Dark/Light Mode

Eksklusif Dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi

Meski Rumit, Negara G20 Sepakat Bangkit Bersama

Kamis, 15 September 2022 07:01 WIB
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat wawancara bersama Direktur Utama Rakyat Merdeka dan CEO Rakyat Merdeka Group Kiki Iswara Darmayana di Gedung Pancasila Kementrian Luar Negeri, Senin (12/9). (Foto: Patrarizki Syahputra/RM)
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat wawancara bersama Direktur Utama Rakyat Merdeka dan CEO Rakyat Merdeka Group Kiki Iswara Darmayana di Gedung Pancasila Kementrian Luar Negeri, Senin (12/9). (Foto: Patrarizki Syahputra/RM)

 Sebelumnya 
“G20 sebenarnya bukan forum politik. Tapi kita juga tidak bisa menutup mata bahwa forum kerja sama keuangan dan pembangunan ini bisa berdampak terhadap situasi geopolitik yang ada,” urainya.

Posisi Indonesia, papar alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu, sejauh ini terus berusaha melakukan komunikasi. Menciptakan suasana aman dan nyaman bagi semua anggota untuk berkontribusi. 

Salah satu bukti tanggung jawab Indonesia, menurut Retno, adalah ketika Jokowi datang ke Moskow (Rusia) dan ke Kiev (Ukraina) secara bersamaan. Dalam kunjungan itu, kata Menlu, Presiden Jokowi mengenakan beberapa “topi” atau posisi. Yaitu, sebagai Presidensi G20, sebagai salah satu Champion Global Crisis Response (kelompok yang dibuat oleh Sekjen PBB, bertugas merespon krisis energi, pangan dan keuangan di Ukraina).

Baca juga : Menteri Siti Berharap Negara G20 Capai Kesepakatan Aksi Penyelamatan Bumi

“Misi Presiden ke Kiev dan Moskow adalah memberi pesan perdamaian. Ajakan untuk menyelesaikan konflik. Ini tidak hanya dilakukan Presiden, tetapi juga beberapa pihak secara berbarengan,” kata mantan Dubes Indonesia untuk Belanda itu.

Tapi kok belum berhasil damai ya? Retno menjawab, ”Memang belum membuahkan hasil. Nggak apa-apa. Yang penting, ajakan untuk penyelesaian damai harus terus disampaikan.”

Bagaimana update terbarunya? Menlu mengatakan, kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia, akhirnya bisa membuka rantai pasokan gandum dan pupuk dunia.

Baca juga : Sumpah, Negara Baik Banget

“Ini penting sekali. Tanpa reintegrasi ini, dampaknya kepada penduduk dunia sangat besar. Alhamdulillah, saya mendapatkan update ekspor gandumnya sudah mencapai Afrika,” ungkap Retno.

Krisis Myanmar Belum Pulih

Selain Presidensi G20, Indonesia juga akan ditunjuk menjadi Ketua ASEAN tahun depan. Dan tanggung jawab yang akan dipikul, lanjutnya, tidak lebih ringan dari saat ini. Bakal ada tantangan eksternal dan internal.

Baca juga : Urgent! Menkeu Sri Mulyani Desak Negara G20 Kolaborasi Atasi Krisis Pangan

Eksternalnya yaitu, kondisi akibat pandemi Covid-19 belum sepenuhnya pulih. Di tambah rivalitas politik internasional yang makin meruncing. Sementara internalnya, situasi politik Myanmar diperkirakan belum membaik.

Myanmar saat ini berada dalam kondisi politik yang ruwet sejak Jenderal Min Aung Hlaing memimpin kudeta pada Februari 2021, terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi. Ada penangkapan massal, pembunuhan dan tuduhan kebrutalan sistematis.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.