Dark/Light Mode

Selidiki Titik Api Di Kalbar, Menhut Minta Kementan Ikut Edukasi Warga

Sabtu, 7 September 2019 07:05 WIB
Siti Nurbaya
Siti Nurbaya

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya meminta Kementerian Pertanian (Kementan) ikut terlibat dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). 

Kementerian yang dikomandoi Amran Sulaiman itu diminta ikut memberikan edukasi kepada para petani dalam mengelola lahan tanpa membakar. 

“Ketika masyarakat mengerti, itu yang paling penting. Bagaimana masyarakat bisa mengerti kalau penghidupannya saja tidak jelas,” ujar Siti saat Refleksi Lima Tahun Aksi Korektif Mengelola Lingkungan Hidup dan Kehutananan, di kantor KLHK, Jakarta, kemarin. 

Menurut dia, masyarakat harus diberikan alternatif untuk penghidupan agar tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar. Mekanismenya sudah disusun sejak tahun lalu, tetapi terkendala masalah penyuluhan. 

Baca juga : Blusukan di Yogya, Menhub Tinjau Integrasi Antarmoda

Karena itu, Kementan perlu dilibatkan. Selain itu, Siti juga berjanji bakal menindak tegas perusahaan yang terbukti membakar lahan. Dari sejumlah perusahaan yang terindikasi membakar lahan, sebagian besar bergerak di bidang perkebunan. 

“Saya sudah tegaskan kepada Dirjen Kehutanan untuk mengintensifkan kasus pembakaran hutan dan lahan yang dilakukan oleh perusahaan, di mana kami tidak mentoleransi apa pun untuk pembakaran lahan,” tegasnya. 

Sayangnya, dia enggan menyebutkan perusahaan yang diduga membakar lahan. Dia mengaku lupa. 

“Tapi untuk di Kalbar diketahui ada 19 perusahaan yang membakar lahan, di mana tiga di antaranya sudah diproses,” ungkapnya. 

Baca juga : Naik KRL Ke Cikarang, Menhub Resmikan Stasiun Telaga Murni

Untuk itu, mantan Sekjen DPD itu menegaskan kepada pihak perusahaan yang ada di seluruh Indonesia untuk menjaga lahannya agar tidak terbakar. Untuk pihak perusahaan, lahan yang ada di sekitar kawasan konsesi menjadi tanggung jawabnya. 

“Dijaga betul-betul karena kalau terjadi pembakaran lahan akan ditindak tegas,” imbuhnya. 

Terkait meningkatnya jumlah titik panas secara siginfikan di Kalimantan, Siti sudah meminta Direktur Jenderal Penegakan Hukum untuk memeriksa lahan milik korporasi atau masyarakat yang terbakar. 

Ada dugaan satu lahan milik perusahaan di Kalimantan yang terbakar, tetapi masih harus diverifikasi di lapangan. Siti menuturkan jumlah titik panas (hotspot) Karhutla sangat fluktuatif. Setelah di 2.000 titik, terjadi sedikit penurunan pada Jumat (6/9). 

Baca juga : Mitigasi Kemarau, Kementan Optimis Target Produksi Pangan 2019 Terpenuhi

“Barusan ini angkanya sudah tinggal 1.803. Fluktuatif ya, mudah-mudahan semakin turun,” harapnya. 

Soal titik api yang mayoritas berada pada lahan milik masyarakat, dia menyatakan pemerintah akan merumuskan langkah yang tepat agar masyarakat mengubah kebiasaannya membakar lahan. 

“Pilihannya harus diberi alternatif. Kalau nggak bisa buka lahan dengan bakar, harus ada mekanisme lain,” jelasnya. [DIR]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :