Dark/Light Mode

Tuai Banyak Kritik

Kemdikbudristek Tarik Buku Panduan Rekomendasi Sastra

Jumat, 31 Mei 2024 07:25 WIB
Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemdikbudristek, Anindito Aditomo. (Foto: Dok. Kementerian KOMINFO)
Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemdikbudristek, Anindito Aditomo. (Foto: Dok. Kementerian KOMINFO)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejak diluncurkan pada 20 Mei lalu, buku bertajuk ‘Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra’ menuai banyak kritik. Buku tersebut merupakan bagian dari program Sastra Masuk Kurikulum yang diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek). Terdapat 177 buku yang direkomendasikan Kemdikbud untuk dibaca anak-anak sekolah.

Kritikan terhadap sejumlah buku sastra dalam daftar terse­but, lantaran menampilkan isi soal kekerasan dan pornografi. Selain itu, pegiat sastra mengkri­tik buruknya penyusunan buku, hingga banyaknya misinformasi.

Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemdikbudristek, Anindito Aditomo mengatakan, pihaknya akan me­narik buku Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra, dan merevisinya.

Baca juga : Beringin Bakal Ngusung Putrinya Akbar Tandjung

“Versi awal buku panduan, untuk sementara kami tarik dan revisi berdasarkan masukan-masukan yang kami terima. Perlu diketahui, saat ini belum ada pen­giriman buku panduan atau karya-karya sastra ke sekolah,” ujarnya di Jakarta, Kamis (30/5/2024).

Anindito menekankan, tidak ada kewajiban bagi guru meng­gunakan karya-karya sastra yang ada di daftar yang akan ditetapkan. Menurutnya, semua perangkat dalam program Sastra Masuk Kurikulum, mulai dari daftar buku, panduan, sampai contoh modul ajar, adalah alat bantu guru yang bersifat op­sional dan dinamis karena akan selalu diperbarui.

Dia menjelaskan, muatan-muatan yang dipertanyakan dan dikritik dalam buku Sastra Masuk Kurikulum, perlu di­baca utuh dalam konteks karya. Buku-buku itu merupakan hasil karya belasan kurator yang mayoritasnya adalah sastrawan, penulis, akademisi hingga guru.

Baca juga : Ternyata, Ada Juga Wakil Rakyat Yang Kasih Dukungan

“Mengenai muatan yang di­pertanyakan pada beberapa karya yang direkomendasikan tim kurator, hal itu perlu dibaca dalam konteks karya tersebut secara utuh. Tim kurator tentu memiliki pertimbangan yang matang ketika mengusulkan judul-judul tersebut,” jelas dia.

Meski begitu, sambung Anindito, daftar rekomendasi buku sastra dalam program Sastra Masuk Kurikulum, dapat berubah dan berkembang seir­ing waktu berdasarkan evalu­asi dan masukan yang diterima Kemdikbudristek. Tujuannya, agar semakin banyak karya sas­tra yang dapat menjadi opsi atau pilihan bahan ajar di sekolah.

“Jika digunakan dengan baik dalam pembelajaran, karya sas­tra bukan hanya bisa menum­buhkan minat baca, tapi juga sangat potensial untuk mengasah nalar, empati, serta nilai-nilai kemanusiaan,” tandasnya.

Baca juga : Indonesia Bakal Jadi Top Operator Bandara Dunia

Sebelumnya, Majelis Pendidikan Dasar, Menengah dan Nonformal (Dikdasmen PNF) PP Muhammadiyah memin­ta Kemendikbudristek men­arik peredaran buku Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra. Kemendikbudristek pun diminta harus lebih selektif dalam pemilihan buku yang tepat di sekolah.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.