Dark/Light Mode

Cegah Dampak Negatif AI, Menkumham Kuatkan Teknologi Intelijen Keimigrasian

Kamis, 24 Agustus 2023 17:58 WIB
Menkumham Yasonna Laoly (Foto: Ist)
Menkumham Yasonna Laoly (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly menyoroti dampak bahaya Artificial Intelligence (AI).

Terbukanya informasi di era globalisasi ini menjadi tantangan tersendiri bagi Direktorat Jenderal Imigrasi terutama dalam aspek teknologi, politik dan keamanan.

Yasonna menyoroti dampak negatif dari AI setelah Direktorat Intelijen Keimigrasian (Direktorat Intelkim) berhasil menyingkap sejumlah kasus penyelewengan oleh warga negara asing.

Seperti, penjamin fiktif, WNA China pemegang paspor Meksiko palsu, hingga WN Vanuatu yang menggunakan identitas KTP WNI untuk bertanding di One Pride MMA.

Baca juga : Cegah Dampak Polusi Udara, FishLog Terapkan WFA Permanen Untuk Karyawannya

"Perkembangan teknologi informasi memiliki dampak negatif dalam aspek kejahatan internasional, seperti human trafficking (perdagangan orang), narkotika, hingga illegal fishing," jelas Yasonna dalam keterangannya, Rabu (23/8).

Yasonna yang hadir dalam focus group discussion (FGD) bertemakan Strategi Peningkatan Peran Intelijen Keimigrasian juga menyebut, ancaman AI juga menjadi kekhawatiran pimpinan Google.

"Beberapa waktu lalu saya menerima pimpinan dari Google, beliau bahkan mengkhawatirkan artificial intelligence (AI) digunakan untuk hal negatif," ungkap Yasonna.

Menurutnya, Ditjen Imigrasi memiliki peran penting dalam mendistribusikan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan strategis dan taktis terkait kebijakan.

Baca juga : Bizom Kenalkan Teknologi Ritel Inovatif Khusus Pasar Indonesia

"Oleh karena itu, Intelijen Keimigrasian khususnya, berperan mendeteksi dan mencegah ancaman yang berkaitan dengan kejahatan lintas negara," tutur Yasonna.

Senada dengan Yasonna, Direktur Jenderal Imigrasi Silmy Karim mengatakan, peran AI dalam dunia teknologi informasi menjadi tantangan baru di era dewasa ini.

Terlebih, informasi merupakan bisnis utama dari intelijen.

"Sehingga bagaimana kita dapat mengumpulkan informasi untuk kemudian dianalisis dan hasilnya diberikan guna kepentingan organisasi. Baik untuk operasi, antisipasi kemungkinan yang terjadi ke depan atau hal-hal yang penting dalam perumusan serta pelaksanaaan kebijakan," terang Silmy.

Baca juga : Angin Segar Bagi Beringin, Bahlil Magnet Kuat Pemilih Generasi Z

Sementara, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono, menuturkan, pemanfaatan teknologi informasi, utamanya AI, dapat digunakan sebagai penggalangan penting guna mendapatkan informasi dalam hal proses penyelidikan dan pengamanan.

"Ditjen Imigrasi mempunyai subjek hukum orang asing yang berada di negara Indonesia. Artinya, intelijen berperan sentral dalam mencegah ancaman. Hanya melalui pengorganisasian yang baik dan menggunakan kecerdasan teknologi kita dapat mengatasi ancaman ini," tandas Hendro.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.