Dark/Light Mode

Regulasi Kelar Bulan Depan

Ekspor Timah, Bauksit Dan Tembaga Bakal Dihentikan

Jumat, 7 Oktober 2022 07:55 WIB
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat orasi ilmiah di Kampus Universitas Cenderawasih (Uncen), Jayapura, Papua, Kamis (6/10/2022). (Foto: Didi Rustandi/RM)
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat orasi ilmiah di Kampus Universitas Cenderawasih (Uncen), Jayapura, Papua, Kamis (6/10/2022). (Foto: Didi Rustandi/RM)

 Sebelumnya 
Bahlil menjelaskan, Indonesia mempunyai cadangan nikel terbesar di dunia setelah China.

“Indonesia menjadi penghasil timah terbesar kedua setelah China, tetapi China melakukan hilirisasi 60-70 persen, tapi di Indonesia tidak lebih 5 persen,” ungkap menteri asal Papua ini.

Karena itu, fokus Pemerintah saat ini membangun hilirisasi timah, dengan melakukan pelarangan ekspor terlebih dahulu agar negara lain bisa masuk ke Indonesia.

Baca juga : Bulan Depan, RI Bakal Larang Ekspor Timah, Bauksit Dan Tembaga

“Kita penghasil timah, tetapi negara lain yang menentukan harga timah. Saya sampai bingung, ini kita yang pintar atau pintar-pintar bodoh atau kita yang ditipu-tipu,” tegasnya.

Bahkan, kata dia, larangan ekspor nikel malah membuat keuntungan besar. Indonesia berhasil membangun hilirisasi dengan masuknya investor yang menggarap nikel di Indonesia.

“Hilirisasi ini tantangannya berat. Godaannya sangat kencang. Tapi harus kami hadapi, demi kemajuan bangsa,” ungkapnya.

Baca juga : Fadel Sayangkan Penelitian Perguruan Tinggi Banyak Belum Dimanfaatkan

Mulai dari perusahaan asal Korea Selatan LG, dan CATL perusahaan asal China yang akan membangun ekosistem nikel mulai dari mining (penambangan), pembangunan smelter, prekusor, katoda, baterai sel hingga mobil listrik.

Hal tersebut memberikan nilai tambah untuk pendapatan nikel, jika sebelum dilakukan hilirasi atau hanya melakukan ekspor nikel negara hanya mendapatkan 3,4 miliar dolar AS pada tahun 2018, maka di tahun 2021 naik menjadi 20,5 miliar dolar AS.

“Tahun 2022, saya target bisa mencapai 30 miliar dolar AS supaya naik menjadi 10 kali lipat,” terang Bahlil.

Baca juga : Soal Aliran Dana, Lukas Enembe Klaim Dari Tambang Emasnya Di Tolikara

Dia juga mengungkapkan, selama ini Indonesia diperlakukan tidak adil oleh negara Eropa dan negara maju soal ekspor barang tambang mentah.

Mereka berusaha terus men­cari keuntungan besar, tanpa memberi kesempatan kepada Indonesia bisa lebih maju.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.