Dark/Light Mode

Belajar Jauh Di Negara Orang

Jangan Lupa Pulang, Bangun Negeri Kita

Senin, 20 Februari 2023 07:50 WIB
Direktur Eksekutif Center for Education Regulations and Development Analysis (CERDAS) Indra Charismiadji. (Foto: Dok. Pribadi)
Direktur Eksekutif Center for Education Regulations and Development Analysis (CERDAS) Indra Charismiadji. (Foto: Dok. Pribadi)

 Sebelumnya 
Tidak ada salahnya belajar dari negara lain dalam menerapkan kurikulum yang tepat dan efektif dalam mengembangkan kapasitas SDM.

Sebagai contoh, pendidikan kurikulum di Amerika Serikat (AS). Harus diakui, Amerika menjadi salah satu negara dengansistem pendidikan yang banyak menjadi acuan. Banyak lahir kajian dan keilmuan yang diterapkan dalam berbagai bi­dang.

Di Indonesia, kurikulum in­ternasional yang sudah ada, yakni Cambridge International, Montessori, International Primary Curriculum (IPC) dan beberapa lagi, yang diterapkan di sekolah dasar hingga atas.

Sementara di tingkat perguruan tinggi, ada Sampoerna University yang telah menerapkan kuriku­lum di University of Arizona, dengan mengedepankan analytical and critical thinking.

Baca juga : Buronan KPK Punya Banyak Teman Polisi

“Pendidikan di Amerika lebih mengedepankan analis, dan pengembangan bakat dari siswa. Kita dibiarkan untuk berpikir kritis, dan mencari jawabannya lewat diskusi. Ini contoh baik yang bisa diterapkan dalam pendidikan di Tanah Air,” jelas Indra.

Di Indonesia, banyak sekali mahasiswa yang menempuh pen­didikan di Amerika dan kembali ke Indonesia untuk membangun negaranya menjadi negara maju dan berdaya saing global.

Tapi tak sedikit pula yang mesti menelan ludah saat kembali ke Indonesia, tak memiliki akses untuk menerapkan keilmuannya, dan memutuskan kembali ke Amerika. Kenyataan itu men­jadi mayoritas alasan mengapa mahasiswa Indonesia tak ingin kembali ke Tanah Air.

“Di koran dan televisi, saya selalu membaca, melihat, dan mendengar bahwa Indonesia sangat banyak masalah. Itu yang mendorong saya pulang ke Indonesia,” ujar Indra, bercerita sedikit soal kisahnya.

Baca juga : Ganjaran Buruh Berjuang Jembatani Kepentingan Buruh Dan Pengusaha

Padahal, Indra saat itu sudah hidup cukup mapan bersama keluarganya di Amerika. Tapi, hal itu ditinggalkan semua demi mewujudkan cita-citanya mem­perbaiki sistem pendidikan di Indonesia.

Kiprahnya di Indonesia dimulaidengan memperkenalkan CALL (Computer-Assisted Language Learning) atau pembelajaran bahasa dengan bantuan komputer, untuk pertama kalinya di berbagai lembaga pendidikan.

Sistem pendidikan kita itu perlu direvolusi. Dimulai dari pemimpin yang komit hingga perencanaan pendidikan yang jelas dan terarah. Termasuk peran dari semua stakeholder, swasta maupun komunitas un­tuk mendukung pendidikan Tanah Air yang berkeadilan dan berdaya saing global menuju Indonesia Emas 2045.

Sampoerna University Jadi Kampus Merdeka

Baca juga : Di Tengah Tantangan Ekonomi 2023, BSI Punya Peluang Pasar Syariah

Melalui program Kampus Merdeka, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim membuat gebrakan dengan memberikan kesempatan bagi mahasiswa memilih mata kuliah sesuai minat.

Kampus Merdeka menjadi wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel, sehingga tercipta kul­tur belajar yang inovatif. Bahkan bisa dianggap meruntuhkan metode pembelajaran di perguruan tinggi yang selama ini terkesan mengekang.

Yang menarik, mahasiswa diberikan kebebasan untuk men­gambil berbagai bentuk kegiatan belajar di luar perguruan tinggi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.