui GoModal.

Layanan tersebut dimanfaatkan Ratna. Kini usaha Bubur Ayam Kampung Nyemplung yang sudah memiliki 12 outlet itu bisa membeli dua food truck.

“Dari pinjaman online yang sudah food truck ini kami bisa lebih mudah menjual bubur kami,” ucapnya.

Baca juga : Tips Memilih AC yang Tepat Agar Ruangan Nyaman dan Tagihan Listrik Hemat

Mulanya, Furqon mengambil pinjaman sebesar Rp 150 juta dari total plafon pinjaman senilai Rp 650 juta yang ditawarkan platform peer-to-peer lending tersebut.

Jumlah tersebut digunakan untuk pengembangan unit foodtruck sebagai dari outlet yang sudah ada.

Biasanya, food truck miliknya berada di radius 5 kilometer dari outlet yang sudah ada.

Selain itu, pinjaman juga digunakan untuk merenovasi outlet yang sudah ada di kawasan Kranggan, Jakarta Timur.

"Informasinya dari GoBiz, lewat GoModal, kalau tidak salah dari Findaya. Tahunya dari aplikasi itu," terang dia.

Furqon, suami Ratna menjelaskan, pinjaman melalui fintech lending lebih mudah dan cepat untuk kebutuhan yang dimilikinya sekarang.

Tidak ada agunan dan pencairan di bawah 24 jam dalam perjanjian utang tersebut.

“Sampai saat ini, kami sudah tiga kali melakukan pencairan melalui Findaya,” katanya.

Adanya pinjaman dana dari fintech lending ini membuat omzet bisnisnya meningkat hingga 25 persen dibandingkan sebelum menerima pembiayaan.

"Kami tidak ambil semua plafon pinjamannya, kami ambil sesuai kebutuhan saja," ungkap Furqon.

Sebagai gambaran, semula omzet Bubur Ayam Kampung Nyemplung berkisar antara Rp 800 juta per bulan.

Setelah adanya pembiayaan fintech lending, omzet per bulan dapat menyentuh Rp 1 miliar.

Baca juga : Laura Basuki, Cuma Sekali Ribut Dengan Sang Suami

Tentu saja, hasil tersebut tidak didapatkan dengan instan. Pasangan suami-istri ini benar-benar mengelola keuangannya secara bijak.

Pada akhir pekan, tiap outlet Bubur Ayam Kampung "Nyemplung" mampu melayani hingga 500 porsi bubur.

Jumlah tersebut belum ditambah dengan pesanan yang datang dari food truck.

Seporsi bubur ayam kampung biasa dibanderol dengan harga Rp 23.000, sementara bubur ayam dengan telor dijual dengan Rp 27.000.

Pembeli bisa memilih tambahan makanan seperti sate ampela, sate telur, dan sate usus dengan harga Rp 4.000.

Head of Productive Lending Findaya menerangkan, sebagai bagian dari GoTo Finansial, Findaya terus berusaha menjadi solusi operasional dan finansial bisnis yang lebih mudah dan efisien bagi pemilik usaha, apa pun skalanya.

Hingga saat ini, Findaya telah menyalurkan pinjaman hingga triliunan kepada pemilik UMKM di Indonesia secara aman, mudah, dan bertanggung jawab.

“Findaya memiliki berbagai layanan pinjaman baik untuk sektor produktif dan konsumtif. Di sektor produktif, produk kami ada GoModal, yang memberikan akses pinjaman modal kepada Mitra Usaha Gojek, dan Modal Toko yang merupakan fasilitas pinjaman modal untuk Penjual di Tokopedia,” kata Timothy.

Keberhasilan Bubur Ayam Kampung Nyemplung dalam pengembangan bisnis adalah bukti keberadaan fintech yang telah memberikan dukungan kepada UMKM.

Manfaat lainnya dirasakan Linda Sintiya. Pemilik Toko Pondok Grosir ini mengaku bahwa usaha grosir sembako miliknya banyak terbantu pendanaan dari platform Fintech P2P Lending, yakni Pinjam Modal.

Selama 1 tahun terakhir menggunakan Pinjam Modal, Ia merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan dan juga kemudahaan serta kecepatan proses pencairan yang kurang dari 24 jam.

Secara total, Toko Pondok Grosir telah mendapatkan pendanaan sebesar Rp 6 miliar dari Pinjam Modal.

Baca juga : KNKT Bentuk Tim Investigasi Tabrakan KA Turangga Dengan Commuterline

“Awalnya kami kenal dengan tim sales dari Pinjam Modal yang datang ke grosir untuk menawarkan pinjaman. Saat itu plafon pertamanya Rp 300 juta, kemudian naik jadi Rp 500 juta dan sekarang bisa pinjam Rp 750 juta. Syarat-syaratnya mudah, apalagi sekarang tinggal ajukan di aplikasi, kendala juga tidak pernah ada sama sekali,” katanya.

Linda menambahkan, pendanaan yang diberikan Pinjam Modal sangat membantunya untuk mengembangkan usaha dengan menambah stok barang lebih banyak, terlebih ketika permintaan sedang meningkat.

Kini omset usaha Toko Pondok Grosir bisa mencapai Rp 4-5 juta dalam sehari dari yang sebelumnya hanya kisaran Rp 1 juta.

“Ada rencana (buka cabang) sekarang lagi cari tempat. Stok barang di sini juga sudah penuh jadi harus dibagi dua. Harapannya ke depan semoga plafon dari Pinjam Modal bisa ditambah lagi dan bunganya lebih kompetitif,” tambah Linda.

Devina Mulya, Marketing Manager Pinjam Modal mengungkapkan, Pinjam Modal hadir sejak 2017 dengan komitmen untuk menyediakan layanan keuangan yang mudah diakses.

Pinjaman ini sangat bermanfaat bagi UMKM atau pelaku usaha yang membutuhkan pembiayaan di sektor produktif.

Proses pengajuan di Pinjam Modal sangat mudah seperti KTP, bukti kepemilikan usaha, syarat usaha minimal 6 bulan berjalan. Lalu dilakukan BI Checking dan survei ke pelaku usaha sebagai standar pasti.

“Pinjam Modal hingga kini telah menyalurkan pendanaan sebesar Rp 6 triliun dengan presentase lebih dari 95 persen pendanaan kepada sektor produktif,” katanya.

Pinjam Modal fokus di tiga produk yaitu Pinjam Modal Toko, Pinjam Modal Usaha, dan Pinjam Modal Inventory.

Bukan tidak mungkin, jika UMKM sudah besar hingga menjadi PT akan mendapatkan plafon sampai Rp 2 miliar.

“Pinjam Modal ingin membantu pelaku usaha dari yang sekalanya kecil, ke menengah, sampai menjadi besar. Jadi kita tumbuh bersama-sama, baik dari sisi ekonomi pelaku usahanya hingga memberikan dampak secara nasional,” ungkap Devina.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.