Dark/Light Mode

Soal Tabloid Indonesia Barokah

Moeldoko Sekeras Jusuf Kalla

Selasa, 29 Januari 2019 09:51 WIB
Kepala Staf Presiden, Moeldoko. (Foto: Twitter @Dr_Moeldoko)
Kepala Staf Presiden, Moeldoko. (Foto: Twitter @Dr_Moeldoko)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko punya sikap yang sama dengan Wapres JK soal tabloid Indonesia Barokah. Sama-sama keras. Senin (28/1), Moeldoko meminta polisi segera mengusut dalang pembuat Indonesia Barokah. Sebelumnya, JK memerintahkan seluruh pengurus masjid yang telah menerima Indonesia Barokah segera membakar tabloid tersebut. Moeldoko pun sepakat.

"Saya pikir hal-hal yang bisa menimbulkan percikan, gesekan, emosi agar dihindari. Harus dihilangkan, karena kurang bagus dalam iklim demokrasi," ujar Moeldoko di Aula Serbaguna, Kementerian Sekretariat Negara Gedung III, Senin (28/1).

Moeldoko bilang, peredaran tabloid itu justru merusak demokrasi. Dia meminta semua pihak membangun demokrasi dengan akal sehat, dengan cara yang bermartabat. Eks Panglima TNI itu pun meminta kepolisian lekas mengusut penerbit dan pengedar tabloid itu. Jika tidak, nantinya bisa muncul saling tuding antara dua kubu di Pilpres 2019.

Baca juga : Jusuf Kalla: Bakar

"Aparat penegak hukum harus melakukan langkah-langkah agar tidak ada kecurigaan yang berujung pada saling (tuding), nggak sehat lah," tegasnya. "Saya pikir jangan saling tuduh. Kita sudah mendekati hari pemilihan. Kita jangan menciptakan situasi yang saling tuduh menuduh," imbau Moeldoko.

Terpisah, cawapres nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin mendesak pihak kepolisian, untuk segera mengusut dalang pembuat Tabloid Indonesia Barokah. "Harus dicari ya siapa yang membuat itu. Kami tidak merasa punya cara yang seperti itu," ujar Ma'ruf usai pembukaan Rakornas Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama di Hotel Bidakara, Senin (28/1).

Ma'ruf mengatakan, kampanye negatif seperti yang dilakukan pembuat Tabloid Indonesia Barokah merupakan cara yang tidak terhormat. "Bukan bagian dari pada tim kampanye kami," tegasnya lagi.

Baca juga : Indonesia Andalkan Lapis Kedua

Untuk diketahui, kubu Prabowo mencurigai Jokowi sebagai membuat tabloid tersebut. Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade menuding Irfan atau Ipang Wahid sebagai dalang Tabloid Indonesia Barokah. Ipang sudah membantah tuduhan Andre. Dia memberikan penjelasan soal Indonesia Barokah lewat akun Instagramnya @ipangwahid.

Ipang dituding sebagai dalang dalam pembuatan Tabloid Indonesia Barokah, karena pernah mengirimkan video ke situs indonesiabarokah.com. "Terkait Tabloid Indonesia Barokah, Demi Allah, saya tegaskan, bahwa saya bukan pembuat tabloid Indonesia Barokah," tegas Ipang seraya menambahkan, dia juga tidak terlibat dalam bentuk apapun atas tabloid tersebut.

Selain Ipang, yang juga jadi sasaran tudingan adalah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin, dan anak-anak muda PSI. Tudingan itu dilontarkan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief. "Hasto Sekjen PDIP, Ali Ngabalin, anak muda PSI. Mudah-mudahan saya keliru," cuitnya di akun Twitternya, @AndiArief_, Minggu (27/1).

Baca juga : Moeldoko Balik Main Ancam

Menanggapi hal itu, Ngabalin santai saja. "Kalau dia stres atau sakit, bahkan kalau sudah gila, jangan bikin orang lain stres, sakit, dan gila. Saya masih sangat waras," selorohnya.

Dia pun menantang Andi membuktikan tudingannya. Ngabalin meminta Andi tak memakai materi-materi sampah untuk mengotori ruang publik. "Kalau bukan gila, pasti sudah stres. Apa buktinya saya dituduh dan atau teman-teman lainnya? Kalau dia pegang bukti-bukti, sekalian saja laporkan ke polisi," tandasnya.

Sementara Ketum PSI Grace Natalie sewot terhadap tudingan Andi Arief itu. Dia menegaskan siap menuntut Andi. "Jika itu palsu akan saya tuntut Mas Andi Arief," tegas Grace di Kota Malang, Senin (28/1). [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.