Dark/Light Mode

Kritik Lagi Soal Proyek Infrastruktur

JK Memilih Kata "Maaf" Dulu...

Rabu, 23 Januari 2019 08:42 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla. (Foto: Istimewa)
Wakil Presiden Jusuf Kalla. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wapres Jusuf Kalla (JK) kembali mengkritik pembangunan infrastruktur. Kali ini, yang disorot soal pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Palembang dan Sulawesi. JK mengawali kritikannya dengan kata maaf.

Kritikan JK disampaikan saat berbicara di dalam Forum Indonesia Development and Business Summit di Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa (22/1). Menurut JK, pembangunan infrastruktur harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan industri di tiap daerah.

Pembangunan infrastruktur bukan sekadar bikin sesuatu, tetapi manfaat dan studinya juga harus baik. Dia kemudian menyoroti pembangunan LRT. JK mengatakan, membangun LRT secara elevated biayanya membengkak.

Selain itu, menurut JK, akibat pembangunan LRT,  jalan tol tak bisa diperlebar lagi. Karena ada tiang LRT di kiri kanannya. "Saya minta maaf. Beberapa minggu lalu, saya menyampaikan kenapa kita membikin LRT di atas jalan tol. Kenapa semahal itu?" kata JK, Selasa (22/1).

Seminggu sebelumnya, JK mengkritik megaproyek LRT di Jabodetabek, yang anggarannya mencapai Rp 500 miliar per kilometer. Tak lama JK bicara, tagar 1 kilometer Rp 500 miliar jadi trending topic di Twitter.

Baca juga : Pembangunan Infrastruktur Perbatasan Libatkan BAIS

Pembangunan lintasan layang ini dinilai membuat biaya menjadi mahal. Padahal, menurut JK, banyak negara-negara yang membangun lintasan LRT di bawah seperti di Istambul Turki, Seattle AS, dan Madrid Spanyol.

Lantaran itu, JK meminta kepada para teknisi yang bekerja dalam proyek tersebut, untuk membangun infrastruktur lebih efektif serta efisien dari sisi biaya. "Hal ini juga yang saya bawa ke Presiden, ada kok contoh LRT di bawah seperti tramp model-nya," imbuhnya.

Setelah itu, JK menyoroti pembangunan LRT di Palembang, yang dinilainya juga tidak efisien dengan yang ada di Jakarta. Kata JK, LRT di Palembang tak efisien karena tidak banyak penggunanya.

"LRT di sana hanya untuk kegiatan turis lokal. Sekali pakai untuk berfoto, mereka tidak gunakan lagi," katanya. Mantan Ketua Umum Golkar ini kemudian menyoroti pembangunan jalur kereta api di Sulawesi dari Makassar ke Manado.

Menurutnya, pembangunan jalur kereta itu juga tak efisien. Transportasi umum bakal berfungsi maksimal, jika dibangun di wilayah yang populasi penduduknya besar. Contohnya, pembangunan kereta api di Pulau Jawa yang memiliki populasi 160 juta orang.

Baca juga : Ngeri, Lihat Pak JK Marah

"Barang apa mau diangkut dari utara ke selatan. Nggak ada. Saya minta diperpendek saja di Sulawesi untuk keperluan industri. Kalau barang dan orang tidak efisien," ujar JK.

Ia menjelaskan, pembangunan proyek tersebut tidak memperhitungkan faktor permintaan serta kebutuhan penumpang. Karena itu, harus diperbaiki secara ekonomis, sehingga manfaatnya lebih dapat dirasakan. Saat ini, rel kereta api Sulawesi Selatan terbentang dari Makassar sampai Parepare.

Di sisi lain, Kementerian Perhubungan berpendapat, pembangunan jalur kereta api ini bakal menguntungkan sektor perekonomian. Sebab, kehadiran jalur kereta dari Makassar ke Parepare mampu menekan biaya pengiriman barang di Pulau Sulawesi.

Selain itu, waktu tempuh dari Makassar ke Parepare dan sebaliknya, yang biasanya membutuhkan waktu 4-5 jam, bisa dipangkas menjadi sekitar 1,5 jam. Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah berencana kkembali memperpanjang jalur tersebut. Hal inilah, yang menurut JK tidak efisien untuk mengangkut barang dan orang.

Lantaran hal tersebut, JK mengingatkan para insinyur yang bekerja dalam pembangunan infrastruktur, agar tak hanya melakukan kajian secara teknis. Tetapi juga ekonomis. "Ini tanggung jawab kita semua, untuk melihat hal itu sebagai bagian dari evaluasi kita dalam meningkatkan infrastruktur. Melihat dari sisi manfaat," pungkas JK.

Baca juga : 2 Petinggi Waskita Karya Jadi Tersangka KPK

Sebelumnya, Direktur Operasi II Adhi Karya Pundjung Setya Brata menyebut biaya proyek LRT yang tengah digarap di Jabodetabek, terbilang masih kompetitif dibandingkan negara lain.

Harga tersebut wajar karena proyek LRT menggunakan konstruksi jalan layang atau elevated di beberapa wilayah. Pemilihan jenis konstruksi ini didasarkan pada pertimbangan ketersediaan lahan. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.