Dark/Light Mode

Bangun Harmoni dengan Alam, Mulailah Menanam Pohon

Jumat, 9 Februari 2024 07:38 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya dalam kegiatan penanaman pohon serentak di Cianjur, Jawa Barat, 7 Februari 2024. (Foto: Dok. KLHK)
Menteri LHK Siti Nurbaya dalam kegiatan penanaman pohon serentak di Cianjur, Jawa Barat, 7 Februari 2024. (Foto: Dok. KLHK)

RM.id  Rakyat Merdeka - Masyarakat dunia saat ini sedang menghadapi apa yang disebut dengan Triple Planetary Crisis (tiga krisis planet). Krisis ini terdiri dari perubahan iklim, polusi, dan kehilangan biodiversitas.

Ketiga krisis ini tak hanya mengancam ekosistem global, tetapi juga kehidupan manusia secara keseluruhan.

Dampaknya telah mulai dirasakan di seluruh penjuru dunia. Mempengaruhi ketersediaan pangan, kesehatan manusia, dan stabilitas ekonomi.

 

Sekjen KLHK Bambang Hendroyono (tengah) memimpin langsung kegiatan penanaman mangrove bersama masyarakat di Tanjung Benoa, Bali, Rabu (7/2/2024). (Foto: dok.KLHK)


Tantangan ini menunjukkan bahwa kita berada di persimpangan yang penting dalam sejarah manusia. Dalam hal ini, tindakan kolektif dan terkoordinasi sangat dibutuhkan untuk menghadapi krisis dan menjaga planet kita, agar tetap layak huni bagi generasi saat ini dan mendatang.

Perubahan Iklim

Perubahan iklim adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi manusia saat ini.

Peningkatan emisi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi, telah menyebabkan kenaikan suhu global, perubahan pola cuaca yang ekstrem, dan kenaikan tingkat laut.

Dampaknya sudah mulai terasa di seluruh dunia. Termasuk, bencana alam yang lebih sering terjadi, kekurangan pangan, dan migrasi massal akibat perubahan lingkungan.

Di tengah situasi ini, masyarakat harus beradaptasi dengan perubahan iklim yang sudah ada, dan mengambil langkah-langkah untuk membatasi emisi gas rumah kaca di masa depan.

Ini membutuhkan transformasi dalam energi, transportasi, pertanian, dan industri untuk beralih ke sumber daya yang bersih dan ramah lingkungan.

Kehilangan Biodiversitas

Baca juga : Kaesang Hargai Keputusan DKPP Terkait Sanksi Ketua KPU

Kehilangan biodiversitas adalah dampak langsung dari perusakan habitat alami, deforestasi, urbanisasi yang cepat, dan perubahan iklim.

Kehilangan spesies tumbuhan dan satwa mengancam ketahanan pangan, kesehatan manusia, dan stabilitas ekosistem.

Biodiversitas juga memiliki nilai intrinsik sebagai warisan budaya dan sumber daya genetik yang berharga bagi industri farmasi dan pertanian, dan sebagainya.

Melindungi biodiversitas memerlukan upaya konservasi yang lebih besar, pemulihan habitat alami, serta pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Peningkatan kesadaran terhadap pentingnya keanekaragaman hayati, juga diperlukan untuk memotivasi tindakan kolektif.

Polusi

Polusi, baik di udara, air, maupun tanah, juga merupakan masalah serius yang dihadapi masyarakat dunia.

Polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor dan industri menyebabkan masalah kesehatan yang serius seperti penyakit pernapasan dan kanker.

Polusi air dari limbah industri dan pertanian meracuni sumber air bersih, mengancam ekosistem air tawar, dan kesehatan manusia. Sedangkan polusi tanah mengganggu kesuburan tanah dan kesehatan manusia melalui kontaminasi tanah dan air tanah.

Penanganan polusi dan pencemaran lingkungan memerlukan upaya bersama dari pemerintah, industri, dan masyarakat sipil untuk mengurangi emisi berbahaya, meningkatkan sistem pengelolaan limbah, dan mengadopsi praktik-praktik yang ramah lingkungan.

Aksi Mendesak

Triple Planetary Crisis membutuhkan respons global yang koordinatif dan berkelanjutan.

