Dark/Light Mode

Hortikultura Sebagai Pilar Pendukung Ekonomi Di Tengah Pandemi Covid-19

Rabu, 26 Agustus 2020 09:02 WIB
Kepala Sub Bagian Kerja Sama Ditjen Hortikultura Kementan Rico Simandjuntak/Ist
Kepala Sub Bagian Kerja Sama Ditjen Hortikultura Kementan Rico Simandjuntak/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi Covid-19 telah berdampak negatif terhadap perekonomian global. Beberapa negara maju seperti Singapura, Jerman, tidak kuasa menahan resesi atau penurunan pertumbuhan perekonomian. 

Menurunnya perekonomian diakibatkan distorsi transaksi perdagangan yang juga disebabkan terganggunya mobilitas manusia melalui kebijakan pengendalian penyebaran virus melalui kegiatan yang dikenal dengan physical distancing.

Kondisi ini juga berdampak pada perekonomian Indonesia yang mengalami capaian terendah sejak kuartal I-1999. Pada kuartal II-2020, pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi 5,32 persen dibandingkan pada periode yang sama di tahun sebelumnya (year on year/yoy). 

Badan Pusat Statistik (BPS) menginformasikan bahwa di tahun 2020 dari 17 lapangan usaha, sebagian besar sektor mengalami pertumbuhan negatif. Sebagai contoh, sektor transportasi dan pergudangan mengalami penurunan pertumbuhan sebesar -29,22 persen dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter on quarter/qtq), dan selanjutnya secara berurutan perubahan di sektor akomodasi dan makan minum sebesar -22,31 persen, sektor jasa lainnya sebesar -15,12 persen, sektor jasa perusahaan sebesar -14,11 persen, sektor jasa keuangan sebesar -10,32 persen, sektor pengadaan listrik dan gas sebesar -7,89 persen, sektor konstruksi sebesar -7,37 persen, sektor perdagangan sebesar -6,71 persen, sektor industri sebesar -6,49 persen, sektor jasa kesehatan sebesar -4,15 persen, sektor pertambangan sebesar -3,75 persen, sektor administrasi pemerintahan sebesar -2,65 persen, sektor jasa Pendidikan sebesar -0,68 persen dan sektor real estate sebesar -0,26 persen.

Namun demikian, tiga sektor lain sebaliknya mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor pertanian sebesar 16,24 persen dan selanjutnya diikuti oleh sektor informasi dan komunikasi sebesar 3,44 persen dan pengadaan air meningkat sebesar 1,28 persen.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah melakukan kajian “Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Ekonomi Rumah Tangga Indonesia”. Kajian tersebut dilakukan secara daring (online) dengan melibatkan 2.258 rumah tangga responden di 32 provinsi pada 10-31 Juli 2020 dan 1.548 responden di antaranya memenuhi syarat untuk dianalisis sebagai sampel, perinciannya 79,7 persen berstatus rumah tangga pekerja dan 20,3 persen rumah tangga usaha.

Merujuk pada survei tersebut diketahui bahwa 87,3 persen rumah tangga usaha dan 64,8 persen rumah tangga pekerja mengalami kesulitan keuangan selama pandemi Covid -19 ini. 

Baca juga : Bersepeda Tetap Aman ditengah Pandemi Covid-19

Riset tersebut juga mendapati bahwa rumah tangga pekerja yang mengalami kesulitan finansial lebih terdampak dalam memenuhi kebutuhan konsumsi pangan daripada rumah tangga usaha dengan persentasenya, rumah tangga pekerja 52,9 persen dan rumah tangga usaha 37,8 persen.

Dua fakta di atas menunjukkan, sektor pertanian menjadi sektor strategis di tengah kesulitan finansial akibat pandemi Covid-19, bahkan menekankan sebagai “tulang punggung” perekonomian nasional.

Pertumbuhan di sub sektor tanaman pangan sebesar 9,23 persen, subsektor hortikultura baru meningkat sebesar 0,86 persen, sub sektor perkebunan sebesar 0,17 persen dan sub sektor peternakan menurun sebesar -1,83 persen.

Pertumbuhan subsektor hortikultura pada periode sebelumnya tergolong tinggi yaitu 6,06 persen pada kuartal II 2019 dan sebesar 2,25 persen di kuartal I 2020. Oleh karena itu, capaian tersebut masih bisa dioptimalkan mengingat hortikultura menjadi kebutuhan primer, seperti komoditas bumbu dapur untuk pelengkap pangan hingga buah-buahan dan empon-empon (biofarmaka) guna meningkatkan imunitas.

