Dark/Light Mode

Soal Meninggalnya Taruna ATKP Makasar

Menhub Nonaktifkan Direktur & Skorsing Seorang Taruna

Minggu, 10 Februari 2019 08:40 WIB
Menhub Budi Karya Sumadi sigap menindaklanjuti kasus yang menyebabkan tewasnya taruna ATKP Makasar. (Foto : istimewa)
Menhub Budi Karya Sumadi sigap menindaklanjuti kasus yang menyebabkan tewasnya taruna ATKP Makasar. (Foto : istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Perhubungan bergerak cepat menangani kasus kekerasan taruna di ATKP Makasar. Direkturnya dinonaktifkan, seorang taruna yang diduga bersalah diskorsing.

Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan telah menonaktifkan Direktur ATKP Makassar Agus Susanto. Pihaknya juga sudah menunjuk pelaksana tugas direktur.

Sedangkan satu taruna bernama Muhammad Rusdi diskorsing dan telah diserahkan ke pihak kepolisian guna proses lanjut menyusul musibah yang menewaskan seorang taruna ATKP Makassar pada Minggu (2/2) lalu.

Baca juga : Pasca Tragedi ATKP Makassar, BPSDM Perhubungan Tingkatkan Pengawasan

 “Setelah kami melakukan investigasi dan pertemuan internal, kami memutuskan menonaktifkan Direktur ATKP Makassar dan menskorsing satu orang untuk menjalani pemeriksaan pihak kepolisian,” jelas Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sabtu (9/2) di Jakarta.

Lebih lanjut Menhub Budi menjelaskan, investigasi internal menduga telah terjadi penyimpangan terhadap sistem dan prosedur yang berlaku sehingga menyebabkan musibah pada Taruna ATKP Makassar. Namun pihaknya masih menunggu hasil investigasi dari penyelidikan yang tengah dilakukan pihak kepolisian.

“Berdasarkan hasil investigasi internal, kami memutuskan untuk melakukan pergantian personil terhadap seluruh lini di ATKP Makasar yang terlibat pada saat kejadian,” ungkapnya.

Baca juga : Menhub Bentuk Tim Investigasi

Menhub menegaskan, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) yang menaungi sekolah-sekolah perhubungan di seluruh daerah secara tegas telah menerapkan aturan-aturan dan SOP menjauhi dan mencegah terjadinya kekerasan di dalam sekolah antar taruna.

“Pembenahan pola pengasuhan, dan sosialisasi secara terus menerus telah disampaikan oleh dosen, para pengawas dan unsur kampus atau sekolah kepada para taruna setiap mengajar. Kami selalu ingatkan bahwa budaya kekerasaan bukanlah hal yang benar, karena di dunia kerja pun tidak ada senior junior, yang ada profesionalisme dalam pembelajaran,” tegasnya.

Ke depan, Budi mengatakan, BPSDMP telah menyiapkan langkah-langkah nyata perbaikan SOP dan peningkatan pengawasan agar kejadian serupa tidak terulang lagi."Caranya dengan menambahkan tenaga-tenaga pengawas dan pengasuh taruna-taruni pada sekolah kedinasan di lingkungan Kementerian Perhubungan," tutup Budi. [IPL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :