Dark/Light Mode

Posko Nataru Ditutup, Kendaraan Pribadi Jadi Primadona

Selasa, 7 Januari 2020 08:22 WIB
Dirjen Perhubungan Darat, Budi Setiyadi (Foto: Istimewa)
Dirjen Perhubungan Darat, Budi Setiyadi (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pada masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) kemarin, jumlah penumpang jumlah angkutan bus dilaporkan mengalami penurunan sebesar 22,75 persen. Mereka beralih menggunakan kendaraan pribadi. 

Fakta ini disampaikan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), berdasarkan data yang dihimpun dari Posko Nataru.

Terkait hal ini, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, pihaknya tak kaget dengan makin banyaknya pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi. 

Menurutnya, hal ini cenderung disebabkan oleh masyarakat yang masih ingin mencoba-coba kondisi Jalan Tol Trans Jawa dan Trans Sumatra, yang menghubungkan beberapa provinsi dan kota selama Nataru.

Suasana Gerbang Tol Kalikangkung, Semarang, Jawa Tengah arah Jakarta, Minggu (29/12). (Foto: Firsty Hestyarini/RM)

Baca juga : PSSI Bantu Biaya Pendidikan untuk Jasmin Sefia

"Jumlah kendaraan pribadi sebanyak 5,5 juta kendaraan di jalur tol naik 17 persen. Jadi, banyak masyarakat naik kendaraan pribadi. Itu sudah diprediksi. Kompetitor bus, memang mobil pribadi," katanya saat konferensi pers penutupan Posko Pemantauan Nataru di Kantor Kemenhub, Jakarta, Senin (6/1).

Fenomena meningkatnya penggunaan kendaraan pribadi, juga terlihat di beberapa jalur penyeberangan. Antara lain, Merak-Bakauheni. 

"Infrastruktur jalan tol membuat penggunaan kendaraan pribadi menjadi lebih seksi," ujar Budi.

Ia berharap, di angkutan Lebaran tahun ini, masyarakat bisa kembali menggunakan angkutan umum. Untuk itu, pihaknya berkomitmen memperbaiki fasilitas angkutan umum dan titik-titik simpul.

Baca juga : Penyerang Novel Ditangkap, Semoga Prestasi Kapolri Berlanjut

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub Hengki Angkasawan mengungkapkan, penurunan jumlah penumpang di masa Nataru juga terjadi di angkutan pesawat. Turun sebanyak 6 persen, jika dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan tahun ini mencapai 5,5 juta orang. Sedangkan tahun lalu, hanya turun 5,1 juta orang.

Hal ini, kata Hengki, sudah diprediksi sebelumnya. "Dari awal, kita sudah memprediksi. Bahkan, prediksi awal kita adalah minus 8,4 persen. Tapi alhamdulillah, kepercayaan publik di udara hanya turun 6,5 persen. Lebih sedikit dari prediksi kita," tuturnya.

Hengki menjelaskan, turunnya jumlah pengguna pesawat tidak disebabkan oleh mahalnya tiket pesawat. Ia berpandangan, penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya kualitas moda transportasi lain.

Moda transportasi lain yang mengalami peningkatan adalah kereta api (KA). Pengguna jasa KA tahun ini naik 4,40 persen.l, dibanding tahun lalu. Dari 5.479.608 penumpang pada tahun 2018, tahun ini naik menjadi 5.720.508 penumpang.

Baca juga : Jokowi: Jangan Ribut, Beri Kesempatan Polisi Buktikan Pelaku Penyerang Novel

Peningkatan penumpang juga terjadi di angkutan laut, sebesar 13 persen. Dari 981.791 orang pada tahun 2018, angkanya meningkat menjadi 1.115.098 orang.

Sedangkan di jalur penyeberangan, jumlah penumpangnya terkatrol 18 persen dari 2.110.053 pada tahun lalu, menjadi 2.506.740 pada tahun ini. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.