Dark/Light Mode

Vaksin Corona Baru Diproduksi Awal 2021

Erick Sentil Pihak yang Nyinyir Penerapan Protokol Kesehatan

Minggu, 26 Juli 2020 07:47 WIB
Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir (Foto: Dok. Kementerian BUMN)
Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir (Foto: Dok. Kementerian BUMN)

RM.id  Rakyat Merdeka - Masyarakat diingatkan terus menerapkan protokol kesehatan. Sebab, saat ini pandemi corona belum berakhir. Sementara, vaksin Covid-19 baru akan diproduksi awal 2021.

Ketua Komite Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir meminta masyarakat bersabar dalam menghadapi pandemi corona. “Yang perlu diketahui vaksin memang akan diproduksi. Tapi itu baru dilakukan JanuariFebruari tahun depan. Berarti masih 6-7 bulan lagi kita harus menghadapi Covid-19,” ungkap Erick, di Jakarta, kemarin. 

Selama vaksin belum ditemukan, lanjut Erick, masyarakat harus menerapkan protokol kesehatan atas dasar kesadaran sendiri untuk menjaga keamanan, keselamatan dan kesehatan diri sendiri. Jangan anggap sepele penerapan protokol kesehatan. Karena, keberhasilan di dalam mengerem mata rantai penularan bergantung dari kepatuhan dan kekompakan masyarakat. 

Baca juga : Sidak Bandara Soetta, BKS Cek Protokol Kesehatan

“Buat saya sangat aneh kalau ada pihak-pihak yang nyinyir kepada pelaksanaan protokol Covid-19. Padahal itu bila diterapkan semua pihak membuat kita berhasil mengendalikan penularan,” cetusnya. 

Sementara, Wakil Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Herawati Sudoyo menyampaikan pentingnya untuk Indonesia mengembangkan vaksin Covid-19 sendiri. Menurutnya, pengembangan vaksin sendiri sangat penting. 

Karena dengan begitu, Indonesia lebih mudah dalam mengembangkan dan menciptakan vaksin baru lainnya untuk menghadapi kemungkinan mutasi virus corona. Apalagi, saat ini virus corona SARS-CoV-2 masih menyimpan banyak misteri. 

Baca juga : Angkasa Pura II Terapkan Protokol Kesehatan Di Semua Armada Transportasi Bandara

“Jadi bila vaksin dari luar negeri ternyata tidak ampuh menangkal Covid-19, akan mudah bagi Indonesia untuk memproduksi ulang vaksin buatan sendiri itu karena semua proses dan teknologi sudah ditangan (dijalani sendiri),” ungkapnya. 

Selain mudah melakukan pengembangan vaksin, lanjut Herawati, membuat vaksin Covid-19 buatan lokal diperlukan untuk memenuhi kebutuhan vaksin di Indonesia. Dia mengatakan, memang saat ini sudah ada 24 kandidat vaksin di dunia yang berada di tahap evaluasi klinis. Bahkan, 5 di antaranya sudah masuk fase III. 

Namun demikian, Indonesia tetap perlu mengembangkan vaksin sendiri karena kebutuhan Indonesia banyak mengingat jumlah penduduknya banyak. “Jika kita menunggu (vaksin) buatan negara lain, berapa lama kita harus menunggu? Karena dalam memproduksi vaksin butuh waktu. Selain itu kebutuhan kita besar,” ungkapnya. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.