Dark/Light Mode

Dapat Utang 23 T Dari ADB, Sri Mulyani Girang

Sabtu, 25 April 2020 04:45 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: ist)
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Indonesia dapat pinjaman baru untuk menanggulangi corona. Jumlahnya 1,5 dolar AS atau setara Rp 23,2 triliun. Utang ini dipinjamkan Asia Development Bank (ADB). Tambahan modal ini tentu saja membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani girang banget.

Dana segar tersebut merupakan bentuk dukungan ADB kepada pemerintah Indonesia dalam menanggulangi pandemi corona. Khususnya pada kelompok miskin dan rentan, termasuk perempuan. 

"Covid-19 menyebabkan dampak kesehatan, sosial, dan ekonomi yang sangat berat di Indonesia. Saya memuji respons pemerintah atas pandemi ini. Termasuk kebijakan ekonomi dan fiskal yang kuat dan terkoordinasi dengan baik," tutur Presiden ADB Masatsugu Asakawa dalam keterengan resminya, kemarin.

Sri Mulyani mengapresiasi dukungan dari ADB. Menurutnya, dana tersebut sangat membantu pemerintah memitigasi dampak yang ditimbulkan virus asal Wuhan ini. "Kami menghargai kecepatan respons ADB dan komunikasi eratnya dengan pemerintah untuk membantu kebutuhan mendesak Indonesia," ungkapnya.

Baca juga : Aglaonema Aceh Kian Seksi, Mulai Dilirik Jepang

Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menceritakan ihwal cairnya dana Rp 23,2 triliun. Awalnya, ADB hanya akan mengalokasikan 1 miliar dolar AS atau Rp 15,5 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.500. Namun berkat lobi-lobi yang dilakukannya, lembaga donor itu pun menambah pinjamannya.

Sri Mulyani mengaku langsung menelpon Asakawa. Sri mengaku mempertanyakan alasan ADB yang lebih sedikit menyalurkan bantuannya ke Tanah Air. “Mana lebih besar Indonesia ketimbang Filipina? Kenapa Filipina lebih besar? Apa karena ADB bermarkas di Manila,” kenang Sri Mulyani sambil tertawa dalam diskusi online dengan pemimpin redaksi media. Akhirnya ADB menambah jumlah bantuan untuk Indonesia. “Kita dapat 1,5 miliar,” sambungnya.

Sebelum ditelepon Sri Mulyani, Asakawa sudah lebih dulu menginjakkan kakinya di Indonesia 2-4 Maret lalu. Saat itu, bankir berpaspor Jepang ini menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan. Baru tanggal 27 Maret, dia berdiskusi dengan Sri Mulyani tentang respons pemerintah terhadap Covid-19, dan bagaimana ADB dapat memberikan dukungan.

Bantuan dari ADB merupakan program Covid-19 Active Response and Expenditure Support (CARES). Program ini akan mendukung paket stimulus pemerintah yang ditujukan untuk memperluas program bantuan sosial yang ada. Selain itu, untuk meningkatkan sumber daya pencegahan, dan pengendalian Covid-19. Juga melindungi sektor produktif dan para pekerja dari lesunya perekonomian.

Baca juga : Mau Dirawat Di RS Darurat Wisma Atlet, Begini Caranya

Lebih tepatnya, bantuan ini berasal dari opsi respons pandemi Covid-19 oleh ADB. Yakni fasilitas dukungan kontrasiklus, yang merupakan bagian dari paket 20 miliar dolar AS yang telah disetujui ADB pada 13 April. Tujuannya untuk membantu anggotanya (negara berkembang) dalam memerangi pandemi corona. Bahkan, anggaran ini bisa cepat dicairkan. Begitu juga dengan syarat dan ketentuannya yang tidak memberatkan.

Program CARES akan dilaksanakan melalui kerangka pendekatan negara yang fokus pada dialog kebijakan dan pemantauan strategi dan langkah kontrasiklus pemerintah. Kerangka tersebut akan melibatkan sektor swasta, organisasi kemasyarakatan, dan entitas yang berfokus pada analisis mahadata alias big data analytics untuk memberi solusi inovatif agar dapat mengatasi krisis Covid-19.

Dengan didukung oleh hibah bantuan teknis dan dengan memanfaatkan berbagai praktik terbaik di tingkat regional dan global. Kerangka ini akan membantu peralihan dari manajemen pandemi menjadi upaya pemulihan ekonomi. 

Untuk diketahui, Indonesia telah terdampak serius oleh pandemi ini. Sejumlah langkah penting di bidang kesehatan masyarakat untuk membatasi penyebaran penyakit ini telah menyebabkan gangguan serius terhadap kegiatan ekonomi. Sehingga mengakibatkan penurunan tajam dalam prakiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020.

Baca juga : Sri Mulyani Bikin Takut Saja

Banyak masyarakat yang terdampak buruk akibat kemerosotan ekonomi, terutama kelompok miskin dan rentan. ADB memperkirakan bahwa tingkat kemiskinan akan meningkat signifikan, kecuali jika langkah bantuan dapat dilaksanakan secara efektif.

Selain Program CARES, dukungan respons Covid-19 dari ADB kepada Indonesia juga mencakup pendanaan berupa hibah dan pinjaman untuk pengadaan peralatan medis secara cepat dalam mendukung upaya pemerintah menghentikan penyebaran virus.

Melalui bantuan teknis, ADB juga membantu memperkuat program perlindungan sosial Indonesia. Selepas krisis pandemi, ADB juga akan mendukung upaya pemerintah menyiapkan pemulihan pasca pandemi ini berakhir di berbagai bidang. Seperti reformasi ekonomi, inklusi keuangan, dan peningkatan infrastruktur ekonomi dan sosial. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.