Dark/Light Mode

Jokowi Ingin Wisma Atlet dan Hotel Milik BUMN DiJadikan RS Darurat Corona

Kamis, 19 Maret 2020 14:29 WIB
Presiden Jokowi saat melakukan Rapat Terbatas dengan Gugus Tugas Covid-19 di Istana Negara, Kamis (19/3). (Foto: Sekretariat Kabinet)
Presiden Jokowi saat melakukan Rapat Terbatas dengan Gugus Tugas Covid-19 di Istana Negara, Kamis (19/3). (Foto: Sekretariat Kabinet)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Joko Widodo meminta jajarannya menyiapkan rencana contingency (kejadian tidak terduga) dengan meningkatkan layanan rumah sakit rujukan penanganan virus corona (Covid-19) dan mobilisasi rumah sakit yang lain.

"Baik milik BUMN, TNI/Polri, rumah sakit swasta, dan juga rumah sakit darurat apabila diperlukan," ujar Presiden Jokowi dalam rapat terbatas bersama Gugus Tugas Covid-19 di Istana Merdeka, Kamis (19/3).

Selain itu, Presiden menyatakan, hotel BUMN dan Wisma Atlet di Kemayoran juga bisa digunakan jika memang diperlukan untuk menampung pasien paparan virus corona.

Baca juga : Menteri BUMN Erick Thohir Dipastikan Bebas Corona

"Jika diperlukan juga bisa memanfaatkan Wisma Atlet di Kemayoran, ini kapasitasnya cukup besar. Kalau nggak keliru 15 ribu dan hotel BUMN yang juga bisa dipakai," bebernya.

Contingency plan penanganan Covid-19 ini, kata Jokowi, juga harus disiapkan di daerah. Salah satunya dengan mempercepat pembangunan rumah sakit di Pulau Galang, Kepulauan Riau.

"Rencana contingency ini juga harus kita siapkan sampai ke bawah termasuk percepatan pembangunan rumah sakit di Pulau Galang di Kepulauan Riau," tegas Jokowi.

Baca juga : Jokowi Minta Pemda Koordinasi BNPB Sebelum Tetapkan Darurat Corona

Meski begitu, Presiden menekankan prioritas utama yang kini dilakukan adalah mencegah perluasan penyebaran virus corona.

Dia kembali mengimbau masyarakat untuk mengurangi mobilitas orang dari satu tempat ke tempat lain. "Kita terus menggencarkan sosialiasi untuk menjaga jarak, social distancing dan mengurangi kerumunan yang membawa risiko penyebaran.

Ketiga hal ini penting dan terus kita ulangi, mengurangi mobilitas orang dari satu tempat ke tempat lain, menjaga jarak, mengurangi kerumunan yang membawa risiko," imbau Presiden.

Baca juga : Ini Cara Bank BUMN Tekan Dampak Corona

Karena itu kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah terus disampaikan pemerintah agar bisa dijalankan secara efektif.

Tapi Jokowi menegaskan, jangan sampai kebijakan ini dilihat sebagai sebuah kesempatan untuk liburan. "Saya lihat satu minggu kemarin di Pantai Carita, di Puncak, lebih ramai dari biasanya sehingga hal ini akan memunculkan keramaian yang berisiko memperluas penyebaran Covid-19," sesalnya.

Yang tidak bekerja di rumah diimbau tetap saling menjaga jarak alias melakukan social distancing. Khususnya di area-area publik. Termasuk di dalam transportasi publik seperti di bandara, di pelabuhan, di stasiun kereta api, dan di stasiun bus. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.