Baca juga : Nusron Wahid Yakin Rakyat Lebih Menyukai Penampilan Prabowo Subianto

Masyarakat, lembaga pemerintah, perusahaan, dan organisasi internasional harus bekerja sama untuk mengatasi tantangan ini. Dibutuhkan kebijakan yang kuat, inovasi teknologi, pendidikan publik yang luas, serta perubahan perilaku individu untuk mencapai perubahan yang diperlukan.

Pentingnya meningkatkan kesadaran publik tentang urgensi krisis ini tidak bisa diabaikan.

Melalui pendidikan, advokasi, dan pemberitaan yang berkelanjutan, kita dapat membentuk masyarakat yang peduli lingkungan dan siap bertindak.

Saat ini adalah waktu yang krusial untuk bertindak bersama-sama dalam mendukung solusi-solusi yang bertujuan untuk menjaga planet kita untuk generasi mendatang.

Salah satu aksi nyata paling sederhana yang bisa dilakukan secara bersama-sama untuk menghadapi Triple Planetary Crisis adalah melakukan penanaman pohon secara serentak dan masif.

Seperti kita pahami, pohon memiliki manfaat multiguna untuk manusia dan seluruh makhluk hidup. Tak hanya menyediakan oksigen, pohon juga menjadi tempat penyimpanan karbon yang tidak dimiliki tiga makhluk hidup lainnya di bumi.

Keberadaan pohon untuk kelangsungan hidup manusia dan alam semesta, berperan penting dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK), sumber kehidupan mahluk hidup, menyimpan air, menjaga suhu udara, meredam kebisingan, dan mengurangi kekuatan angin.

Pohon juga menjadi solusi atas berbagai persoalan polusi udara. Untuk itu, penting bagi kita untuk terus melakukan pelestarian alam mulai dari menanam hingga merawatnya. Agar tetap tumbuh subur dan produktif menjaga keseimbangan ekosistem.

Upaya tersebut perlu dilakukan oleh kita semua, mengingat manusia memiliki posisi penting sebagai garda terdepan untuk melindungi keseimbangan ekosistem.

Keberadaan pohon dan tutupan lahan yang baik akan meningkatkan daya dukung alam dalam mitigasi perubahan iklim, ketahanan pangan, energi dan kesejahteraan seluruh makhluk hidup.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berkomitmen untuk mengurangi emisi dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya melalui program Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.

Baca juga : Mundur Dari Menko Polhukam, Awak Media: Terima Kasih Prof Mahfud

Gerakan penanaman pohon menjadi salah satu yang didorong dalam program tersebut, karena keberadaan pohon menunjukkan urgensi sebagai sentral bagi kehidupan di bumi.

Pohon memiliki andil dalam pertumbuhan kehidupan manusia dan seluruh mahluk hidup.

Menanam pohon tidaklah berat, merawat dan menjaga pohon untuk tetap tumbuh akan menuai kebaikan. Mari kita tanam minimal 25 pohon seumur hidup untuk setiap individu penduduk kita.

Aksi penanaman pohon merupakan bentuk komitmen Indonesia dalam pengurangan risiko bencana dan pengendalian perubahan iklim. Sebagai upaya menjaga bumi dari pemanasan global yang sudah menjadi ancaman nyata, dan perlu diantisipasi bersama.

Kepedulian dan kecintaan bersama dalam menjaga dan merawat lingkungan bisa diwujudkan dengan aksi nyata menanam pohon. “Bangun Harmoni dengan Alam, Mulailah Menanam Pohon”.

Atas arahan Presiden RI Joko Widodo, KLHK bersama masyarakat dan para stakeholder lainnya telah memulai melakukan upaya penanaman pohon serentak di awal musim hujan tahun ini.

Tanggal 7 Februari 2024 kemarin merupakan pelaksanaan yang ketiga kali, dari rangkaian penanaman serentak seluruh Indonesia.

Kegiatan penanaman serentak se-Indonesia pertama dan kedua pada awal musim penghujan tahun 2024 dipimpin langsung oleh Presiden RI dari Jakarta dan yang kedua dipimpin Wakil Presiden RI dari Banten. Secara serentak, penanaman dilaksanakan di seluruh Indonesia.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.