Dark/Light Mode

Temuan TGPF, Aparat Diduga Terlibat Penembakan Pendeta

Mahfud Tak Pandang Bulu

Kamis, 22 Oktober 2020 07:09 WIB
Menko Polhukam Mahfud MD menerima Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus penembakan Intan Jaya, Benny Mamoto (kiri) di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, kemarin. (Foto: Kemenko Dok. Polhukam)
Menko Polhukam Mahfud MD menerima Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus penembakan Intan Jaya, Benny Mamoto (kiri) di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, kemarin. (Foto: Kemenko Dok. Polhukam)

 Sebelumnya 
Mahfud meminta bantuan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) untuk mengawal proses tersebut. 

Sementara, yang menyangkut hukum administrasi negara, Mahfud menyerahkan kepada institusi terkait untuk diselesaikan. "Agar mengambil tindakan sesuai hukum yang berlaku pula," titahnya.

Baca juga : Kembangkan Wirausaha, Kemenpora Tekankan Pemuda Kuasai Teknologi

Sejalan dengan temuan-temuan ini, Mahfud merekomendasikan daerah-daerah yang masih kosong dari aparat pertahanan keamanan organik, supaya segera dilengkapi. 

Bagaimana tanggapan Polri? Korps baju cokelat menyatakan menghormati temuan TGPF. "Polri sesuai fakta hukum berjalan saja. Beliau kan TGPF, silakan kita kan masing-masing," ujar Karopenmas Polri, Brigjen Awi Setiyono, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, kemarin. 

Baca juga : KAI Tuntut Pemilik dan Pengemudi Truk Semen

TNI pun menanggapi sama; menghormati hasil investigasi TGPF. Kapen Kogabwilhan III Kol Czi IGN Suriastawa menyatakan, TNI menjunjung supremasi hukum. Korps baju loreng memastikan tak akan menutupi tindakan oknum personelnya yang melanggar hukum. "Ini merupakan komitmen pimpinan TNI untuk menjadikan TNI sebagai institusi yang taat hukum," tegasnya. 

Proses hukum terhadap oknum personel TNI yang melakukan pelanggaran bisa dilakukan karena identitas personel, kesatuan, dan garis komandonya jelas. Prosesnya berujung pada pengadilan militer. 

Baca juga : Kembangkan Perbankan Digital, Mandiri Tingkatkan Kolaborasi

Tapi, dia mengingatkan, tidak tertutup kemungkinan KKB yang merupakan pelaku penembakan tersebut. "Apalagi sesaat setelah insiden penembakan terhadap TGPF, Jumat (9/10), KKB mengaku bertanggung jawab, sekaligus menolak keberadaan TGPF berikut hasilnya," tutur Suriastawa. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.