Dark/Light Mode

PUPR Fokus Penyehatan PDAM Yang Sakit

Kamis, 28 November 2019 18:47 WIB
Ketua BPPSPAM Bambang Sudiatmo. (Foto: Humas Kementerian PUPR)
Ketua BPPSPAM Bambang Sudiatmo. (Foto: Humas Kementerian PUPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) melalui Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) terus berupaya melakukan penyehatan perusahaan daerah air minum (PDAM) yang saat ini sedang sakit. Ini dimaksudkan agar penyediaan sarana air bersih bagi masyarakat bisa lebih baik dan merata.

Ketua BPPSPAM Bambang Sudiatmo mengatakan, sejauh ini sudah ada 391 PDAM yang tersebar di seluruh penjuru tanah air. Namun, dari jumlah tersebut baru 380 PDAM yang mendapat penilaian. Untuk sisanya atau sebanyak 13 PDAM, belum diberi penilaian karena bermasalah lantaran belum mengirim laporan keuangan.

"Penilaian kepada seluruh PDAM yang ada di Indonesia kami lakukan setiap tahun. Untuk itu, karena kami tugasnya memang menyehatkan PDAM yang sedang sakit, akan terus memberi pendampingan secara intensif kepada mereka sakit. Dari pendampingan itu ujungnya adalah rekomendasi baik teknis maupun non teknis yang kemudian ditujukan ke pemangku kepentingan terkait," kata Bambang di Sentul, Kabupaten Bogor, Kamis (28/11).

Baca juga : Taspen Borong Penghargaan Digital

Namun, kata dia, upaya peningkatan pelayanan air bersih bagi masyarakat bukan hal mudah. Sebab, selain harus berhadapan dengan faktor dari segi sumber air, faktor mental dan tekad para pejabat dalam mewujudkan itu juga menjadi salah satu kendala.

"Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah contohnya. Aturan tersebut menyebut pemenuhan akses air minum merupakan tugas layanan dasar yang harus dipenuhi Pemerintah Daerah (Pemda) kepada masyarakat. Tapi faktanya, belum semua Pemda menjalankan tugas tersebut secara maksimal," ujarnya.

Bambang menyebut, akibat kurangnya kepedulian pemerintah terkait hal tersebut, capaian akses air minum layak pada tahun 2018 belum sesuai harapan. Sebab, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), penyuplaian air bersih ke masyarakat masih tergolong rendah karena baru mencapai 87,75 persen dengan capaian kepemilikan akses perpipaan 20,14 persen terhadap total penduduk. 

Baca juga : Kesehatan Gigi Anak Tunjang Prestasi

"Karena itu, kami akan terus berupaya meningkatkan penyelenggaraan sistem penyediaan air minum (SPAM) yang dilaksanakan BUMD Penyelenggara SPAM. Langkah awalnya dengan memperbaiki sistem manajemen lewat penilaian kinerja BUMD Penyelenggara SPAM," paparnya.

Bambang menargetkan, hingga tahun 2024 mendatang akan sudah ada 37 PDAM tambahan yang akan menerapkan sistem Zona Air Minum Prima, atau pelayanan yang menyediakan air siap untuk diminum.

"Saat ini baru ada delapan PDAM yang memiliki layanan tersebut. Salah satunya PDAM di Kabupaten Bogor. Tapi kedepan kita targetkan akan ada 37 PDAM lagi yang menerapkan sistem tersebut," ujarnya. [DNU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.