Dark/Light Mode

Minta Dikawal Biasa-biasa Saja, Alhamdulilah Para Menteri Tidak Parno

Sabtu, 12 Oktober 2019 08:11 WIB
Presiden Jokowi didampingi para menteri usai menjenguk Menko Polhukam Wiranto di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. (Foto: Twitter Jokowi)
Presiden Jokowi didampingi para menteri usai menjenguk Menko Polhukam Wiranto di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. (Foto: Twitter Jokowi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi tak ingin peris­tiwa penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto, menimpa juga para pejabat negara lain. Untuk itu, Jokowi memerintahkan Kapolri, Jen­deral Tito Karnavian, memberikan penambahan pengamanan.

“Meskipun sudah ada, tetapi di­ berikan tambahan pengamanan. Agar peristiwa yang terjadi kepada Menko Polhukam, Bapak Wiranto, tidak terulang lagi,” ujar Jokowi, saat menggelar konferensi pers, di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pu­sat, kemarin.

Meski begitu, para pejabat tetap meminta pengawalan dilakukan biasa­-biasa saja. Tidak perlu berle­bihan. Agar tetap bisa dekat dengan rakyat. Yang penting tetap hati-­hati. Mereka tidak parno alias paranoid gara-­gara kasus penusukan ke Wiranto. Berikut pernyataan beberapa peja­bat negara soal pengawalan tersebut:

Menteri LHK, Siti Nurbaya: “Bia­sa saja. Tidak ada penambahan personil pam (pengamanan) atau akat atau apa. Tapi tim protokol dan perangkat yang melekat tadi malam sudah rapat untuk kewaspadaan, ter­masuk kehati­hatian saja. Misalnya dalam mengatur jadwal dan di­check oleh advanced team, dan lain­-lain.”

Baca juga : Cita Rasa Kuliner Nusantara Manjakan Lidah Denmark

Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan: “Kita kalau pengamanan nggak usah jadi menko kan peng­amanan diri. Saya tentu lebih alert menghadapi beginian. Tapi, jangan terlalu berlebihan juga. Kami lebih hati­-hati, ya sistem pengamanan kita evaluasi sudah pastilah.”

Menkominfo, Rudiantara: “Tidak ada Pak (penambahan pengamanan berlebihan). Kedekatan dengan ma­syarakat dan pemangku kepentingan tetap harus dijalankan.”

Menkeu, Sri Mulyani: “Tidak ada. Kami percayakan kepada instansi dan aparat.”

Menteri PAN­RB, Syafruddin: “Harus lebih hati­-hati lagi. Setiap menteri sekarang harus meningkatkan pengawalannya masing­-masing de­ngan berkoordinasi dengan Polri.”

Baca juga : Jubir KPK Dilaporkan ke Polisi, Wadah Pegawai Tak Takut Kriminalisasi

Menteri ATR/Kepala BPN, Sofyan Djalil: “Tak ada masalah, cukup bagus. Seperti kemarin, karena ya... namanya tindakan seperti itu tak ada antisipasi.”

Menhan, Ryamizard Ryacudu: “Ah saya sih enggak perlu (penam­bahan). Mudah­-mudahan aman semua. Enggak ada gitulah.”

Mendagri/Plt Menkumham, Tjah­jo Kumolo: “Saya kira enggak ada. Biasa-­biasa saja. Saya yakin Kepolisian akan menumpas semua jaringan ini.”

Menristek Dikti, M. Nasir: “Orang itu hidup dalam ancaman. Saya di jalan kalau ketabrak mobil itu ancam­an juga kan. Karena itu, kita harapkan jangan sampai terjadi lagi hal ini.”

Baca juga : Capim KPK Dikuasai Polisi dan Jaksa, Kenapa Pada Ketakutan?

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro: “Kita perlu waspada terhadap kekerasan yang menjurus teror. Harus selalu waspada, terutama di keramaian.”

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi: “Mengharapkan bahwa kita lebih waspada. Kita akan secara selektif kalau kemungkinan tempat itu kurang aman, sebaiknya ditambah, ditingkatkan keamanan. Secara selektif.”

Menkes, Nila F Moeloek: “Saya pribadi waswas ya.Wakil Ketua KPK, Basaria Panjait­an: “Belum (ada penambahan penga­manan). Sementara sudah cukup. [OKT/SAR/BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.