Dark/Light Mode

Jalin Kolaborasi Internasional, LAN Dukung Digitalisasi Layanan Publik Humanis

Kamis, 25 Januari 2024 22:07 WIB
Foto: Ist
Foto: Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga Administrasi Negara (LAN) berkomitmen mendorong percepatan reformasi birokrasi berdampak.

Transformasi digital dalam birokrasi mempunyai peran yang sangat penting untuk mempercepat implementasi reformasi yang berdampak. Hanya saja, masih terdapat digitalisasi tanpa memperhatikan ekosistemnya.

Melihat hal tersebut, LAN melakukan langkah kolaboratif bersama Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PANRB), Yayasan Upaya Indonesia Damai (UID) dan Trust Commons, serta IEEE Standards Association dengan menyelenggarakan Dialog Internasional satu hari.

Dialog bertajuk "Happy Digital and Flourishing City Forum: Profound Systemic Transformations for Impacted Bureaucratic Reforms" itu digelar di Aula Prof Agus Dwiyanto, MPA, Kantor LAN Jalan Veteran Nomor 10 Jakarta Pusat, Kamis (25/1/2024).

Hadir sebagai narasumber, Plh Sementara Kepala LAN Muhammad Taufiq mengatakan, forum ini tidak hanya sekadar platform untuk pertukaran ide dan pengetahuan, tetapi juga menjanjikan stimulasi intelektual dan menggugah pikiran.

Tujuannya, memformulasikan langkah konkret agar transformasi digital mampu mendorong reformasi birokrasi yang berdampak.

"Forum ini menekankan pentingnya penerapan program kepemimpinan dan tindakan nyata dalam menciptakan prototipe inovasi di tingkat lokal untuk membantu mendorong reformasi birokrasi untuk mewujudkan Kota Digital Bahagia dan Berkembang,” ungkapnya.

Taufiq menyampaikan, LAN memahami pentingnya transformasi secara holistik, tidak hanya pada pertumbuhan ekonomi.

Baca juga : Melihat Transformasi Inovasi Teknologi Digital Di Tahun 2024, Dari 5G Hingga AI

Namun, juga mengintegrasikan teknologi pada perkembangan ekologis, sosial, budaya dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

Karena itu, LAN melakukan pembaharuan pada pengembangan kompetensi ASN. Tidak hanya pada cara menyampaikannya saja melainkan juga pada substansinya, termasuk literasi digital.

"Jika sebelumnya kita berada para proses reform, maka saat ini kita ada dalam transformasi. Jika reform menitikberatkan perubahan secara internal, maka transformasi lebih dari sekadar berubah, bahkan perubahan itu membawa dampak. Transformasi yang harus dilakukan untuk menjawab kebutuhan masyarakat adalah transformasi digital yang berdampak," jelas Taufiq.

Ia menggambarkan, transformasi digital dapat diibaratkan sebagai langkah becoming digital, bukan lagi mendigitalkan hal-hal manual (doing digital) lalu melangkah sampai pada being digital dan berhenti di posisi tersebut.

Setelah semua hal, terlebih dalam birokrasi, sudah pada titik becoming digital maka akan berdampak pada happiness of humanity, menepis kesenjangan digital, dan perlahan tapi pasti akan terciptanya citizenship, sebuah kesatuan citizen (warga negara) sebagai penikmat layanan birokrasi atau penikmat kebijakan.

Pada kesempatan yang sama Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas menyampaikan, birokrasi dan ASN memegang peranan kunci dalam transformasi digital sebagai bagian yang tak terpisahkan dari reformasi birokrasi.

Menurutnya digitalisasi bukan berarti berlomba-lomba untuk membuat aplikasi di pemerintahan, tetapi bagaimana digitalisasi ini akan menjadi fondasi untuk mempercepat pembangunan.

"Oleh karena itu ke depan kita akan membuat portal yang terkoneksi, yang memungkinkan terjadinya data exchange dan aplikasi-aplikasi yang ada saat ini dapat ter-interoperabilitas," tuturnya.

Baca juga : Terdampak Erupsi Gunung Marapi, Bandara Internasional Minangkabau Ditutup Lagi

Azwar Anas menyampaikan, saat ini ada tiga prioritas layanan yang menjadi fokus yakni identitas digital, satu data, dan pembayaran digital.

Hal tersebut sejalan dengan pernyataan yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves), Luhut Binsar Pandjaitan yang hadir dalam secara daring.

Menurutnya, saat ini Pemerintah tengah menyusun arsitektur Government Technology yang diharapkan mampu mengintegrasikan transformasi digital di birokrasi.

Proses digitalisasi di dalam birokrasi tidak lagi bersifat silo-silo sehingga terbentuk sistem tata kelola pemerintah yang baik.

Setali tiga uang dengan pernyataan Luhut hadir memberikan keynote speech, Dewan Pembina Yayasan Upaya Indonesia Damai (UID), Mari Elka Pangestu, yang memberikan paparan mengenai transformasi digital yang berdampak.

Dalam kesempatan tersebut, Mari Elka menyampaikan, transformasi digital tidak bisa terjadi tanpa adanya transformasi sistem.

Transformasi digital tidak bisa hanya dilakukan melalui pemenuhan infrastruktur sistem.

Namun juga, bagaimana hal ini bisa mempengaruhi cara kita dalam bekerja, belajar, berperilaku, bersikap dan ujungnya adalah mempengaruhi kehidupan kita secara menyeluruh dan mewujudkan kebahagiaan.

Baca juga : Lanjutkan Program Selangkah, SILO Dukung Deteksi Kanker Payudara Dini

Dampak transformasi digital dapat dikatakan sama dengan tujuan SDG’s yaitu pyramid of happiness, mencakup suistanable development goals yang juga diusung oleh Kementerian PPN/BAPPENAS, menciptakan keharmonisan sosial, mewujudkan zero hunger, harmonisasi dengan alam, harmonisasi secara spiritual, yang akan mewujudkan piramida bahagia pada setiap individu.

"Hal tersebut dapat tercipta dengan transformasi digital dengan dukungan infrastruktur digital yang canggih pula," paparnya.

Diskusi internasional ini dilaksanakan secara hybrid yang menghadirkan pakar dan praktisi yang membidangi proses transformasi birokrasi dan transformasi digital yang terbagi kedalam tiga sesi.

Sesi pertama berfokus pada bagaimana melaksanakan transformasi secara sistemik yang berdampak bagi terwujudnya Flourishing and digital city.

Pada sesi ini menghadirkan tokoh yang berperan dalam transformasi digital di Estonia Marten Kaevats, Bupati Bitung, serta para akademisi internasional.

Pada sesi kedua, membincang dengan hangat bagaimana melakukan akselerasi transformasi digital untuk mewujudkan reformasi birokrasi yang berdampak.

Sesi ini menghadirkan Plh Sementara Kepala LAN, Muhammad Taufiq dan Suyoto, konselor UID.

Isu terkait kepemimpinan muda dalam memobilisasi transformasi sistemik yang berdampak, secara apik diurai pada sesi ketiga oleh para tokoh kepemudaan dunia, yakni Edgard Gouveia Jr, Clemens Graetsch, Carlos Moreno dan Dessy Aliandrina.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.