Dark/Light Mode

Dialog Dengan Mahasiswa Papua Di Australia

Bahlil Bicara Hilirisasi Untuk Papua Lebih Maju Dan Sejahtera

Senin, 13 Mei 2024 07:35 WIB
Di tengah lawatannya ke Melbourne, Australia 12-15 Mei 2024, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan dialog dengan para mahasiswa Indonesia asal Papua, Minggu (12/5/2024).
Di tengah lawatannya ke Melbourne, Australia 12-15 Mei 2024, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan dialog dengan para mahasiswa Indonesia asal Papua, Minggu (12/5/2024).

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan lawatan ke Melbourne, Australia 12-15 Mei 2024. Dalam kunjungan kerja (kunker) itu, selain melakukan pertemuan dengan sejumlah investor, Menteri Bahlil melakukan pertemuan dan dialog dengan para mahasiswa Indonesia asal Papua, Minggu (12/5/2024).

Menteri Bahlil mendengar­kan aspirasi dan permasalahan dari 10 perwakilan mahasiswa asal Papua, di salah satu restoran Indonesia di Melbourne.

Para mahasiswa di antaranya mengeluhkan soal mandegnya beasiswa dari dana otonomi khu­sus. Sambil menunggu penyelesaian beasiswa Otsus, Menteri Bahlil memberikan bantuan secara pribadi kepada para mahasiswa.

“Adik-adik harus semangat ya. Kakak Menteri paham ke­sulitan kalian. Kalian kuliah baik-baik. Kita carikan jalan keluar. Ini karena ada perubahan mekanisme penyaluran dana Otsus agar lebih efektif sampai ke masyarakat Papua,” ujar Menteri Bahlil.

Selain oleh sejumlah pejabat Kementerian Investasi, Menteri Bahlil juga didampingi Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia Siswo Pramono dan Konsulat Jenderal Indonesia di Melbourne Kuncoro Waseso.

Baca juga : PPP Fokus Berjuang Tembus Ke Senayan

Hilirisasi di Papua

Kepada para Mahasiswa Papua, Menteri Bahlil berpesan agar mencari ilmu sebanyak-banyaknya di Australia. Menteri Bahlil menegaskan, pemerintah sangat serius untuk menjaga pembangunan di Papua, utamanya terkait hilirisasi.

“Adik-adik Kuliah baik-baik karena apa, Papua masa depan­nya akan dibangun. Tidak bisa terus mengandalkan Otsus, kalau tidak bisa mengelola anggaran. Dana Otsus ini hanya afirmatif kepada orang Papua, supaya bisa sejajar dengan saudara-saudaranya di wilayah lain,” ucap Menteri Bahlil.

Ke depan, agar Papua bisa maju, pemerintah mengem­bangkan hilirisasi, salah satunya rencana pembangunan smelter PT Freeport di Papua. “Dengan pemerintah nantinya mengua­sai 60 persen saham Freeport, pembangunan smelter di Papua makin terbuka,” papar dia.

Selain pembangunan pabrik pupuk di Papua, pemerintah juga akan mengembangkan industri gula dan etano dari tebu.

Baca juga : Pengawasan Terhadap Bus Pariwisata Kudu Diperketat

Sebagaimana diketahui, Pemerintah baru saja membentuk Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Swasembada Gula dan Bioetanol di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan. Pembentukan tersebut tertuang dalam Keputu­san Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 15 Tahun 2024 yang ditandatangani Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tanggal 19 April 2024 dimana Menteri Bahlil ditunjuk sebagai Ketua Satuan Tugasnya.

Menteri Bahlil mengatakan, percepatan hilirisasi di Papua ini, tidak lepas dari upaya pemerin­tah menciptakan lapangan kerja bagi mahasiswa-mahasiswa Papua baik di dalam maupun di dalam negeri.

Dia mencontohkan sejumlah daerah yang mengembangkan hilirisasi seperti Morowali dan Halmahera telah menciptakan lapangan kerja yang luas di­wilayah itu, termasuk Sorong.

“Sorong luar biasa maju. Ka­wasan ekonomi khusus untuk bersaing dengan kawasan indus­tri di Maluku Utara. Di Sorong didorong pupuk dan blue etanol di Bintuni,” ucap Bahlil.

“Demikian juga di Nabire blok ex Freeport. Semua bisa dilaku­kan kalau kita siap. Prospek ba­gus untuk Papua. Teman-teman di luar negeri bisa balik atau tinggal sementara di sini cari pengalaman dulu disini untuk menginspirasi teman-teman di Papua sana. Setelah pengalaman ada balik dan kerja,” imbuh dia.

Baca juga : Putri Aria Bima Daftar Calon Wakil Wali Kota

Dana Otsus

Menteri Bahlil mengemuka­kan, kenapa dana otsus terbeng­kalai. Sebab saat ini pemerintah membagi ke pemerintah provinsi dan kabupaten masing-masing setengah-setengah. Termasuk dana pendidikan yang diklaim biaya provinsi atau kabupaten. “Makanya dana pendidikan otsus tersendat,” papar dia.

Terungkap, sebanyak 10 mahasiswa Papua di Melbourne terkendala otsus selama lima bulan belum turun. Sebagian mahasiswa Papua dibantu oleh warga Papua di Australia dan sebagian lagi bekerja untuk kelanjutan pendidikannya di Australia.

Artikel ini tayang di Rakyat Merdeka Cetak edisi Senin, 13 Mei 2024 dengan judul Dialog Dengan Mahasiswa Papua Di Australia, Bahlil Bicara Hilirisasi Untuk Papua Lebih Maju Dan Sejahtera

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.