Dark/Light Mode

Kementerian Luar Negeri Sosialisasi Polugri Kepada Akademisi di Pekanbaru

Rabu, 27 November 2019 16:26 WIB
Peresmian Pusat Studi Kawasan Asia Pasifik dan penandatanganan MoU antara Dirjen Aspasaf Kemlu Dr Desra Percaya bersama Rektor Universitas Islam Riau, Prof Syafrinaldi (Foto Kemlu)
Peresmian Pusat Studi Kawasan Asia Pasifik dan penandatanganan MoU antara Dirjen Aspasaf Kemlu Dr Desra Percaya bersama Rektor Universitas Islam Riau, Prof Syafrinaldi (Foto Kemlu)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia akan mengedepankan prioritas Politik Luar Negeri 4+1 yaitu Diplomasi Ekonomi, Diplomasi Perlindungan WNI, Diplomasi Kedaulatan, dan Peran Kepemimpinan ditingkat regional dan global, serta Penguatan Infrastruktur Diplomasi. Untuk itu mahasiswa-mahasiswa fakultas Hubungan Internasional, Hukum dan fakultas lainnya dari berbagai Universitas di Pekanbaru diundang untuk mendaftar ke Kementerian Luar Negeri (Kemlu).

Demikian ditekankan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Dr Desra Percaya dalam sambutannya di Kuliah Umum di hadapan Rektor Universitas Islam Riau (UIR) Prof Dr Syafrinaldi dan sekitar 250 orang akademisi dari UIR, Universitas Riau (UR) dan Universitas Abdurrab Pekanbaru pada 26 November 2019, di Pekanbaru, Riau.

“Diplomasi kedaulatan, ekonomi dan perlindungan WNI, peningkatan kontribusi di tingkat kawasan dan global, serta penguatan infrastruktur diplomasi akan menjadi pilar utama Politik Luar Negeri Indonesia ke depan,” tutur Desra Percaya menjabarkan prioritas 4+1 dimaksud.

“Penting bagi kami agar para pemangku kepentingan, termasuk di daerah untuk dapat memperoleh penjelasan menyeluruh tentang kebijakan pemerintah Pusat sehingga bisa tercapai pemahaman bersama,” lanjutnya.

Baca juga : Kementan Pilih Tegal Jadi Lokasi Pelatihan Petugas Verifikasi Bawang Putih

Penyelenggaraan Outreach Polugri dilakukan secara reguler dan ke berbagai Kampus se Indonesia. Sesuai arahan Menteri Luar Negeri tanggal 11 Oktober 2019 di Ruang Nusantara Kementerian Luar  Negeri saat dilakukan kerja sama Kemlu dan Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII) yang membahas diplomasi RI dalam memajukan Kerja Sama Indo Pasifik dan perkembangan ASEAN Outlook on Indo Pasifik. 

Sejak itu, Kemlu telah lakukan outreach ke Samarinda di Universitas Mulawarman dan ke Manado di Universitas Sam Ratulangi di Manado pada Oktober hingga November 2019. Kali ini ke Pekanbaru dipimpin langsung Dirjen Aspasaf didampingi Direktur Kerja Sama Intrakawasan dan Antarkawasan (KSIA)Aspasaf, Direktur Asia Tenggara Denny Abdi dan Sekretaris Ditjen Aspasaf Rossy Verona, beserta 10 pejabat diplomatik. 

Sosialisasi kerja sama kawasan Asia Pasifik yang dilaksanakan di UIR Pekanbaru ini juga dimanfaatkan FISIP UIR untuk meningkatkan hubungan kerja sama dengan Kementerian Luar Negeri melalui penandatangan Nota Kesepahaman (MoU). Selain itu, kunjungan Dirjen Aspasaf dan delegasi Kemlu untuk pertama kalinya ke kampus UIR ini juga didaulat untuk meresmikan Pusat Studi Asia Timur dan Asia Tenggara.

Sebagai informasi, Indo-Pasifik yang membentang dari Samudera Hindia hingga Samudera Pasifik telah menjadi suatu kawasan dengan nilai strategis yang terus meningkat. Hal ini seiring dengan potensi besar yang dimiliki termasuk sebagai pusat kemajuan teknologi dan inovasi dan dengan ukuran ekonomi 62 persen dari GDP dunia. Namun, Indo-Pasifik juga menghadapi tantangan termasuk rivalitas negara-negara besar yang mengusung konsep aristektur masing-masing.

