Dark/Light Mode

Tolak Jadi Tempat Karantina 250 WNI Dari Wuhan

Natuna Parnoan

Minggu, 2 Februari 2020 06:24 WIB
Para WNI di Wuhan yang sedang dievakuasi (Foto: Antara)
Para WNI di Wuhan yang sedang dievakuasi (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebanyak 241 WNI yang ada di Wuhan, China, sudah dievakuasi dan diterbangkan ke Tanah Air, kemarin. Sebelum dipulangkan ke rumah masing-masing, mereka akan dikarantina dua minggu di Natuna. Namun, warga Natuna menolak rencana pemerintah menjadikan wilayahnya sebagai tempat karantina ratusan WNI yang baru pulang dari Wuhan itu. Mereka takut wilayahnya terserang virus Corona yang telah menewaskan ratusan jiwa di China.

Kemarin, warga dan pejabat Pemerintah Kabupaten Natuna menggelar aksi penolakan. Demo digelar di tiga tempat berbeda, yakni Kantor DPRD Natuna, Lanud Raden Sadjad, dan Koramil Ranai. Aksi berlangsung sejak pukul 10.00 WIB.

Mereka membawa poster-poster. Tulisannya macam-macam. Misalnya “Natuna Tidak Cocok Untuk Corona, Cocoknya Untuk Orang”. “Tolak Kebijakan Pemerintah Yang Merugikan Masyarakat Natuna.”

Salah satu pendemo, Simprah menyebut, warga berhak menolak kebijakan itu. Sebab, menurut dia, tidak ada yang bisa menjamin virus itu tidak menyebar di Natuna. "Masyarakat Natuna selama ini hidup aman dan nyaman. Namun kebijakan pemerintah pusat menyebabkan masyarakat resah. Kami ingin aman, hidup tenang," ujarnya.

Baca juga : Ini Alasan Pemerintah Pakai Pesawat Batik Air Evakuasi WNI Di Wuhan

Penolakan juga disuarakan Wakil Bupati Natuna, Ngesti Yuni Suprapti. Menurutnya, Pemkab Natuna sudah menyampaikan penolakan itu kepada pemerintah pusat. Alasannya, Natuna belum siap menghadapi kebijakan pemerintah pusat itu. "Di Natuna, fasilitas kesehatan sangat terbatas. Kalau terjadi apa-apa dengan masyarakat kami, siapa yang mau bertanggung jawab?" tegasnya.

Ngesti mengeluhkan, pemerintah pusat tidak berkoordinasi dengan Pemkab Natuna dalam memutuskan kebijakan itu. "Ada kesan, ada pemaksaan kehendak, karena kami baru tahu," ungkap Ngesti.

Dia menyebut, kebijakan itu membuat masyarakat Natuna jadi resah dan ketakutan. Ngesti meminta, pemerintah pusat mencari lokasi lain untuk merehabilitasi 250 WNI yang balik dari Wuhan itu. "Tetapkan daerah yang lebih baik, dengan fasilitas kesehatan yang memadai," tuturnya.

Ketua DPRD Natuna, Andes Putra juga menyatakan penolakan. Sebab, hal itu adalah aspirasi masyarakat. "Kita adalah perpanjangan tangan dari masyarakat," imbuh Andes.

Baca juga : Menkes Pastikan Ratusan WNI dari Wuhan Sehat

Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)? Letjen TNI Doni Monardo meminta masyarakat tak khawatir. Dia memastikan, 250 WNI yang dijemput di Wuhan dalam keadaan sehat. Seluruh WNI yang dipulangkan sudah melalui rangkaian proses pemeriksaan kesehatan.

Pemerintah China, bersama tim gabungan dari seluruh dunia, sudah melakukan prosedur pemeriksaan kesehatan yang ketat di Wuhan. Jika seseorang terindikasi demam, dia tidak boleh meninggalkan wilayah tersebut. "Pemerintah menjamin, WNI yang pulang dari China dalam kondisi sehat, dan prosedur pengamanan dilakukan secara teliti," tegas Doni, kemarin.

Para WNI ini akan transit terlebih dahulu Bandara Hang Nadim, Batam. Di sana, mereka akan kembali menjalani pemeriksaan. Jika ditemukan WNI yang suhu tubuhnya di atas rata-rata, maka dia akan langsung mendapatkan perawatan. Sementara yang sehat, akan melanjutkan penerbangan ke Bandar Udara Raden Sadjad Natuna dengan pesawat TNI AU.

Istana juga meminta warga Natuna menerima para WNI dari Wuhan itu. Sebab, ini adalah tugas kemanusiaan. Juru bicara Presiden, Fadjroel Rachman mengingatkan, keinginan untuk memulangkan ratusan WNI di Wuhan pulang ini bukan saja keinginan dari Presiden dan pemerintah, tapi keinginan dari seluruh masyarakat Indonesia.

Baca juga : Cepat Evakuasi WNI Dari Wuhan

Soal penolakan dari Wabup Natuna, Fadjroel bilang Mendagri Tito Karnavian akan memberikan penjelasan kepada Ngesti. Dia pun berharap semua pihak bisa mendukung proses evakuasi ini.

Sekjen Palang Merah Indonesia (PMI), Sudirman Said mengimbau masyarakat Natuna tidak ketakutan berlebihan atau paranoid alias parno dengan penempatan 250 WNI di wilayah mereka. Apalagi, menurut informasi yang diterimanya, ada satu kasus warga China dinyatakan sembuh dari virus Corona. “Boleh waspada, tapi jangan terlalu cemas,” ungkap Sudirman.

Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, alasan pemerintah memilih Natuna menjadi tempat karantina WNI yang baru dipulangkan dari Wuhan lantaran jauh dari pemukiman penduduk. Jarak antara lokasi karantina dan pemukiman penduduk sekitar 5-6 kilometer.

Selain itu, Natuna juga dipilih karena merupakan pangkalan militer yang memiliki fasilitas rumah sakit yang dikelola tiga matra TNI; AD, AL, dan AU. Pulau itu, juga memiliki landasan pacu pesawat yang berdekatan dengan lokasi karantina yang mampu menampung 300 orang itu. Tempat itu juga dilengkapi fasilitas mandi cuci kakus serta dapur. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.