Dorongan Sub Sektor Hortikultura

Memasifkan tanaman buah dalam pot (tabulampot) menjadi salah satu upaya untuk menggeliatkan subsektor hortikultura. 

Direktur Buah dan Florikultura Ditjen Hortikultura Kemenerian Pertanian Liferdi Lukman memberikan estimasi tabulampot yang dikembangkan di desa/kelurahan dengan 30.000 kepala keluarga (KK)–setiap KK menanam 20 pohon kelengkeng–dapat menghasilkan omset Rp 18 miliar pada panen di tahun pertama.

Baca juga : Angkasa Pura II Sukses Gairahkan Penerbangan Saat Covid-19

Kemudian, mensosialisasikan pentingnya konsumsi buah dan sayur untuk peningkatan gizi dan kekebalan tubuh, mengingat nilai konsumsi buah dan sayur masyarakat Indonesia masih jauh di bawah Jepang. Hal ini yang menggambarkan preferensi perilaku konsumsi buah dan sayur oleh penduduk Jepang jauh lebih besar dibandingkan nasi, hal ini berbanding terbalik dengan kondisi di Indonesia. 

Berikutnya adalah memotong rantai distribusi dan memberikan bantuan tepat guna komoditas strategis kepada petani agar harga sayur dan buah terjangkau. Pangkalnya, rendahnya pendapatan per kapita menjadi salah satu faktor kecilnya tingkat konsumsi buah dan sayur di Tanah Air.

Selain itu, fokus dalam mengembangkan komoditas strategis dan meningkatkan kualitasnya melalui budidaya ramah lingkungan. Sehingga, arah pembangunan terorientasi secara struktur dan masif. Dengan demikian, energi dan sumber daya yang “dipertaruhkan” tidak begitu besar, tetapi hasil yang diperoleh maksimal.

Berdasarkan data BPS 2019, Indonesia memproduksi 24.394.107 ton buah, dimana pisang sebesar 30 persen, mangga sebesar 12 persen, jeruk sebesar 10 persen, nanas sebesar 9 persen, durian sebesar 5 persen, pepaya sebesar 4 persen dan buah-buahan lainnya sebesar 30 persen.

Sedangkan sayur mayur, Indonesia telah memproduksi 12.772.982 ton. Perinciannya, bawang merah sebesar 12 persen, cabe rawit dan kubis masing-masing sebesar 11 persen, cabe besar dan kentang masing-masing sebesar 10 persen, tomat sebesar 8 persen serta komoditas lain sebesar 38 persen.

Untuk produksi komoditas biofarmaka sebesar 619.561.674 kg, terdiri dari kunyit sebesar 31 persen, jahe sebesar 28 persen, kapulaga sebesar 12 persen, kencur dan temulawak masing-masing sebesar 5 persen serta lain-lain sebesar 19 persen. Adapun komoditas florikultura telah diproduksi sebesar 898.895.815 tangkai, mencakup krisan sebesar 52 persen, mawar sebesar 24 persen, sedap malam sebesar 14 persen, gerbera sebesar 3 persen dan lain-lain  sebesar 7 persen.

Dukungan Riset

Baca juga : Pengamat: Sektor Pertanian Bisa Selamatkan Ekonomi Saat Pandemi

Selanjutnya, memberi dukungan terhadap riset dan inovasi sektor pertanian agar melahirkan varietas unggul, peningkatan produktivitas dan perbaikan kualitas produk serta keberlanjutan ketersediaan. Ini perlu menjadi perhatian mengingat alokasi anggaran untuk riset dan pengembangan di Tanah Air masih tertinggal dibandingkan negara-negara lain, termasuk di sektor pertanian.

Pendampingan dan penyuluhan kepada para petani akan menjadi strategi katalisator. Upaya ini memiliki peran vital karena petani merupakan motor penggerak utama sektor pertanian.

Tanaman hias (florikultura) pun berpeluang menjadi penjaga daya tahan ekonomi lantaran sebagian masyarakat masih bertahan beraktivitas di dalam rumah saat pelonggaran diizinkan pemerintah pada masa adaptasi kebiasaan baru (new normal).

Menurut Psikolog Ratih Zulhaqqi, berkebun dapat menimbulkan efek kepuasan tersendiri dan memberikan kebahagiaan. Manfaat lainnya, menjadi alternatif kegiatan Bersama dengan anggota keluarga dibandingkan bermain gawai.

Tanpa mengecilkan dampak pandemi Covid-19 terhadap tatanan kehidupan masyarakat, tetapi jika seluruh strategi yang terukur, terencana, dan sistematis dilakukan dengan baik dan optimal niscaya mampu kembali mengangkat wibawa sektor pertanian dan khususnya sub sektor hortikultura Indonesia di kancah global. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.