Dark/Light Mode

Orasi Ilmiah Di ITS Surabaya

Bahlil Ngaku IPK-nya 2,7, Tapi Bisa Jadi Menteri

Selasa, 4 Oktober 2022 18:05 WIB
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia memberikan motivasi di depan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Selasa (4/10). (Foto: Didi Rustandi/Rakyat Merdeka)
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia memberikan motivasi di depan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Selasa (4/10). (Foto: Didi Rustandi/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia memberikan motivasi di depan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya.

Menurutnya, untuk meraih kesuksesan tidak harus memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) besar. Bahlil mengatakan, IPK-nya saat meraih gelar sarjana hanya 2,7.

Namun demikian, dirinya tetap berhasil menduduki jabatan menteri. Bagi Bahlil yang menjamin kesuksesan adalah pergaulan dan kepemimpinan, bukan nilai.

"Yang pintar-pintar boleh lah kalian pintar. Saya jujur IPK 2,7 tapi jadi Menteri juga. Hati-hati nilai nggak menjamin. Yang menjamin itu pergaulan, leadership," ujar Bahlil, saat Orasi Ilmiah: Transformasi Ekonomi melalui Hilirisasi dengan Kearifan Lokal yang digelar di Institut Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur, Selasa (4/10).

Baca juga : Bahlil Kasih Motivasi Menjadi Pemimpin

Bahlil bercerita ada beberapa alasan mengapa prestasi akademiknya kurang mencolok. Salah satunya karena aktif menjadi aktivis.

"Kalau mahasiswa aktivis, mantan ketua BEM atau di kelompok Cipayung kerjanya kalau nggak besok siapa yang kita naikkan, besok siapa yang kita turunkan. Dulu saya begitu. Dosen nggak kasih nilai, saya demo dosen. Karena itu IP saya cuma 2,7," tuturnya. 

Pada kesempatan itu, mantan ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mengatakan jika dirinya tidak lahir dari keluarga kaya.

Ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga sementara ayah Bahlil merupakan buruh bangunan bergaji Rp 7.500. Karena itu ia memotivasi mahasiswa untuk terus maju.

Baca juga : Wah, Bisa Rame Nih...

Ia pun mendorong mahasiswa untuk merubah pola pikir dari sebelumnya menjadi pegawai perusahaan untuk menjadi pengusaha.

Seperti diketahui, sebelum menjabat Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil sempat melakoni beberapa pekerjaan. Dari tukang kue semasa kecil, menjadi kondektur hingga sopir angkot pernah ia lakukan.

Bahkan dia mengaku sering menghabiskan masa remajanya hidup di terminal. Meski demikian kariernya terus maju dan sempat menjadi CEO PT Rifa Capital dengan gaji Rp 35 juta di usia yang masih 25 tahun.

PT Rifa Capital tersebut memiliki cabang di berbagai pulau di Indonesia, seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Sepak terjangnya di dunia bisnis mengantarnya meraih posisi Ketua Umum HIPMI dalam Musyawarah Nasional (Munas) ke-15 Desember 2015.

Baca juga : Kuliah Umum Di IPDN, Jaksa Agung Bicara Keadilan Restoratif

Selama periode kampanye pemilihan umum (pemilu) tahun 2019, Bahlil masuk daftar tim sukses (timses) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.