Dark/Light Mode

Minta Masyarakat Bergandengan Tangan

Mensos Risma: Bantu Tetangganya Yang Berhak Untuk Dapat BLT BBM

Rabu, 7 September 2022 13:23 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

 Sebelumnya 
Dalam diskusi yang sama, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu program BLT BBM ini sudah dipertimbangkan dengan matang.

Dia bilang alokasi dana APBN untuk subsidi dan kompensasi energi sebesar Rp 24,17 triliun adalah upaya membantu meringankan beban masyarakat.

"Seperti arahan Pak Presiden, kami mengalihkan sebagian dari subsidi dan kompensasi tersebut yang sudah jelas tidak tepat sasaran. Kami ingin berkeadilan, makanya diambil keputusan untuk mengalihkan alokasi," ujarnya.

Realokasi anggaran tersebut diimplementasikan ke dalam sejumlah program besar Pemerintah. Selain BLT ada pemberian dan bantuan subsidi upah untuk pekerja berpenghasilan Rp 3,5 juta ke bawah.

Baca juga : Ada Tanda-tanda Harga BBM Naik

Dia bilang, awalnya Pemerintah mengalokasikan dana subsidi dan kompensasi energi di APBN sebesar Rp 152 triliun untuk tahun anggaran 2022.

Namun, kenaikan harga komoditas internasional, khususnya harga pangan dan energi, membuat asumsi yang sudah ditetapkan dalam APBN harus direvisi.

Revisi perlu dilakukan setelah hasil evaluasi bahwa penyaluran subsidi dan kompensasi energi tidak tepat sasaran dengan temuan sebanyak 70 persen penerima merupakan kelompok masyarakat mampu.

"Lalu, kami hitung ulang dan mendapatkan arahan dari pimpinan pada Mei 2022 lalu untuk tetap menjaga daya beli masyarakat, momentum pemulihan ekonomi, khususnya konsumsi," jelasnya.

Baca juga : Bamsoet Dorong Pelaku Usaha Kembangkan Social Commerce

Dengan demikian, sambung Febrio, diputuskan agar APBN dapat berperan secara kuat sebagai shock absorber terhadap kenaikan harga komoditas internasional tersebut.

Dijelaskan, harga komoditas minyak mentah sempat tinggi mencapai 100 dolar AS per barel. sedangkan asumsi awal harganya 63 dolar AS per barel.

Sehingga membuat alokasi subsidi dan kompensasi energi membesar lebih dari 3 kali lipat dari Rp 152 triliun menjadi Rp 502 triliun.

"Lalu, kita asses lagi sesuai dengan arahan Pak Presiden seperti apa subsidi dan kompensasi ini," jelasnya.

Baca juga : KSP Minta Masyarakat Manfaatkan Pekarangan Cegah Stunting

Maka dipertimbangkan lagi harga komoditas dan volume konsumsi yang masyarakat kian meningkat karena pesatnya pertumbuhan ekonomi. Dari situ ditetapkan outlook terakhir dana subsidi dan kompensasi energi sebesar Rp 698 triliun. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.