Dark/Light Mode

Ekspor Melonjak 49,7 Persen

Jokowi: Keberanian Kita Menyetop Ekspor Bahan Mentah, Sudah Menunjukkan Hasil

Senin, 3 Januari 2022 11:24 WIB
Presiden Jokowi dalam peresmian perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Senin (2/1). (Foto: Istimewa)
Presiden Jokowi dalam peresmian perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Senin (2/1). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menegaskan, pemulihan ekonomi Indonesia saat ini cukup kuat. Neraca dagang kita surplus 34,4 miliar dolar AS.

"Dalam 19 bulan surplus terus, belum pernah kita mengalami seperti ini. Ekspor kita juga naik year on year 49,7 persen. Impor juga naik, bahan baku, bahan penolong 52,6 persen," ujar Jokowi dalam peresmian perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Senin (2/1).

Tentang ekspor yang nilainya meningkat tajam, Jokowi menjelaskan, hal itu terjadi karena Indonesia telah menghentikan ekspor raw material, ekspor bahan mentah dari minerba kita, yaitu nikel.

Baca juga : Kita Jangan Cuma Tukang Gali dan Tangkap Ikan Saja

"Yang saya lihat biasanya hanya 1-2 miliar dolar AS, akhir tahun kemarin, sudah hampir 21 miliar, tepatnya 20,8 miliar dolar AS," ucap Jokowi.

"Saya kira, keberanian kita menyetop ekspor bahan mentah, sudah menunjukkan hasilnya. Oleh sebab itu, akan kita lanjutkan dengan stop bauksit, stop tembaga, stop timah, dan yang lain-lainnya. Hilirisasi menjadi kunci dari kenaikan ekspor kita," tegas Jokowi.

Tak cuma itu, ranking competitiveness atau daya saing kita juga naik tiga peringkat. Dalam posisi yang sangat berat seperti 2021, bisa naik tiga peringkat adalah sesuatu yang patut kita syukuri.

Baca juga : Corona Jinak, Sampah Medis Di DKI Menurun

"Di bisnis 37 ranking kita, di digital bisnis 53, ini naik tiga peringkat semuanya. Kemudian kalau kita lihat juga indikator konsumsi, indikator produksi juga menguat," tutur Jokowi.

Kalau dibandingkan dengan Maret 2021, keyakinan konsumen naik 113,8 persen. November kemarin sudah 118,5 persen.

Spending Index naik ke 120,5 persen. Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur kita juga sudah naik, sudah di atas sebelum pandemi 51 persen. Bahkan, sekarang sudah masuk ke angka 53,9 persen.

Baca juga : Jokowi Minta Stop Ekspor Bahan Mentah, Indef: Bisa Tingkatkan Ekonomi

Konsumsi listrik dilaporkan tumbuh juga 14,5 (persen) dan 5,7 (persen). Untuk industri 14,5 (persen), untuk bisnis 5,7 (persen).

"Optimisme melihat angka-angka seperti ini harus kita tunjukkan. Inilah yang harus kita tingkatkan di tahun 2022. Meskipun kita tahu, masih akan banyak tantangan-tantangan yang kita hadapi. Baik Omicron, kenaikan inflasi, kemungkinan tapering off, kehilangan kontainer di mana-mana, dan situasi negara-negara mengalami kelangkaan energi. Ini mungkin akan mengganggu ekspor kita," beber Jokowi.

"Tantangan-tantangan itulah yang akan kita hadapi. Saya meyakini, dengan semangat kerja keras kita bersama, tantangan-tantangan itu akan bisa kita lalui dengan baik," pungkasnya. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.