Dark/Light Mode

Wamendes PDTT Budi Arie Setiadi

Pertanian Organik Bisnis Masa Depan, Pemuda Harus Ambil Bagian

Kamis, 17 September 2020 14:35 WIB
Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi (tengah) di sela kunjungan di lahan pertanian organik Boja Farm, Bogor, Jawa Barat, Kamis (17/9) (Foto: Humas Desa PDTT)
Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi (tengah) di sela kunjungan di lahan pertanian organik Boja Farm, Bogor, Jawa Barat, Kamis (17/9) (Foto: Humas Desa PDTT)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sudah saatnya, penyediaan bahan pangan nasional naik kelas dalam hal kualitas. Indonesia mesti bekerja keras untuk menyediakan pasokan yang dibutuhkan di masa depan, seperti bahan pangan organik.

Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Budi Arie Setiadi menjelaskan, masyarakat tidak hanya butuh kenyang atau terpenuhi kebutuhan pangannya. Di sisi lain, bahan pangan masyarakat juga harus membawa dampak langsung pada kesehatan.

"Pertanian organik adalah bisnis masa depan," kata Wamendes Budi Arie Setiadi di tengah kunjungan di lahan pertanian organik Boja Farm, Bogor, Jawa Barat, Kamis (17/9). 

Boja Farm kini sudah mengekspor hasil pertanian organik.

Baca juga : Budi Arie Minta Kades Libatkan Anak Muda Untuk Bangun Desa

Dalam kunjungan itu Wamendes Budi Arie Setiadi juga didampingi Wadirut BNI Adi Sulistiawati dan Direktur PUED Kemendes PDTT.

Menurut Budi Arie, pertumbuhan produksi pertanian organik saat ini berkisar antara 12 hingga 16 persen per tahun, dari total produksi pertanian dunia. Peningkatan ini terjadi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

Desa-desa harus menjadi penggerak utama pertanian organik. Cara berpikir dalam bercocok tanam harus mengarah pada kebutuhan pasar, tidak hanya untuk kebutuhan pribadi petani.

Budi Arie yakin, tidak terlalu sulit mendapatkan akses pembiayaan produksi bahan pangan organik berikut pasarnya.

Baca juga : Saran Aja Nih... Buang Ego, Bermusyawarah Lebih Baik

" Saya hadir bersama Wadirut BNI, karena bank pemerintah punya komitmen dan tugas untuk menyalurkan KUR dengan bunga 6 persen per tahun," jelas Budi Arie. 

Pasar hasil pertanian organik didominasi di perkotaan. Terutama, kalangan masyarakat menengah ke atas. Budi Arie yakin, dengan kerja keras dan strategi yang jelas, masyarakat desa dan BumDes bisa mewujudkan pertanian organik.

"Akademisi dan peneliti di Indonesia mesti mengadakan riset yang mendalam untuk memproduksi bio pestisida. Pupuk tersebut sangat dibutuhkan dalam menunjang pertanian organik. Tak kalah penting, kaum muda di desa harus dilibatkan," papar Budi Arie.

Ia mengaku prihatin, lantaran hanya 3,5 persen pemuda yang ingin bekerja di sektor pertanian. Padahal, pemuda adalah penggerak di semua bidang, termasuk pertanian.

Baca juga : Kementan Gelar Sosialisasi Pelaksanaan Kurban Di Masa Pandemi

"Orang tua harus digantikan oleh yang muda. Regenerasi petani muda menjadi penting. Dan ingat, jadi petani itu keren!" tandas Budi Arie. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.