Dark/Light Mode

Ajukan Kembali Perry Warjiyo Sebagai Gubernur BI

Jokowi: Situasi Global Genting

Jumat, 24 Februari 2023 07:29 WIB
Presiden Jokowi. (Foto: Setpres)
Presiden Jokowi. (Foto: Setpres)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi memberi penjelasan kenapa ajukan kembali Perry Warjiyo sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI). Menurut Jokowi, situasi global yang genting seperti saat ini, butuh orang yang memiliki pengalaman panjang dalam mengelola fiskal dan moneter. Jokowi menilai Perry merupakan sosok yang mampu memimpin bank sentral di situasi sulit.

Hal tersebut disampaikan Jokowi usai pertemuan dengan para manajer proyek muda pembangunan masyarakat Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, kemarin. Kepala Negara membenarkan, bila dirinya  telah mengirimkan Surat Presiden tentang calon Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 2023-2028 ke DPR pada Rabu lalu. Dalam surat itu, Jokowi menuliskan satu nama calon yaitu, Perry Warjiyo.

“Jadi dalam situasi kegentingan global seperti ini, kita tidak ingin mengambil resiko. Fiskal, moneter itu menjadi sangat-sangat penting,” kata Jokowi.

Jokowi menganggap, Perry sebagai orang yang tepat untuk menempati posisi calon Gubernur BI. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu  menilai Perry memiliki pengalaman panjang dalam menangani situasi genting.

“Kita harus menempatkan orang-orang yang memiliki jam terbang yang tinggi, memiliki pengalaman yang tinggi, jelas,” ujarnya.

Baca juga : Perry Disayang Jokowi

Sekadar informasi, Perry memang punya karir yang panjang dan cemerlang di BI. Sebelum menjabat sebagai Gubernur BI, Perry menjabat sebagai Deputi Gubernur BI periode 2013-2018.

Jebolan Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada ini untukmemulai karirnya sebagai staf di desk penyelamatan kredit, urusan pemeriksaan dan pengawasan kredit. Pada 1992, dia diangkat sebagai Staf Gubernur Bank Indonesia.

Karir Perry di bank sentral moncer. Ia ahli di riset ekonomi dan kebijakan moneter, isu-isu internasional, transformasi organisasi dan strategi kebijakan moneter, pendidikan dan riset kebanksentralan, pengelolaan devisa dan utang luar negeri, serta Biro Gubernur.

Selama masa kepemimpinannya, yakni kurun 2018-2023, Perry  mencetak sejumlah pencapaian di BI. Salah satu di antaranya adalah Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025. Dari BSPI ini, Perry telah mendorong berbagai program yang memajukan sistem pembayaran di Indonesia seperti QRIS, BI-FAST dan SNAP.

Perry juga berhasil memperluas Local Currency Settlement (LCS) hingga ke lima negara di ASEAN. Tidak hanya di ASEAN, BI akan memperluas LCS hingga ke India dan Korea Selatan.

Baca juga : Makin Santer, Jokowi Jagokan Perry Warjiyo Sebagai Gubernur BI

Di luar moneter, Perry terbukti berhasil menjalin hubungan baik dengan otoritas fiskal. Selama pandemi, Perry dan Menteri Keuangan Sri Mulyani berhasil berbagi beban dalam menopang pemulihan ekonomi dan pembiayaan pandemi yang dituangkan dalam Surat Keputusan Bersama 1-3. SKB ini dijalankan selama tiga tahun, di mana pembagian burden sharing mencapai Rp 1.104,85 triliun.

Capaian ini membuktikan bahwa Perry merupakan sosok yang piawai dalam menjaga hubungan antara fiskal dan moneter. Kini, Perry akan mencatatkan rekor sebagai Gubernur BI dua periode.

Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah menilai Perry memang punya kinerja baik dalam memimpin BI. Menurut dia, calon gubernur BI harus menguasai sepenuhnya perekonomian Indonesia.

Seorang profesional yang sudah selesai dengan dirinya sendiri, sehingga bisa fokus kepada tugasnya sebagai gubernur BI. Bisa independen, tidak masuk dalam tarik menarik politik. "Peran BI dalam perekonomian nasional sangat besar, jangan sampai tidak berfungsi karena ketidakcakapan Gubernur BI," kata Piter, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Sebelumnya, Ketua Banggar DPR, Said Abdullah membenarkan bila Presiden sudah mengirim surat soal calon Gubernur Bank Indonesia. Kata dia, dalam Surpres itu, Jokowi mengusulkan satu nama calon Gubernur BI yaitu Perry Warjiyo.

Baca juga : TGB Resmikan Koperasi Perindo Dan Tebar Gerobak Di Karawang

"Tentu saja kami perlu mengamankan kebijakan presiden, sebab kami bagian dari kekuatan politik yang mendukung pemerintah," kata Said.

Menurut Said, peran BI sangat strategis dalam menjaga tingkat inflasi dan nilain tukar rupiah. Keduanya menjadi urusan penting. Inflasi tinggi bisa menjadi malapetaka pemerintahan, sebab berpengaruh langsung bagi hajat hidup rakyat banyak. "Gejolak rupiah bisa membuat runyam pasar keuangan dalam negeri," ungkapnya.

Said mengakui Perry sebagai sosok yang memiliki kemampuan dalam memimpin bank sentral di era sulit. Ia berharap gubernur BI ke depan harus tetap menjaga beberapa hal agar bisa menjalankan tugas menjaga sektor fiskal dan moneter. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.