Direktur Andre Omar (kiri) menyoroti pulau Sumatera yang memiliki nilai geopolitik yang tinggi.
 
Pulau Sumatera menurut Andre Omer, sangat strategis dalam konteks regional architecture karena langsung berhadapan dengan kawasan lain di Asia sehingga memiliki nilai geopolitik yang tinggi dan konsep Indo Pasifik makin mempertegas posisi tersebut.

Baca juga : Sosialisasikan Segera Asuransi Pertanian

Namun demikian, faktor-faktor lain yang mendukung penerimaan konsep Indo Pasifik yang diusung Indonesia yaitu keaktifan Indonesia di organisasi ternasional seperti Dewan Keamanan PBB dan Dewan HAM serta forum lain seperti OKI dan GNB yang menciptakan kepercayaan tinggi masyarakat Internasional pada Indonesia.

Andre juga menyampaikan perkembangan mengenai peran Indonesia di DK PBB yang dipercaya menjadi Presiden DK PBB dua kali dalam masa keanggotaanya yaitu Mei 2019 dan Agustus 2020. Dalam rangka terus mendorong kerja sama Indo Pasifik, Indonesia akan menyelenggarakan Indo Pacific Infrastructure and Connectivity Forum pada tahun 2020 sebagaimana diumumkan Presiden Joko Widodo pada KTT ASEAN di Bangkok.

Paparan narasumber kedua, Denny Abdi juga memperkuat fakta, Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara memetik keberhasilan ekonomi karena adanya perdamaian dan kestabilan politik yang solid di Asia Tenggara walaupun terkadang masih terdapat perselisihan di perbatasan yang dapat diredam dalam kerangka ASEAN.

Selama ini, katanya, forum ASEAN mampu mengajak negara anggota untuk fokus pada kerja sama, stabilitas dan perdamaian telah menjelma menjadi salah satu organisasi paling berhasil di dunia.

Baca juga : Utang Luar Negeri Indonesia Masih Aman Terkendali

Narasumber ketiga Rossy Verona menyampaikan pentingnya membumikan seluruh diplomasi multilateral, regional dan bilateral agar setiap masyarakat merasakan manfaatnya, khususnya di daerah yang berbatasan dengan negara lain. Dalam hal itu Setditjen telah mendorong link and match sebagai strategi utama diplomasi ekonomi, khususnya mengangkat produk daerah menjadi produk ekspor unggulan dan memfasilitasi keterlibatan pemprov dan pengusaha daerah guna mendukung keberhasilan diplomasi ekonomi jangka panjang.

Para mahasiswa Fisip UIR melakukan simulasi sidang internasional.
Kesempatan ini juga dimanfaatkan untuk menggelar Career Talk tentang peluang berkarier di Kementerian Luar Negeri serta diskusi tentang upaya penguatan diplomasi digital di era yang diwarnai disrupsi dan disinformasi. Dua diplomat muda Sekdilu Angkatan 41 dihadirkan untuk berbagi tips dalam mengikuti seleksi dan pengalaman meniti karier di Kementerian Luar Negeri.

Sementara itu Wakil Direktur Infomed Aji Nasution menyampaikan perkembangan diplomasi RI yang memanfaatkan digital diplomacy. Indonesia telah menyelenggarakan the first Regional Conference on Digital Diplomacy (RCDD) di Jakarta pada 10 September 2020.

Pertemuan RCDD tersebut menghasilkan Jakarta Message on Regional Cooperation in Digital Diplomacy Membahas mengenai: 1. Pentingnya penggunaan Digital Diplomacy dalam praktik diplomasi saat ini; 2. Komitmen dalam membangun pesan bersama terkait kerjasama Digital Diplomacy dengan stakeholder terkait; 3. Dan juga terkait membangun komunitas yang bebas dari falsr information dan hoaks.

Pada kesempatan itu, Desra bertemu Sekretaris Daerah Provinsi Riau, Yan Prana Jaya dan Kadin setempat dan menyampaikan bahwa sinergi antara Kemlu dan Pemda menjadi kunci untuk mendorong peluang ekonomi di daerah untuk memasuki pasar global. Banyak potensi Riau yang teridentifikasi di antaranya sagu, kelapa, karet, proyek kawasan industri dan wisata, kerja sama port Dumai-Melaka. [MEL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.