Dark/Light Mode

Kepala BIN: Pemerintah Daerah Harus Siap Lewati Tahun 2023 Yang Gelap

Jumat, 20 Januari 2023 11:26 WIB
Kepala BIN Budi Gunawan (Foto: Istimewa)
Kepala BIN Budi Gunawan (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan mengingatkan Pemerintah Daerah untuk dapat bersiap melewati tahun 2023 yang gelap dan penuh dengan ketidakpastian. Foresight intelijen dunia menunjukkan, 2023 akan menjadi tahun yang gelap karena banyak hal yang memengaruhinya, muali dari situasi perang hingga resesi ekonomi global.

Dalam istilah intelijen, Winter is Coming di 2023, ketika situasi dan kondisi di tahun ini banyak negara akan mengalami kesulitan yang besar sehingga dapat mempengaruhi secara global, regional maupun nasional. Hal tersebut dijelaskan BG, sapaan akrab Budi Gunawan, dalam acara Rakornas Forkopimda 2023, di SICC, Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/1).

Baca juga : Pemerintah Kudu Perhatikan Sektor Industri Yang Belum Pulih

BG menjelaskan, 2023 akan dihantui oleh ancaman resesi dan inflasi yang pengaruhnya sampai ke daerah-daerah dan dirasakan oleh kelompok ekonomi rumah tangga, baik di kota, kabupaten maupun ke pelosok desa.

Berkaca dari analisis intelijen yang menunjukkan beberapa potensi ancaman dan tantangan global pada 2023, yang harus menjadi perhatian berbagai kalangan di antaranya perang Rusia dan Ukraina yang diprediksi masih akan berlangsung lama dengan diperparah munculnya potensi penggunaan senjata nuklir dalam skala yang terbatas. "Perang antara kedua negara tersebut akan mengganggu suplai energi dan pangan dunia," ungkapnya, dalam keterangan yang diterima redaksi, Jumat (20/1).

Baca juga : Erick: NU Dan Indonesia Harus Bisa Bersaing Dengan Bangsa Lain

Selain itu, lanjutnya, negara-negara Eropa mulai kekurangan biaya akibat inflasi yang mengakibatkan banyak infrastruktur menjadi terbengkalai dan tidak selesai pembangunannya. Salah satu contoh kongkret yaitu negara Italia yang saat ini mengalami krisis listrik dan kesulitan pangan sehingga kondisi negaranya tidak “sehat”.

Di belahan Benua Afrika, sambunhnya, sejumlah negara bergantung 90 persen impor gandum dari Rusia dan Ukraina. Karena itu, saat ini sebagain besar negara Afrika sedang terancam kelaparan dan kemiskinan yang ekstrem.

Baca juga : Kunjungan Wisatawan Ke Jateng Tahun 2022 Tembus 45 Juta

Untuk Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah akibat kondisi global yang memprihatinkan karena inflasi di sebagian negara di dunia. Hal itu juga menyebabkan tingginya beban impor yang berdampak pada industri nasional, dan semakin meningkatnya pengangguran serta menurunnya daya beli masyarakat

Melihat kondisi dunia internasional yang mengalami guncangan termasuk dampaknya terhadap Indonesia, BG meminta seluruh Pemerintah Daerah di Indonesia untuk dapat mempersiapkan daerahnya masing-masing agar tahun ini dapat dilewati dengan penuh optimisme sehingga perekonomian masyarakat dapat tetap terjaga dan ekonomi nasional akan selalu kuat dari terpaan resesi global.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.