Dark/Light Mode

KPK: Curiga Duit Pejabat Hasil Korupsi, Pasangan Bisa Jadi Penyidik Pertama

Kamis, 27 Juli 2023 20:47 WIB
Foto: Humas KPK
Foto: Humas KPK

RM.id  Rakyat Merdeka - Modus korupsi kini telah berkembang. Tak jarang, rancangannya datang dari meja makan, dengan melibatkan peran keluarga, suami-istri, bapak-anak, ibu-anak, kakak-adik, sampai sanak saudara.

Mereka beraliansi untuk sama-sama mengamankan uang negara demi kepentingan pribadi atau diamankan sebagai ongkos melanggengkan kekuasaan.

Fakta inilah yang terjadi dalam modus operandi korupsi beberapa tahun belakangan ini.

Padahal, keluarga seharusnya menjadi benteng utama dalam hal pemberantasan korupsi, salah satunya melalui penanaman nilai-nilai antikorupsi sejak dini.

Sayangnya, studi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencatat, hanya 4 persen orangtua yang mampu mengajarkan kejujuran pada anak-anaknya.

Baca juga : Jaga Kualitas, Kementerian ESDM Evaluasi Layanan Izin Pertambangan

“Keluarga harusnya menjadi support system dalam pencegahan korupsi. Istri atau pasangan, bukan hanya sebagai bendahara yang mencatat keluar-masuknya uang, tapi harus menjadi auditor yang mengecek dari mana uang tersebut berasal,” ucap Kasatgas Dunia Usaha dan Keluarga Berintegritas, Direktorat Pembinaan Peran Serta Masyarakat KPK David Sepriwasa.

Hal ini risampaikannya dalam Bimtek Keluarga Berintegritas bertema ‘Tanamkan Nilai Budaya Antikorupsi melalui Keluarga, Wujudkan ASN Kota Pontianak Berintegritas’, di Aula Sultan Syarif Abdul Rahman (SSA) Kantor Walikota Pontianak, Rabu (26/7).

Jika selama mengaudit terdapat laju keuangan mencurigakan dan naik signifikan, David mengajak para pasangan penyelenggara menjadi ‘penyidik’ pertama untuk mengusutnya.

Sebab kalau uang tersebut berasal dari tindak pidana korupsi, maka keluarga juga yang akan merasakan dan menanggung konsekuensinya.

David menambahkan, dalam hal pencegahan korupsi, sejauh ini KPK sudah melakukan pendekatan dengan Trisula Pemberantasan Korupsi. 

Baca juga : KPK: OTT Pejabat Basarnas Terkait Korupsi Alat Deteksi Korban Reruntuhan

Trisula itu meliputi, pendidikan, dengan menanamkan nilai-nilai integritas demi menyadarkan masyarakat untuk tidak melakukan korupsi.

Lalu, pencegahan, melalui perbaikan sistem untuk menutup celah-celah korupsi. Serta, penindakan, dengan memberikan efek jera bagi pelaku korupsi.

Diingatkannya, trisula ini tidak akan berhasil tanpa peran serta masyarakat yang dimulai dari lingkup terkecil, yakni keluarga.

"Harapannya, bimtek ini bisa membuat keluarga lebih harmonis dan menjadi support system terbaik dengan berani bersikap kritis terhadap pasangan, khususnya terkait dengan pencegahan korupsi," harap dia.

Wakil Wali Kota Pontianak Bahasan, menuturkan pencegahan korupsi harus terus digalakkan melalui pendidikan antikorupsi pada ASN.

Baca juga : Pejabatnya Di-OTT KPK, Kabasarnas Ngaku Baru Tahu Dari Wartawan

Harapannya, pendidikan dan nilai antikorupsi yang didapatkan, bisa diimplementasikan di dalam keluarga masing-masing.

Serta, mampu menyebarkan nilai antikorupsi di dinas masing-masing.

“Keluarga harus menjadi benteng pertama dalam mendidik, memotivasi, dan menanamkan nilai-nilai antikorupsi. Karena jika ada anggota keluarga yang tertangkap karena kasus korupsi, yang dirugikan adalah keluarga itu sendiri,” tegas Bahasan.

Bimtek di Kota Pontianak ini juga turut dihadiri Inspektur Kota Pontianak Yaya Maulidia, dengan peserta yang terdiri dari 32 pejabat eselon 2, 3, dan 4, bersama pasangan masing-masing.

Hadir pula perwakilan Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Kabupaten Kubu Raya yang berniat mereplikasi giat serupa.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.