Dark/Light Mode

Dinyinyirin Mirip Mobil China

Esemka Bersaing dengan Mobil Jepang

Minggu, 8 September 2019 09:01 WIB
Foto mobil Esemka dan Changan yang dianggap mirip (Foto: Istimewa)
Foto mobil Esemka dan Changan yang dianggap mirip (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gara-gara desainnya mirip mobil China, mobil Esemka dinyinyiran. Istana menanggapi santai berbagai sindiran itu. Mereka menyebut, mobil yang diperkenalkan Presiden Jokowi itu akan sukses di pasaran dan mampu bersaing dengan mobil-mobil asal Jepang. 

Peresmian pabrik mobil Esemka oleh Presiden Jokowi Jumat lalu, menyedot perhatian publik. Bagaimana tidak. Ini adalah mobil fenomenal. Mobil yang ‘mengantarkan’ Jokowi dari Walikota Solo, menjadi Gubernur DKI Jakarta sampai akhirnya menjadi Presiden. Dalam acara peresmian itu, ada dua varian produk mobil berjenis pikap yang diluncurkan, yaitu Esemka Bima 1.2 dan Esemka 1.3. Dua mobil itu dibanderol dengan harga Rp 110 juta yang memang lebih murah ketimbang merek lain di segmen yang sama. 

Ketimbang mobil dari Jepang, seperti Daihatsu Gran Max PU, kompetitor terdekat di segmen pikap, Bima memang lebih murah. Situs resmi Daihatsu menyebut harga Grand Max dibanderol mulai dari Rp 133 juta. Pikap Esemka juga lebih murah dari Suzuki New Carry yang dibanderol mulai dari Rp 138 juta.  Dengan harga kompetitif itu, Jokowi optimis mobil Esemka bisa laku di pasaran.

"Tidak mudah, tidak gampang, masuk pasarnya ini juga tidak gampang dan tidak mudah. Tetapi kalau kita sebagai sebuah bangsa mau menghargai karya kita sendiri, brand dan prinsipal kita sendiri, ini akan laku," kata Jokowi.

Sayangnya, respons publik tak semuanya positif. Sebagian menanggapi dengan nyinyiran karena mobil ini mirip dengan mobil di China. Mereknya: Changan. Pertanyaan usil pun bermunculan, jangan-jangan Esemka memang mobil China. Dibawa ke Indonesia lalu ganti logo saja. 

Berbagai sindiran dan nyinyiran itu terkumpul dalam tagar #ChanganJiplakEsemka. Seharian kemarin, tagar tersebut nangkring di daftar trendin topic bahkan sempat menduduki pucuk tren lokal. Warganet membandingkan mobil Esemka varian Bima dengan mobil pikap Star Truck dari perusahaan China, Changan. 

Baca juga : Bukan Omong Kosong Bukan Mobil Bodong

Dari foto yang beredar, bentuk pintu, kaca, hingga bagian belakang dua mobil tersebut memang terlihat mirip. Warganet pun meledek. Mengubah merek Changan menjadi kata ‘jangan’, lalu digunakan untuk melengkapi kalimat-kalimat bernada candaan.  Sampai tadi malam, kata "Changan" sudah dimuat di lebih dari 25 ribu cuitan.

Sindiran lain, sebenarnya bukan Esemka yang meniru. Tapi Changan yang meniru produk Esemka. Wasekjen Gerindra, Andre Rosiade mempertanyakan, mobil Esemka ini. Menurutnya, mobil ini sangat mirip dengan mobil produk asal China.

"Tentu kita berharap produk Esemka ini bukan hanya sekadar menjawab kritik publik, tapi benar-benar buatan dalam negeri. Bukan mobil rakitan dari China lalu dikasih merek Esemka," kata Andre, kemarin.

Tak cuma Andre yang memberikan kritik. Fadli Zon dan sejumlah politisi PKS mengungkapkan sindiran serupa. Partai Golkar heran dengan sambutan elite politik yang bernada sinis itu. Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan, seharusnya peluncuran mobil produk dalam negeri disambut dengan baik.

"Mereka ini maunya apa sih? Presiden Jokowi memenuhi harapan rakyat untuk mendorong mobil berbasis pada industri dalam negeri kok masih nyinyir. Memang kalau orang yang tidak punya prestasi ya hanya bisa nyinyir dan sinis," kata Ace, kemarin. 

Ace sadar, Esemka kerap dijadikan alat politik untuk menyerang Jokowi. "Setelah diluncurkan, kok masih saja begitu," imbuhnya. 

Baca juga : Jokowi Dijadwalkan Resmikan Pabrik Mobil Esemka Besok

Dia mengakui, mobil Esemka memang belum sepenuhnya berkonten dalam negeri. Tetapi lebih dari 60 persen komponennya dari industri otomotif lokal. Selain Itu, kehadiran Esemka dengan berbagai varian produknya akan menyerap komponen otomotif dalam negeri, khususnya yang diproduksi Industri Kecil dan Menengah (IKM).  

Pihak Istana juga angkat bicara terkait serangan dari elite politik. Pejabat Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Mochtar Ngabalin menyebut, sindiran itu muncul karena iri. "Seribu kali kita komentari soal apa yang dilakukan mobil Esemka, oleh pemerintah, oleh ini itu, seribu kali tetap dinyinyiri," kata Ngabalin, kemarin.  

Ngabalin meminta Andre dan lawan-lawan politik memberikan kritik yang membangun. Bukan sekadar nyinyir dengan apa yang dilakukan pemerintah.

"Masak sih nggak move on? Move on, dong. Berikan kritik yang membangun pencerahan bagi masyarakat. Nggak usah nyinyir begitu, nanti orang punya penilaian miring kepada orang-orang nyinyir," ujarnya.

Dari pada nyinyir, lanjut dia, lebih baik DPR memanggil pemerintah untuk menjelaskan soal mobil Esemka. Jadi, kata dia, tidak ada lagi kesimpangsiuran terkait mobil Esemka ini. "Jangan berteriak-teriak seperti gelandangan di tengah jalan. Panggil aja pemerintah ke DPR. Susah banget," ujarnya.

Ngabalin yakin mobil Esemka ini akan sukses karena punya harga bersaing.  Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) Eddy Wirajaya menepis, tuduhan mobil ini jiplak dari mobil China. Perusahaannya serius  bermain di industri otomotif Indonesia. 

Baca juga : Dewan Negara China Serukan Integrasi Shenzhen, Hong Kong dan Makau

Menurut dia, kalau cuma ganti emblem merek buat apa kerja sama dengan para supplier, seperti pemasok ban, pelek, knalpot, dan sasis kargo. "Kalau hanya ganti emblem, ngapain kita bangun insfrastruktur mendirikan pabrik," kata Eddy. 

Pabrik PT SMK memiliki luas hingga 11,5 hektar dengan berbagai infrastruktur seperti lintasan untuk tes mobil, tes mesin. Punya fasilitas perakitan sasis dan kabin. Juga memiliki ini break, suspensi, struktur bodi, headlamp.

"Kemudian kita memiliki test drive, jalan berlubang, turun naik, semuanya. Dan kita sudah dinyatakan layak menjadi pabrik mobil, menurut Kemenperin No. 34 2017," kata Eddy. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.