Dark/Light Mode

Permak Birokrasi dan Organisasi

Pemimpin Di PUPR Harus Berkarakter dan Jangan Korupsi

Senin, 22 Juni 2020 22:08 WIB
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melantik 2 pejabat pimpinan tinggi pratama (eselon II) dan 489 pejabat administrator (eselon III) BARU  di Auditorium Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (22/06)
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono melantik 2 pejabat pimpinan tinggi pratama (eselon II) dan 489 pejabat administrator (eselon III) BARU di Auditorium Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (22/06)

RM.id  Rakyat Merdeka - Reformasi birokrasi dan perampingan organisasi di tubuh Kementerian PUPR terus dilakukan di era tatanan baru atau new normal. 

Kali ini, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono kembali melantik 2 pejabat pimpinan tinggi pratama (eselon II) dan 489 pejabat administrator (eselon III) baru di di Auditorium Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (22/06). 

Pelantikan dilakukan dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan organisasi. 

Baca juga : IPB dan ICMI Yakni Pertanian Kita Lebih Maju dan Mandiri

“Hari ini, kita melaksanakan pelantikan 489 orang pejabat administrator, setelah sebelumnya dilaksanakan pelantikan pejabat administrator dan pengawas menjadi pejabat fungsional. Ini adalah bagian reformasi birokrasi dan perampingan organisasi sesuai arahan Presiden Jokowi saat pelantikan di depan sidang MPR/DPR untuk mempercepat pengambilan keputusan,” kata Basuki.
 
Acara pelantikan dilakukan dengan seremonial sederhana secara virtual sesuai Protokol Kesehatan pencegahan Covid -19.  

Dalam sambutannya, Basuki berpesan kepada para pejabat yang dilantik untuk dapat menjadi pemimpin yang berkarakter baik dan kuat, senantiasa dicerminkan dari sikap budi pekerti yang berakhlakul karimah. 

“Bapak/Ibu yang baru dilantik adalah pemimpin dan akan mewarnai kinerja Kementerian PUPR ke depan. Sebagai pemimpin harus dapat menjadi contoh bagi para PNS muda PUPR yang jumlahnya sekitar 5000 orang. Hal ini demi keberlangsungan Kementerian PUPR sebagai organisasi yang kredibel dan terpercaya,” pesan Basuki.
 
Dikatakan Basuki, pemimpin yang baik harus memiliki sifat ikhlas, jujur, dan rendah hati. 

Baca juga : PAN Sarankan Pemerintah Perketat Syarat Dana Talangan BUMN Bermasalah

“Ikhlas, yaitu bersih dari kemusyrikan dan semua pekerjaan dimaknai dengan nilai ibadah sehingga mempunyai nilai lebih dalam bekerja. Jujur, tidak hanya berhubungan dengan tidak korupsi, tetapi berkomitmen dengan kebenaran yaitu niat baik dan benar untuk untuk melaksanakan amanah. Tidak munafik, bekerja secara transparan,” tegas Basuki.
 
Selanjutnya, dikatakan Basuki, pemimpin yang baik juga rendah hati, tidak sombong dan  menjadi pribadi yang menyenangkan. 

“Karena tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan sendiri, semua itu harus dikerjakan dengan tim. Pemimpin harus tahu banyak tetapi tidak menyombongkan diri. Senantiasa fokus pada pekerjaan, tidak mengharapkan pujian atau penghargaan dari orang lain,” tuturnya.
 
Selain baik, Basuki juga meminta agar para pimpinan di Kementerian PUPR berkarakter kuat dengan sifat berani, tangguh, dan disiplin. 

“Berani karena berintegritas. Tugas di eselon 3 adalah membuat keputusan, diikuti dengan kewenangan dan tanggung jawab. Sebagai contoh, saat ada moratorium penghentian sementara beberapa proyek konstruksi akibat terjadi sejumlah kecelakaan kerja, pada saat itu juga bertepatan dengan jadwal span lifting pembangunan Jembatan Youtefa. Dibutuhkan orang-orang berani yang berintegritas untuk membuat keputusan saat itu,” ujarnya.
 
Ditambahkan Basuki, pemimpin yang kuat harus memiliki sifat tangguh yakni sanggup menghadapi masalah. 

Baca juga : Mendagri: Kantor Dukcapil Harus Bebas Praktik Calon dan Pungli

“Tangguh karena dia kompeten. Latihan dan belajar terus menerus, tidak malu bertanya dengan orang lain. Pemimpin yang kuat harus disiplin dan mampu melakukan sesuatu yang harus dilakukan,” tuturnya.

Basuki mengingatkan kembali pesan 4 Big No. Yakni, No bribery (suap), no kickback (imbalan), no gift (hadiah), no luxurious lifestyle (tetaplah sederhana). 

“Hidup sederhana dan kepemimpinan menurut saya ada tiga contoh nyata dalam kehidupan. Yakni Baharuddin Lopa, Jaksa Agung periode Juni-Juli 2001, Suyono Sosrodarsono Menteri PU periode 1983-1988, dan Jenderal M. Yusuf, Menteri Hankam periode 1978-1983. Silahkan anda baca biografi mereka,” tuturnya. [FIK]
 

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.